memasuki tubuh figuran ( di rvs )

3.8K 160 17
                                    


"Sialan, gelap banget di sini—udah kayak muka mantan," gumam Athena sambil berkedip, mencoba melihat sesuatu dalam kegelapan total.

Gadis itu merasa aneh dengan tempat yang sedang dihuni. Dia ingat betul sebelumnya dia berada di balkon—atau jangan-jangan, dia buta karena cahaya yang tiba-tiba lenyap.

"Oh, tidak. Ini mimpi buruk," pikirnya panik. Tangannya yang ramping meraba-raba permukaan yang halus, lembut, dan bertekstur di sekitarnya.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh."

Dengan perlahan, Athena mulai menyingkap selimut yang menyelimutinya. Dia berjalan perlahan, merasa tersesat di dalam kegelapan. Jika benar ini balkon, dia takut kalau-kalau salah langkah dan jatuh.

Kepalanya mulai terasa pusing, dan napasnya sesak. Serangan panik mulai menyerang. Langkah Athena semakin tergesa hingga dia menabrak sebuah vas bunga, yang jatuh dan pecah.

PYARR...

Gadis itu terdiam, takut pecahan beling itu akan melukai kakinya. Dengan hati-hati, dia mundur dan memilih duduk di lantai yang dingin.

"Apa yang kau lakukan?" suara berat itu tiba-tiba menggema di telinganya, menambah kecemasannya.

Athena mencoba mencari asal suara itu, tapi nihil. Hanya suara langkah kaki yang semakin mendekat membuat jantungnya berdebar semakin cepat.

"Nyx, kau bisu?"

"Nyx siapa, anjir?" pikir Athena dengan bingung, menoleh ke kanan dan kiri, waspada karena atmosfer di sekitar semakin menekan.

Tiba-tiba, tangan kasar menarik lehernya ke depan dengan keras.

"Akh... Sakit, bangsat! Siapa sih lo, njing?" Athena merasa benar-benar dipermalukan. Dia tak bisa melihat dan merasa tak mampu melawan.

"Diam, Sayang. Mulutmu sudah hampir menyamai sampah, ya, Putriku?"

Click.

Lampu menyala terang benderang, membuat Athena harus menutup matanya dari cahaya yang menyilaukan. Begitu dia membuka mata, surai merah menyala tampak di depannya. "Sialan... Itu Demonic." Athena menatap pria di hadapannya tanpa berkedip.

Dia tertegun. Ini pasti gila. Tidak mungkin dia ada di dimensi yang sama dengan karakter komik. Tapi ruangan ini... persis seperti kamar Demonic yang dilukiskan dalam komik itu.

"Sepertinya pelayanmu itu tak punya cukup kekuatan ya untuk menolong jalang satu ini," Demonic berdiri, menatapnya dengan pandangan tajam dan angkuh. "Pergi ke kamarmu, Nyx, atau kau akan terkurung di sini selamanya."

Athena berdiri dengan kaki gemetar dan langsung berlari keluar ruangan. Jangan salah, Athena memang ketakutan—takut tak bisa keluar dari sini hidup-hidup.

Sebagai pembaca setia, dia tahu betul kegilaan semua tokoh di sini.

Membuka pintu dengan ornamen emas, Athena masuk ke dalam kamar Nyx.

"Sialan! Gue pindah dimensi beneran!" Athena mengusap wajahnya, frustrasi. Dia menatap kamar yang didominasi warna krem dan putih, tahu persis bahwa Nyx sangat takut dengan hal-hal yang berbau gelap.

Dia menyadari bahwa dia masuk di chapter lima puluh lima, dan sialnya lagi, komik ini belum tamat. Menurut rumor, komik ini baru akan tamat di chapter dua ratusan.

Athena menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri. "Tenang... Oke, tenang."

"Tapi mana bisa tenang? Walaupun belum semua tokoh muncul, sebagian besar tokoh utama dan antagonis sudah ada di sini," gumamnya, sambil menarik rambutnya yang berwarna emas.

Masuk ke kamar mandi, Athena melepas semua pakaiannya. Satu-satunya jalan untuk menenangkan otaknya yang sudah mengepul ini hanyalah berendam. Dia masuk ke bathtub yang sudah terisi air hangat. Entah siapa yang menyiapkannya, tapi Athena tidak terlalu peduli.

Pikirannya mulai rileks, tatapannya kosong menatap langit-langit kamar mandi, membayangkan nasib suram yang mungkin menantinya di dunia ini.

Athena menambahkan sabun ke dalam air, membuat busa yang menutupi tubuh mungilnya.

"Sujud syukur lo, Nyx, Demonic nggak punya minat sama lo. Kalau sampai dia masang CCTV di kamar ini, habislah gue," gumam Athena pelan. Satu-satunya ruangan yang sedikit terjaga privasinya di mansion ini adalah kamar Nyx. Tapi bahkan Demonic mungkin tahu bahwa Nyx sering dilecehkan pelayannya sendiri.

Athena—atau sekarang kita bisa memanggilnya Nyx—keluar dari bathtub dan mengenakan jubah mandinya. Tangan lentiknya mengambil jam dan mematikan alarm yang terpasang di pukul lima pagi.

Kalian bisa bayangkan jam berapa pertengkaran mereka tadi terjadi.

Yah, jam satu dini hari, Demonic menyeret Nyx keluar dari kamarnya sendiri dan mengurungnya selama empat jam di kegelapan. Tragis, mengingat Nyx memiliki nyctophobia.

Bayangkan jika di chapter selanjutnya, Nyx yang figuran ini mati karena ketakutannya sendiri.

Kling.

Sebuah notifikasi masuk. Tapi sebelum sempat ia buka, pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sosok Demonic yang sudah mengenakan jas kebesarannya. Pria itu mendekat dengan satu set pakaian di tangan, wajahnya terlihat lelah, kurang tidur.

Demonic mendekati Nyx, membawa pakaian. Nyx yang tidak terbiasa menatapnya dalam jarak sedekat ini langsung panik. Sial, dia lupa kalau dirinya adalah "boneka pribadi" Demonic, dan setiap hari Demonic yang mengatur semua hal termasuk pakaiannya.

Dan satu hal lagi, Demonic adalah pria dengan banyak topeng tergantung pada suasana hatinya. Dia bisa manja, tapi bisa juga berbahaya.

Nyx terdiam, mulutnya terasa kelu. Sial, dia baru saja dilecehkan, dan jubah mandinya dibuka.

Lebih baik kita skip saja. Nyx mungkin akan lebih malu lagi.

"Sayang."

"I-Iya, Ayah..." Sial, mulut Nyx sudah seperti sugar baby-nya.

No One's Doll [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang