Maaf

1.1K 15 0
                                    

Ali POV
Sepulang dari kafe bersama teman temanku, aku menjatuhkan tubuhku di ranjang, hari ini aku lelah, lelah fisik maupun pikiran. Lelah fisik karna dari pagi sampai saat ini tengah malam aku baru bisa beristirahat, lelah pikiran karna sedari tadi aku memikirkan Prilly yang belum ada kabar, entah aku harus marah padanya atau bagaimana, aku sudah tidak peduli padanya karna sudah terlalu lelah tubuhku hari ini.
Tiba2 hpku berdering, telpon dari Prilly, kubiarkan sampai berkali kali dia menelfon baru ku angkat, kubiarkan dia merasakan rasanya di acuhkan seharian ini. Ku angkat teponnya dengan malas.

"Hmm..." jawabku di telpon

"Honey, hehehe, udah tidur ya, maaf aku gak ngabarin kamu seharian ini yaa, km pasti marah ya, aku tadi pulang kuliah langsung pergi ke mall sama Gritte, tadinya aku mau kabarin kamu setelah aku sampe di mall tapi aku lupa karna aku keasikan belanja sama Gritte, aku juga gak liat hp td jadi gak jawab telfon kamu, maafin aku ya honey.." jelas prilly panjang lebar untuk menghindari omelanku pastinya

"Terserah kamu.. aku males, cape mau tidur, besok km ke kampus sendiri, aku males kuliah" jawabku ketus

"Loh kok git...." kumatikan telpon begitu saja.
Aku sudah malas mendengar alasannya, aku ingin memberinya pelajaran untuk hari ini, enak saja dia meminta maaf dengan gampangnya.

••••••••••••••
Author POV
Esok paginya Prilly sudah bersiap untuk berangkat kuliah seperti biasa, namun tidak seperti biasanya Ali pagi ini tidak menghubunginya sama sekali, biasanya dia akan membangunkan Prilly untuk berangkat kuliah, mungkin kejadian semalam membuat Ali masih ngambek pada Prilly.

"Duh gw brangkat sendiri dong naik taksi, Ali marah bgt ni pasti sm gw, tadi pagi aja belum hubungin gw sama skali sampe skrg" ucap Prilly dalam hati saat sudah di dalam taksi menuju kampus.

••••Skip selesai kuliah••••

Begitu kelasku selesai. Aku langsung keluar menuju depan kampus mencari taksi dan menuju ke rumah Ali, biasanya dengan aku mendatanginya langsung Ali akan luluh dan tidak ngambek lagi padaku.

••••Skip rumah Ali••••
Sesampai dirumah Ali, aku langsung masuk seperti biasanya ku lakukan, aku bertemu dengan mama Resi di dapur,

"Mam, Ali dirumah gak? Masih tidur ya?" Tanyaku langsung pada mama Resi

"Eh Prill, daritadi Ali dikamar trs tuh gamau kluar, mam udah bangunin buat kuliah tp katanya males, di suru makan juga katanya nanti aja gak laper gitu, coba kamu samperin gih prill.." jelas mama Resi panjang lebar.

"Hhmmm, ya udah mam aku ke kamar Ali ya.." pamitku pada mama Resi dan langsung menuju ke kamar Ali di lantai dua.

Ku ketok pintu kamar Ali berulang kali namun tak ada jawaban, aku buka pintunya perlahan dan masuk ke kamarnya,
"Honey, bangun dong.. udah siang niih.. hehe" aku membangunkanya dengan memasang ekspresi semanis mungkin agar membuat dia luluh. Namun dia tak kunjung bangun.

"Honey... banguuunnnn.." ku guncangkan badanya sedikit, masih tak ada respon. Aku mengecup kening dan bibirnya sekilas, dan berhasil !

"Mmmhhhhh...." gumam Ali kaget saat mendapat kecupan dariku, dia membuka matanya sedikit dan melihatku

Aku memasang senyum semanis mungkin saat dia melihatku. Namun gagal!

"Ngapain?" Katanya ketus sambil berbalik badan memunggungiku.

"Honey... bangun dulu dong, mandi trs kamu makan, kata mam kamu gamau makan.." mohonku padanya tapi tak di gubris sama sekali.

"Males, pulang aja sana, aku masih ngantuk." Sahutnya jutek tanpa memalingkan wajah sedikitpun.

"Gamau honeyy, maafin akuuu, jgn marah terus dong.." rajukku padanya, berharap hatinya luluh.

Hening.....
Entah dia sudah tertidur lagi atau memang malas menanggapiku, aku hanya duduk terdiam di samping ranjangnya memandanginya yg entah tertidur atau hanya berpura pura.

Beberapa saat kemudian Ali terbangun, dia mengucek matanya dan menuju kamar mandi tanpa mempedulikan keberadaanku. 15 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi, ternyata habis mandi, dia turun keluar kamar tanpa menghiraukanku sama sekali. Aku mengikutinya berjalan menuju dapur, mungkin dia lapar.

"Eh li udah mau bangun, klo Prilly yg bangunin aja km baru mau bangun ckck" kata mama Resi sambil menyiapkan masakan untuk makan siang ke meja makan. Ali hanya bergumam menanggapi mamanya, dia mengambul piring dan langsung makan, dia seperti menganggapku tidak ada. Ah ya sudahlah, beginilah resiko jika Ali sedang marah, toh aku juga yang membuatnya marah.

Usai makan kudengar handphone Ali berdering dan dia mengangkatnya,

"Kenapa dik?" Ucapnya saat mengangkat telpon, mungkin dari dika

"............"

"Boleh banget, gue lagi BETE banget nih, di tempat biasa kan?" Ucapnya menekankan kata BETE sambil menatapku tajam.

".............."

"Ya udah sampe ketemu disana" ucapnya di akhir telepon.

"Honey, dika ya yg telfon? Ngajakin kumpul kaya biasa?" Aku mencoba mengajaknya bicara. Saat ini kamu sedang duduk di ruang tv, Ali hanya diam dan menonton tv sedangkan aku hanya memandangnya meminta belas kasihan maaf sedari tadi.

"Hmmmm..." hanya gumaman itu yg sedari tadi di ucapkanya ketika menanggapiku berbicara.

"Oohh, " aku coba membalas gumamannya, aku beranjak dari sofa ruang tv, ak memutuskan untuk pulang saja.

"Mau kemana?" Tanyanya menahan tanganku,

"Pulang" jawabku ketus

"Ikut kumpul dulu sama anak2, nanti aku anter pulang" ucapnya sambil berdiri mengambil kunci mobil dan menggandeng tanganku namun masih saja dengan ekspresi yang datar tanpa menatapku.

"Terserah.." ucapku tak kalah datarnya, dan usahaku sedikit berhasil, dia sudah mulai luluh, bahkan sudah menggandeng tanganku walaupun ekspresi wajahnya masih sangat datar.

Pernikahan IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang