setelah selesai makan malam, nasya membereskan area mejanya, dan berdiri ingin beranjak dari dapur.
"aku ke kamar dulu ya" ucap nasya.
"ehhh, jangan marah lagi dong.. nanti mama gantiin, masa keponakannya mau, malah ga ngalah.." jawab nadira.
"ngalah?! mama... itu tuh balon dari kevin!! hiih.. mama mah.. kan udah asya bilang... kalo mau ambil barang asya, jangan yang di kamar.... huaaaa" nasya kembali menangis, ia menangisi balon yang di belikan kevin.
"iya iya.. maaff, mama kan gatau.. soalnya kasa masuk kamar kamu.. terus bawa balon, yaudah mama kasih" mendengar alasan itu, nasya malah menangis lebih kencang.
"asya mau balon itu lagiii!! asya datengin bang mudra ke kalimantan.." ucap nasya.
"jangan dong, sayaangg.. ayolah.. nanti mama beliin yang baruu, ya.." nadira mendapatkan gelengan cepat. menandakan nasya tidak mau.
"nasya.. udah, kasian mama.. nanti papa beliin.. ama boneka, ya?"
"GAK!!... ITU BUKAN BALON ASYA. ASYA MAU BALON ASYA BALIKK!!"
nasya menangis semakin kencang, membuat harimau yang berjaga di rumahnya terbangun.
"ASYAAA!! KAKAK LAGI TIDUR..," teriak bella dari kamar.
"BERISIK" balas nasya.
bella membuka kunci kamar nya, berjalan mendekati nasya.
"kamu kenapa sih?! balik dari pasar malah begini.. kamu ketuker ya? sama penjual nya?" tanya bella berniat bercanda.
"ga lucu!!" jawab nasya masih dengan tangisan nya.
"terus kenapa? di marahin? karna salah beli?" nasya menggeleng.
"telat pulang?" ia menggeleng lagi.
"kena lumpur? kotor?"
"enggak!!,"
"terus adiknya kabell kenapa?" tanya bella mencoba lembut, agar tangisan sang adik tidak semakin kencang, dan membangunkan pak rt.
"balon.. huaaaaa" nasya menjawabnya, namun menangis lagi.
"yaallah.. balon? kakak beliin lagi yang baru, dua kakak kasih.. tapi diem ya.... udah malem, gaenak sama tetangga"
"gamauu!! itu bukan balon dari kevin.." tolak nasya.
nasya memeluk erat kakaknya yang ada di rumah itu, mengeluarkan tangisan nya di dalam pelukan harimau. dan bella pun hanya bisa membalas pelukan nasya, sambil mengusap punggung adiknya itu.
"ma? dari tadi?" kini bella bertanya pada mamanya yang masih terduduk di kursi meja makan.
"iya. dari... habis pulang dari pasar" jawab nadira.
"emang balon dia ke mana?" bella masih belum tau salahnya di mana.
"balon yang bentuknya bebek itukan?" nasya mengangguk.
"balonnya nasya di bawa, kasa.. mama lupa kalo nasya gamau ngasih barang yang ada di dalam kamarnya.." jelas nadira.
wajah bella masih nampak bingung, banyak pertanyaan yang bergantian memenuhi otaknya.
"si kasa.. masuk ke kamar nasya, nah.. pas keluar dia bawa balon, kirain mama balonnya ada di luar, bukan di dalam kamar.. jadi mama kasih aja" jelas sangat papa. membuat wajah bella menjadi netral seperti biasa.
"cengeng" ucap sang kakak menjitak pelan kepala nasya.
"berisik!" nasya melepaskan pelukan dari bella.
ia berlari menuju kamar dan mengunci nya, nasya sedang tak ingin ada urusan sama keluarga nya.
---
bab kali ini emang agak lebay gimana gitu.
nasya kan pernah bilang, kalo dia ga bisa beli barang yang dia pengen beli, kayak waktu kecil.. dan dia ga mau kalo ada barang yang di ambil dari kamarnya.
jadi dia agak gimana sama mamanya, yang main kasih-kasih aja.. walaupun sama cucu sendiri, tapikan itu barang nasya.
apalagi itu di kasih sama 'kevin', yang berarti barang apapun itu, pasti spesial untuk nasya.
VOTE, FOLLOW, AKUN LAIN DI DESK/BIO SHAT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan kamu, jadi kita [on-going]
Fanfictionclash of champions, adalah sebuah perlombaan untuk para anak yang pintar melewati gunung dan samudera. yang di buat oleh ruang guru. •hanya karangan semata. •untuk bersenang senang. •aku udah izin. •jangan di anggap serius. •publish sehari seka...