01: Bunga yang gugur

870 134 26
                                    

"Yoon Jeonghan telah meninggal dunia, Nyonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yoon Jeonghan telah meninggal dunia, Nyonya."

Gerakan kuas dengan tinta hitam di ujungnya itu berhenti. Jari-jari lentik yang menggenggam ujung benda tersebut melakukan gerakan mengerat sekilas sebelum akhirnya kuas itu dikembalikan ke tempat berisi tinta.

Seorang wanita dengan mata sejernih mata air, aroma memabukkan, kulit halus bagai kelopak bunga dan tatapan seteduh awan di musim panas, mengangkat kepalanya dan menatap kepada seorang wanita berpakaian pelayan yang menyatukan keningnya ke atas lantai kayu mengkilap di bawahnya.

Wanita yang disebut Nyonya tersebut memiliki senyum tipis di bibirnya, "Sudahkah kau pastikan dengan benar?"

"Tubuhnya yang berdarah telah terbaring di dasar jurang dikelilingi oleh serigala."

Tidak ada jawaban dari sang Nyonya. Wanita itu hanya mengalihkan pandangannya ke arah kertas dengan tulisan kaligrafi indah dan tertata. Mengangkat kuasnya kembali dan menggores permukaan kertas putih mahal itu dengan pandangan yang sangat fokus. Bola matanya mengikuti gerakan ujung kuasnya, mendayu dan halus bagai semilir angin.

"Kembali kesana dan bawa tubuh itu kepadaku." Perintah tersebut menggema dalam ruangan terkesan mewah itu.

"Baik, Nyonya."

***

Nyeri menyakitkan mendekati perasaan gerah dan panas menyerang kedua mata seorang pemuda lembut yang memandang langit abu-abu di atasnya. Tubuhnya telah hilang dari kendalinya dan kini hanya ada dia dan langit yang terlihat merengut entah pada siapa.

Yoon Jeonghan adalah seorang Putik. Seorang pria yang memiliki keistimewaan yaitu dapat membawa kehidupan dalam dirinya sama seperti wanita. Putik disematkan pada pria istimewa seperti dirinya karena mereka seindah bunga dan dapat menghasilkan buah sama seperti putik pada sebuah bunga.

Putik memiliki keistimewaan di kalangan masyarakat. Mereka diperlakukan lebih lembut dari pada wanita, mereka dianugerahi keindahan luar biasa dan Yoon Jeonghan menempati posisi tertinggi sebagai Putik paling indah di kerajaan ini. Namun, sama seperti wanita, Putik pun memiliki posisi yang harus senantiasa tertunduk. Mereka diistimewakan hanya karena kemampuan mereka melahirkan keturunan yang luar biasa unggul.

Sehingga seiring dengan keistimewaan itu, Putik hanyalah alat untuk melahirkan keturunan yang berkualitas. Putik hanya bisa menikah dengan keluarga Kerajaan ataupun bangsawan dan setiap Putik telah ditentukan pasangannya semenjak dilahirkan. Seorang Putik dapat dibedakan dari tahi lalat air mata yang ada di ujung matanya.

Yoon Jeonghan adalah Putik milik keluarga Kim. Dan yang menjadi pasangannya adalah putera tertua Bangsawan Kim, yaitu Kim Mingyu. Pria yang lima tahun lebih muda dari dirinya. Seorang pria cakap, baik dalam fisik, kemampuan perang, pengetahuan dan sifatnya. Kim Mingyu memperlakukan Jeonghan bagai permata. Tersenyum lembut, selalu menggenggam tangannya setiap menuruni kereta kuda, memperlakukannya sangat baik dan memabukkan hingga membuat hati Jeonghan jatuh.

Kim Mingyu dan Yoon Jeonghan telah menikah selama satu tahun dan Jeonghan sangat bahagia dengan pernikahannya. Meskipun Mingyu tak pernah menyentuh dirinya dalam konteks pasangan menikah, Yoon Jeonghan tetap bahagia.

Dia tetap tersenyum kepada Mingyu dan menjalankan tugasnya sebagai pasangan dari pria itu. Meskipun kamarnya berada di belakang dan paling sederhana, Jeonghan tetap setia.

Bahkan ketika Kim Mingyu membawa beberapa wanita sebagai istrinya dan beberapa Putik lain yang diperlakukan sangat baik. Tidak seperti dirinya yang hanya memiliki satu pelayan yang kini pun telah di tarik darinya, sehingga Yoon Jeonghan, anak dari pejabat desa Yoon hidup dengan mengusahakan kebutuhannya sendiri.

Setelah pernikahan itu, Mingyu tak pernah datang lagi padanya. Sehingga tersebut lah Jeonghan sebagai Bunga tersingkir.

Bunga tersingkir yang di lupakan keberadaannya. Dalam kesendirian yang menggerogoti tubuhnya, Jeonghan menekan semua emosi yang hampir menghancurkan kepalanya sendiri. Banyak yang ia sesali, namun ia hanya berusaha melihat cahaya dalam kegelapan ini. Hingga tanpa sadar ia mengabaikan monster yang mengintai dirinya dalam kegelapan yang ia abaikan.

Dalam dua tahun pernikahan ini, keindahan Jeonghan sebagai seorang Putik telah layu. Dia bagai pajangan yang tak disukai lagi, lalu di buang ke dalam gudang. Berdebu dan perlahan rusak.

Namun rupanya, pandangan mata Mingyu yang kembali kepadanya telah membangunkan monster yang bersembunyi dalam kegelapan. Monster yang berusaha ia abaikan kehadirannya, kini mencabik dagingnya hingga terkoyak.

Tubuh indah milik Jeonghan terbaring tak berdaya. Nafasnya terdengar tak beraturan, menghela dengan susah payah di bawah tumpahan darah. Tertusuk bebatuan tajam dan ranting tanaman.

Jeonghan merasakan satu per satu nadinya ditarik secara paksa dari bawah lapisan kulitnya yang terluka di mana-mana. Hati Jeonghan telah mati tak berbentuk, sama seperti tubuhnya yang hancur.

Keindahan dan kesuciannya sebagai Putik telah direnggut paksa darinya. Merobek putiknya hingga menumpahkan darah. Memasuki tubuh yang ia jaga sembari mengoyak nadinya. Jeonghan telah diinjak-injak.

Dia tak hanya layu, tapi kini telah bersatu dengan tanah.

Setitik air mata jernih terjatuh dari sudut matanya. Mengalir menuruni kulit pucat hingga akhirnya menghilang di permukaan tanah di bawahnya.

Jeonghan menyesali pilihan yang bahkan tak ia miliki. Dia merobek dadanya sendiri untuk menumpahkan luka yang ia tutupi dengan luka lainnya. Menangis meskipun itu merobek paru-parunya yang telah menerima keberadaan benda asing menusuk membelah dirinya.

Isakan menyedihkan bergema di dasar jurang itu. Mengundang hewan buas yang tergoda dengan aroma darah segar.

Langit pun seolah turut dalam kesakitan dan ketidakadilan yang menimpanya.

Setetes air mata dari sang langit yang agung terjatuh tepat di atas pipi Jeonghan. Menjadi satu-satunya yang dapat Jeonghan ingat saat dirinya pada akhirnya menutup mata dengan tenang.

***

"Bunga ini sudah rusak," ujar seorang pria pada pria lainnya di belakangnya.

"Tak ada yang menginginkan bunga rusak dan tak berguna." Sang pria menginjak kuntum bunga di pinggir jalan yang tertunduk hampir menyentuh tanah karena beratnya terpaan hujan.

Sang pria di belakangnya hanya diam. Seorang pria yang memiliki fisik besar dan menakutkan. Memiliki bekas luka di wajahnya, mengenakan pakaian dari kulit dan bulu hewan. Namun tak menghilangkan sosok kuat dengan aura dominasi kuat darinya.

"Jika tak dapat di selamatkan lagi, maka injak dan satukan saja ia kembali dengan tanah. Itu akan lebih berguna daripada mengobati tumbuhan rusak."

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued

Another one, thank you! Isi buku ini akan bikin tisu dan umpatan keluar wkwkwk

Falling Flower [CheolHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang