i.

1K 127 22
                                    

🍯🍯🍯

"Hey, babe. Udah makan?"

"Stop calling me that, Hyuck. Fans lo cemburu tuh."

"Hahaha. Gak mungkin lah. Ada juga bodyguard lo yang cemburu. Liat, matanya udah kayak sinar laser."

Dua primadona kampus berjalan berdampingan usai kelas Sociolinguistic yang dibawakan dosen cantik bernama Lim berakhir tepat pukul 1 siang. Dan seperti biasa, kehadiran keduanya langsung menarik perhatian banyak orang. Mereka berbisik, menyebarkan gosip, ada juga yang diam-diam mengumpat karena iri ingin berada di posisi salah satu di antara mereka.

Renjun dikenal sebagai omega menawan dengan tubuh ramping, tinggi semampai, dan wajah yang rupawan. Penampilannya bisa membuat siapa saja terhipnotis, apalagi setiap kali ia menguntai senyuman manis di wajahnya. Dengan wajah bak model, tidak ada yang mengetahui kalau Renjun datang dari keluarga biasa-biasa saja.

Berbeda dengan Donghyuck yang dikenal sebagai alpha dari keluarga berada. Old money yang diidolakan banyak orang. Wajah tampan, atlet basket dengan kulit bak karamel manis yang membuat siapa saja jatuh hati dengan sukarela.

Ada yang ingin menjadi Renjun agar bisa bersandar pada bahu lebar Donghyuck. Ada juga yang ingin menjadi Donghyuck agar bisa merangkul pinggang ramping milik Renjun.

Meski tampak seperti sepasang kekasih, keduanya hanya berteman. Terdengar konyol bukan? Dengan gesture yang mereka perlihatkan, dengan perhatian yang diberikan. Hubungan keduanya hanya sebatas teman dekat.

"Bodyguard gue gak pernah ya manggil baby-baby." Renjun mendorong tubuh Donghyuck agar sedikit menjauh beberapa senti. Tapi percuma. Tubuh tegap itu bak magnet yang menemukan kutubnya, kembali ke sisi Renjun dalam hitungan detik. Donghyuck tertawa mendengar jawaban sang omega, dan merangkul bahu Renjun dengan penuh afeksi.

"Jadi gak mau nih gue panggil baby?"

"Emang sejak kapan gue mau?"

"Hahahaha. Well you never refused, so why now?"

Wajah Renjun merona dan Donghyuck menyadari itu. Ia menyeringai lalu berbisik menggoda.

"Easy baby, I reserve this nickname only for you."

Dan Renjun tertawa demi menutupi wajahnya yang memerah. Ia tertawa cukup keras hingga beberapa pasang mata melirik ke arah mereka.

"You and your sweet mouth. Do I look like a fool? Sana ah, gue mau pesen makan dulu." Renjun sekali lagi mendorong tubuh Donghyuck dan si atlet basket kali ini menjauh sambil mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. Menyerah karena Renjun tentu saja tidak akan percaya dengan bualannya.

"Gue di meja biasa ya, BABE." Donghyuck dengan sengaja berteriak dan memberikan tekanan pada nama panggilan menggemaskan yang membuat beberapa orang menahan nafas saat mendengarnya. Renjun hanya bisa menatap kesal lalu mengangkat jari tengah ke arah Donghyuck.

Tidak ada yang sepenuhnya tahu apa yang terjadi di antara keduanya. Teman tapi mesra? Kekasih? Atau hanya sekadar kelakar semata. Kabar simpang-siur menyebar tentang hubungan yang dijalin Renjun dan Donghyuck.

Ada yang bilang mereka sudah dijodohkan sejak kecil dan akan menikah. Gosip lain mengatakan kalau Donghyuck adalah mantan cinta pertama Renjun yang tidak bisa dilupakan oleh sang omega. Tapi tentu saja tidak ada satupun yang benar. Baik Renjun dan Donghyuck juga tak berniat meluruskan kabar burung tersebut.

"Buat apa? Kayak selebriti aja bikin klarifikasi." Kata Donghyuck di suatu senja. Renjun saat itu hanya bisa cemberut dan memeluk kedua lututnya. Lelah dengan bisik-bisik yang ia dengar di kamar mandi kampus.

Honey MarmaladeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang