4

70 8 1
                                    

Di tengah malam yang masih diguyur hujan, Ino berjalan menuju toserba 24 jam di seberang apartemen Sasuke. Udara dingin menyentuh kulitnya, namun ia terus melangkah, mencari sedikit ketenangan di tengah badai yang berkecamuk dalam pikirannya.

"Selamat datang," sapa kasir dengan ramah saat lonceng pintu berdenting pelan.

Ino melangkah ke arah kasir, suaranya terdengar tenang namun lelah. "Tolong, satu bungkus rokok," pintanya.

Setelah mendapatkan rokok, Ino keluar dan menemukan tempat teduh di sebuah halte bus. Ia menyalakan sebatang rokok, mengisapnya perlahan, dan membiarkan asap nikotin mengalir ke paru-parunya, seolah berusaha menenangkan kegelisahan yang terus menghantuinya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia merokok, namun malam ini, rokok itu menjadi satu-satunya pelarian.

Hujan yang dingin mengguyur jalanan yang sepi, dan suara air yang jatuh ke tanah memberikan sedikit ketenangan. Di bawah cahaya redup lampu jalan, Ino merenung, memikirkan semua yang telah terjadi—terutama kata-kata Sasuke-kun yang masih menusuk perasaannya. Bagaimana mungkin dia bisa berbicara begitu dingin?

Ino meraih ponsel dari saku hoodie-nya, jemarinya gemetar sedikit saat mengetik nomor yang sudah sangat ia kenal. Ia menekan tombol panggil dan mendekatkan ponsel ke telinganya.

“Halo, Shizune-nee… bisakah kita bertemu di apartemenku?” suaranya bergetar sedikit, mencoba terdengar tenang meski hatinya masih dilanda badai.

Setelah mendapat jawaban dari Shizune-nee, Ino mengakhiri panggilan dan memasukkan ponselnya kembali. Bus yang ia tunggu akhirnya tiba, membukakan pintunya dengan suara decitan yang khas. Ino masuk ke dalam bus, duduk di dekat jendela, dan memandangi tetesan hujan yang jatuh, merasa seolah-olah dunia luar sedang mencerminkan kekacauan yang ada dalam dirinya.

---

“Apa dia menginjak kucing sampai mati? Apa dia psikopat, hah?!” teriak Shizune dengan nada syok setelah mendengar cerita dari Ino, matanya membulat seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Aku tahu Sasuke bisa keras kepala, tapi ini… ini gila, Ino! Apa yang dia pikirkan?”

Ino hanya diam, tak menjawab pertanyaan dari wanita di depannya. Ia sendiri masih terguncang dengan perubahan sikap Sasuke yang begitu berbeda, begitu asing. Pikirannya masih berputar, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Hatinya terasa berat, seolah-olah dihimpit beban yang tak terlihat. Apakah benar ini Sasuke yang dikenalnya? Pria yang dulu dengan lembut menghapus air matanya, yang pernah menyelamatkannya dari kegelapan? Bagaimana bisa semuanya berubah begitu cepat?

“Dan apa yang kulihat sekarang? Bukankah kamu sudah berhenti merokok sejak dua tahun lalu?” lanjut Shizune, suaranya makin meninggi dengan nada kemarahan yang jelas. “Kamu berjanji pada dirimu sendiri, Ino! Kamu bilang itu bagian dari hidup baru yang lebih sehat, kan? Sekarang lihat dirimu!”

Shizune meraih buku catatan di atas meja dan melemparnya dengan gerakan cepat, menandakan rasa frustrasi dan marahnya. Buku itu berisi surat permintaan maaf yang ditulis Ino untuk Sasuke. “Dan apa ini? Surat permintaan maaf? Sungguh konyol! Sasuke menyuruhmu menulis ini, ya? Kau sedang terkena gaslighting, tahu tidak? Dia memanipulasimu!”

Ino masih tak mampu menjawab. Air mata yang sejak tadi ditahannya mulai menggenang, tapi ia berusaha keras untuk tidak menangis. Kata-kata Shizune menusuk, karena di lubuk hatinya yang terdalam, ia tahu ada kebenaran di balik kemarahan sahabatnya itu.

“Aku kemari karena tidak pernah mendengar kabar darimu lagi. Saat kau menelepon tadi, aku langsung datang untuk memastikan kau baik-baik saja. Tapi apa yang kulihat ini…” kata Shizune dengan suara yang mulai bergetar. Emosi di dadanya membuat ia sulit melanjutkan kalimatnya. Rasanya ada ribuan pertanyaan yang ingin ia lontarkan, ribuan hal yang ingin ia katakan, tapi kata-kata itu tertahan di tenggorokannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

revenge for being let go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang