3

120 17 4
                                    





Seperti biasa ygy, Megumi ikut konflik dalam drama ku lagi wakakak.

Entahlah, aku merasa gege lebih niat bikin Megumi daripda Yuuji. But, aku merasa kehadiran Megumi justru bisa jadi pisau sekaligus perisai di cerita ini..







.
.
.





Perlahan jemari Yuuji mulai gemetar. Jantungnya berdebar begitu kencang. Nafasnya memburu dan pandangannya menyempit. Bahkan meski banyak orang disekitar nya, Yuuji tak bisa melihat siapa-siapa selain Sukuna.

Batin Yuuji menjerit-jerit. 'Mati! Mati! Aku akan mati! Sukuna-nii sama akan membunuhku! Aku akan mati! Aku akan--'

"Bisa tolong lepaskan tanganmu dari pasanganku?!"

Suara Gojo perlahan menusuk mencari celah diantara dengingan suara milik Sukuna. Yuuji merasakan sakit di telinganya dan suara bunyi bip yang keras hingga tak terdengar apa-apa lagi, perlahan kesadarannya mulai pudar dan dunianya menjadi gelap.

Yuuji jatuh pingsan.

Hanya dengan sebuah gertakan kecil dari kakaknya.





.
.
.





"Uh.." Yuuji bangkit dari futon hangat yang menyelimuti tubuhnya dan memegangi kepalanya yang pusing. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi tapi itu hanya membuat kepalanya semakin sakit.

"Sudah baikan?"

Yuuji menatap sumber suara itu. "Go-gojo-san, apa yang terjadi?"

"Kamu pingsan." Ia menjelaskan dengan santai. Menuangkan secangkir teh dengan penuh perhatian dan menempatkannya di depan Yuuji. "Minumlah dulu."

Yuuji memegang cangkir itu dengan gamang. Seingatnya, ia hampir di cekik oleh Sukuna. Ketakutan menguasai dirinya dan kemudian dunianya menggelap. "Ku kira aku akan mati."

Gojo menatap dengan tatapan sedikit khawatir. "Maaf. Harusnya aku tak menyeretmu kesini. Aku tidak tahu bahwa hubungan kalian... Serumit itu.." Gojo menunduk dengan penuh penyesalan. Mengingat kejadian sebelumnya.







//

"Bisa tolong lepas tanganmu dari pasanganku?" Gojo menahan tangan Sukuna. Berusaha melepaskan pakaian Yuuji dari cengkraman kakaknya. Namun belum Sukuna meluapkan amarahnya, Yuuji sudah terjatuh pingsan. Gojo refleks memegangi tubuh gadis itu dan mendekapnya. Amarah Sukuna makin tersulut saat melihatnya.

"Siapa yang mengizinkan mu disentuh orang lain, pelacur sialan!" Sukuna mendesis marah. Semua orang langsung menahannya begitu melihat ia seperti akan mencekik adiknya sendiri. Beberapa pengurus istana bahkan sampai berkumpul untuk menghentikan nya.

"INI KECURANGAN! GADIS ITU- AKU TAK PERNAH MENGIZINKAN NYA DATANG KESINI! DISKUALIFIKASI DIA SEKARANG JUGA!"

"mohon tenang, Sukuna-sama!" Beberapa pelayan menghalau nya untuk berontak lebih jauh. Melihat itu Utahime pun turun dan berusaha merelai mereka.

"Tapi kompetisi ini tidak memerlukan persetujuan keluarga. Lagipula, ini adalah persaingan yang terhormat. Sepertinya kamu punya alasan logis kenapa tak mengizinkan saudaramu berkompetisi." Utahime menatap tajam. "Bisa kamu jelaskan itu sekarang? Jika tidak maka tak ada alasan bagi kami untuk mengeluarkan nya."

Wajah Sukuna mengeras saat semua orang melihatnya. Mempertanyakan hal yang selama ini tak pernah ada jawabannya. Ia mengepalkan tinjunya. Menatap tajam ke arah Gojo sebelum mengeluarkan nafas kasar. "Jadi begitu caramu membalasku? Kh- kamu mungkin berpikir aku akan mempermalukan diriku saat tahu kau menggunakan adikku untuk membalasku." Ia menatap Gojo dengan tatapan dengki. "Tapi anak itu bahkan bukan ketakutan terbesarku. Dia pecundang. Hanya jalang kecil yang tidak bisa apa-apa. Lihat saja, kau akan mempermalukan dirimu sendiri dengan mengikutsertakan dia dalam kompetisi ini." Sukuna berbalik dan kembali ke tempatnya di sisi Megumi. Tak sedikit pun raut wajahnya terlihat khawatir melihat adiknya terkulai tak sadarkan diri di pelukan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Metanoia | Sukuita | Goyuu |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang