***
Liburan telah berakhir, dan Senja serta teman-temannya kembali ke rutinitas mereka. Namun, ada kabar besar yang menyentuh hati mereka semua—Gisella akan pergi ke New York untuk mendaftar di Universitas Internasional New York. Orang tua Gisella yang bekerja di sana juga akan berpindah ke Amerika, sehingga Gisella harus berangkat bersama mereka.
Pada pagi hari sebelum keberangkatannya, Gisella mengundang Senja, Lexa, Vanya, dan beberapa teman dekat lainnya untuk berkumpul di rumahnya. Mereka berkumpul di ruang tamu, dan suasana terasa penuh emosi.
"Guys, gue cuma mau ngucapin terima kasih banyak atas semua kenangan yang udah kita buat bareng. Gue bakal sangat merindukan kalian," kata Gisella dengan suara bergetar, sambil tersenyum.
Senja menggenggam tangan Gisella. "Gis, kita semua pasti akan merindukan kamu. Tapi gue yakin ini adalah langkah besar yang bagus buat kamu."
"Benar, kamu sudah mempersiapkan ini dengan sangat baik. New York bakal jadi petualangan yang luar biasa," tambah Lexa dengan penuh dukungan.
Vanya, yang biasanya ceria, tampak lebih serius. "Jangan lupa, kita akan selalu ada di sini untuk kamu. Dan kita harus selalu update satu sama lain tentang kegiatan kita."
Gisella mengangguk, berusaha menahan air mata. "Tentu. Gue janji akan selalu memberi kabar dan berbagi cerita dari sana."
Sebelum keberangkatan, mereka mengadakan pesta kecil untuk merayakan perjalanan Gisella. Mereka menikmati makanan, musik, dan berbagi kenangan indah yang telah mereka lalui bersama.
Saat hari keberangkatan tiba, Gisella memeluk satu per satu temannya dengan erat. "Ini adalah saat yang sulit untuk gue, tapi gue tahu kalian mendukung gue sepenuhnya. Terima kasih telah menjadi teman-teman terbaik yang pernah gue punya."
Senja, yang sudah menyiapkan sebuah album foto kecil sebagai kenang-kenangan, memberikan album itu kepada Gisella. "Ini buat kamu. Agar kamu selalu ingat kenangan-kenangan kita meskipun jauh di sana."
Gisella menerima album dengan mata berkaca-kaca. "Ini sangat berarti buat gue. Terima kasih, Senja."
Akhirnya, Gisella menaiki mobil yang akan membawanya ke bandara, dan Senja serta teman-temannya berdiri di depan rumah Gisella, melambaikan tangan. "Semoga perjalananmu lancar, Gis. Jangan lupa kabarin kita setelah sampai di sana," ucap Lexa dengan senyum penuh harapan.
"Selamat tinggal dan sukses untuk masa depanmu. Kami akan selalu mendukungmu dari sini," tambah Vanya.
Gisella melambaikan tangan untuk terakhir kalinya sebelum mobilnya melaju menjauh. Dalam hatinya, dia merasa campur aduk antara senang dan sedih. Meskipun dia akan merindukan teman-temannya, dia tahu bahwa ini adalah kesempatan besar untuk masa depannya.
Senja dan teman-temannya kembali ke rumah mereka masing-masing dengan perasaan campur aduk. Meskipun mereka merasa kehilangan Gisella, mereka juga merasa bangga dengan keberaniannya untuk mengambil langkah besar ini.
Dengan Gisella yang memulai babak baru di New York, teman-temannya tetap bertekad untuk menjaga persahabatan mereka. Mereka tahu bahwa meskipun mereka terpisah oleh jarak, kenangan dan ikatan yang mereka miliki akan selalu menyatukan mereka.
***
Senja dan teman-temannya melanjutkan kehidupan mereka, berfokus pada impian dan tujuan mereka masing-masing, sambil selalu menyimpan kenangan indah bersama Gisella dalam hati mereka. Perpisahan ini hanyalah sebuah awal dari perjalanan baru yang penuh harapan dan kemungkinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Angkasa ( END✅ )
RomanceAriana Senja Alexander. cewek yang periang, cantik dan baik hati. Seorang Senja mampu memikat semua orang dengan ketulusan hatinya. Akankah seorang Ariana Senja Alexander mampu meluluhkan bongkahan es yang ada dalam diri seoarang Angkasa Lavendra Bi...