Chenle dan Jisung sedari tadi terdiam, apalagi saat supir sudah membelokkan mobilnya ke dalam pekarangan rumah mereka.Berbeda dengan Dika dan Dimas yang keliatan sangat antusias melihat betapa megahnya rumah mereka yang bernuansa modern klasik.
"Tuan muda?" Sang supir sempat mengetuk pintu mobil karena sedari tadi Jisung maupun Chenle tidak ada yang beranjak keluar dari mobil.
Dengan ragu Jisung dan Chenle mulai keluar di ikuti oleh Dika dan Dimas yang mengekor di belakang mereka.
"Tuan muda mah beda, ya gak Dim" ujar Dika merangkul pundak Chenle sedangkan Jisung sudah lebih dulu ungu membuka pintu rumah.
"Eemm ayo masuk" gumam Jisung walaupun dirinya sempat melirik ke arah Chenle sebentar.
"Kalian tunggu di sini dulu, kita mau ganti baju sebentar" Jisung dan Chenle membawa mereka ke ruang keluarga tempat biasa mereka berkumpul.
Dengan pelan Chenle menarik tangan Jisung agar mengikutinya dan kebetulan sekali saat mereka naik ke lantai atas mereka berpapasan dengan mamanya yang sepertinya baru saja dari kamar Renjun.
"Udah pulang?" Gumam Wendy namun kedua putranya hanya diam saling melirik.
"Apa ada sesuatu?" Selidiknya melihat tingkah kedua putra bungsunya itu.
"Em ma em k kita bawa temen, tapi bukan kita kok yang ngajak, kita tadi udah nolak tapi mereka maksa mau ngerjain tugas kelompoknya di sini" Chenle menunduk dia takut mamanya akan marah.
Namun ternyata dugaan mereka salah, Wendy justru tersenyum dan mengelus surai kedua putranya.
"Seharusnya kita menolak dengan tegas tadi ma, kita takut mengganggu Renjun hyung nanti" lirih Jisung.
"Gak apa apa, kalau memang mereka mau di sini, kalian bebas bawa temen kok, tapi jangan berisik ya, Renjun hyungnya baru tidur siang" ujar Wendy membuat Chenle dan Jisung sedikit bernafas lega.
"Sana ganti baju dulu, mama mau siapin cemilan buat kalian" Wendy tersenyum menuntun putranya agar segera berganti pakaian sedangkan dirinya akan turun ke dapur.
Dan benar saja di ruang keluarga sudah ada dua remaja yang tengah sibuk melihat sekitar mereka.
"Kalian temannya Chenle dan Jisung ya" Wendy menghampiri mereka berdua yang sedikit terkejut.
"Eh iya tante maaf ya kita gak sopan, em kita ijin ya tante, kita mau ngerjain tugas kelompok di sini" ujar Dika yang hanya bisa tersenyum canggung sesekali menyenggol lengan Dimas yang sedari tadi tidak berkedip menatap ke arah Wendy.
"Gak apa apa kok, anggap rumah sendiri jangan sungkan, tante ke dapur dulu, nanti sebelum ngerjain tugas kalian makan siang dulu ya, tante sudah bilang sama Chenle dan Jisung nanti" setelah mengatakan itu Wendy langsung pergi menuju dapur meninggalkan kedua remaja yang langsung terduduk dengan lemas.
"Cantik banget mama mereka, kayak ngeliat bidadari" gumam Dimas sedangkan Dika di sebelahnya hanya bisa mengangguk setuju.
"Kalian kenapa?"
Chenle dan Jisung baru saja turun dan sudah melihat kedua temannya yang sudah tergeletak lemas di lantai.
"Gak ada, cuma kita baru saja melihat bidadari di dunia nyata" gumam Dimas.
Jisung meletakkan laptop dan beberapa peralatan yang mereka butuhkan.
"Kita makan dulu aja, baru nanti kita cari materi, di sini ada alat printer punya papa jadi gak susah sambil nunggu bahan yang lain dateng" gumam Chenle lagi lagi membuat Dika dan Dimas menatap tidak percaya.
Sore harinya Mark baru saja tiba bersamaan dengan Jeno Haechan dan Jaemin yang mengikutinya dari belakang.
"Mereka berdua bawa temen? banyak banget sepatu ada dua pasang" ujar Jaemin mereka kini berhenti di depan pintu menatap dua pasang sepatu asing yang berada di dalam rak.
"Ayo masuk" Mark mengajak ke tiga adiknya untuk masuk dan benar saja, di ruang keluarga empat remaja itu sedang fokus dengan tugas mereka hingga Jisung yang menyadari pertama kali.
"Hyung, sudah pulang, maaf tadi Jisung ngambil spidol di kamar Mark hyung" ujar Jisung bahkan Dika dan Dimas ikut berhenti melihat semua saudara Chenle dan Jisung.
"Serbuk berlian semua satu keluarga, gak ada yang gagal" lirihnya pelan membuat Dimas seketika iri.
"Loh kalian udah pulang?" Wendy berjalan dari arah dapur setelah mendengar suara putra bungsunya.
"Renjun gimana ma?" Tanyanya Mark yang pertama kali, apalagi melihat Chenle dan Jisung yang membawa teman.
"Tidur anaknya, kalian gak perlu khawatir" ujar Wendy membuat mereka berempat mengangguk mengerti kemudian berlalu begitu saja meninggalkan adik mereka.
"Abang abang lu serem le, jie" ujar Dika tiba-tiba.
"Enggak, hyunh gak serem sama sekali yang serem tuh om kita" Jisung tidak terima saat hyungnya di bilang seram oleh temannya.
"Kalian aja yang belum terbiasa"
Namun saat mereka sedang fokus dengan tugas mereka tiba tiba dari lantai atas terdengar keributan bahkan Wendy yang tengah menyuap makan malam juga ikut terkejut.
"RENJUN JANGAN LARI!!"
Mereka semua terdiam melihat aksi kejar kejaran itu hingga Wendy langsung menghalangi tubuh Renjun yang sudah berada di bawah tangga.
"Aahhkkk pas" Renjun tidak sengaja melihat orang asing membuatnya semakin memberontak bahkan hampir melempar vas bunga kecil di atas meja kalau saja Jisung tidak segera berlari dan mencengkal tangan hyungnya itu.
"Hyung, tidak boleh lempar lempar" Jisung ikut memeluk tubuh hyungnya yang masih memberontak.
Dika dan Dimas terdiam dengan kaku melihat itu semua, jangan jangan ini alasan Chenle dan Jisung sempat melarang mereka.
"Huh, akhirnya" Jeno baru tiba dengan nafas yang sedikit memburu.
"Siapa yang bangunin hm" Wendy menatap ke empat putranya sambil melirik Renjun yang mulai tenang di dekapannya bersama Jisung.
"Maaf mam, Jeno beneran gak sengaja, tadi kita hanya ingin melihat Renjun tapi gara gara Haechan dan Jaemin jadi Jeno tidak sengaja menyenggol lampu sampai jatuh" jelasnya.
Wendy mencoba menutup matanya, jam tidurnya masih kurang.
"Ada apa ini"
Mereka kembali terdiam namun setidaknya bersyukur papa mereka sudah pulang.
Chanyeol menghampiri Renjun yang di dekap erat oleh putra bungsunya.
Renjun yang menyadari ada seseorang yang dia cari langsung berhambur bersembunyi sembari tubuhnya gemetar membuat Chanyeol langsung mengelus nya berusaha memberikan ketenangan.
"Tadi Renjun tidur tapi gara gara mereka jadi bangun" jelas Wendy.
Chanyeol terdiam sesaat sebelum memilih membawa Renjun ikut dengannya.
"Kalian cuci mobil papa dua duanya sebagai hukuman, dan Chenle Jisung lanjutkan belajar kalian" ujar Chanyeol sebelum melangkah ke lantai atas....
"Abang kalian gila?" Celetuk Dika tiba-tiba membiat Jisung langsung menatapnya tajam.
"Hyung ku tidak gila, ingat itu, dia hanya trauma dan suatu saat akan sembuh, aku tidak suka ada yang mengatakan jika hyungku gila" tekan Jisung yang langsung membuat mereka berdua terdiam.
Ayo jangan lupa vote sama komen loh
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...