Tinggalkan jejak kalau ada typo!
Happy reading~"Tidak ada kebenaran tanpa ada kasalahan."
Malam, pukul 22:30 di rumah.
Berita terkini, terjadi kasus pembunuhan di sekolah 'Jaya Bangsa'. Tiga siswa menjadi korban, dua kehilangan nyawa dan satu siswa terluka akibat terkena tembakan. Saat ini, para polisi sedang menyelidiki kasus kriminal yang sedang terjadi.
"Ya Allah! Siapa yang tega ngelakuin itu?" Seorang wanita paruh baya, menutup mulutnya dengan satu tangan, sangat syok melihat berita yang ada di televisi.
Ia melirik ke arah suaminya yang langsung mematikan televisi tersebut.
Pria paruh baya itu, menatap ke depan dengan tatapan yang datar.
"Abi..."
Pria yang dipanggil Abi itu tersentak saat merasakan sentuhan lembut di tangannya.
Ia menoleh ke arah istrinya yang sedang menatapnya dengan ekspresi wajah khawatir.
"Abi periksa ke kamar dulu..." Setelah mengatakan itu, Abi langsung pergi menuju ke kamar atas.
Bukan kamar miliknya maupun istrinya, melainkan milik sang putri.
Tiba di depan kamar, ia mengetuk pintu pelan dan membukanya secara perlahan.
Terlihat putrinya sedang tertidur pulas dengan Al-qur'an berukuran kecil ada di sampingnya.
Abi menghampiri putrinya berniat memindahkan Al-qur'an tersebut. Setelah itu, ia mengusap kepala putrinya dan mencium keningnya, sebelum akhirnya ia meninggalkan kamar tersebut.
Istrinya ternyata sudah menunggu di depan pintu kamar, menatap wajah suaminya gelisah.
Abi menghela nafas pelan, "Biar Abi yang ngurus surat pindahan sekolah, Ila. Sebelum itu tiba, Abi minta tolong sama Umi, untuk jangan beritahukan hal ini sama dia."
Tatapan Abi terlihat sangat serius dan dingin.
"Tapi Abi-"
"-Keputusan Abi sudah bulat, Umi."
Umi menatap Abi dengan tatapan tidak percaya. Namun, ia hanya bisa pasrah dengan keputusan suaminya.
Umi menghela nafas pelan, "Ya sudah, ayo tidur."
•••
Pagi, pukul 06:45 di sekolah.
Seorang gadis berhijab putih dengan seragam putih abu-abu tengah berjalan memasuki gerbang sekolah.
Dengan memegangi tasnya yang berwarna biru langit, ia terus fokus menatap ke depan.
Hingga matanya tak sengaja menangkap seorang lelaki yang berjalan berlawanan arah dengannya.
Keningnya berkerut sesaat sebelum ia menurunkan pandangannya saat lelaki itu mulai melewati dirinya.
Menjaga pandangan.
Ia sebenarnya mengenal lelaki itu, mereka adalah teman sekelas, namanya Raheel Izhar Eraga.
Yang membuat keningnya berkerut adalah, karena ia bingung dengan pakaian yang dikenakan oleh lelaki itu.
"Kok dia gak pakai seragam sekolah, ya?" Gadis itu bergumam dengan ekspresi wajah heran.
Namun, setelah itu ia mengedikkan bahunya tak peduli. Mungkin saja lelaki itu sedang ada urusan, itu sebabnya dia datang ke sekolah untuk meminta izin, makanya tidak pakai seragam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga Yang Menemaniku
Teen FictionDalila Xavia Kiana, seorang gadis SMA yang hidup layaknya seperti manusia biasa pada umumnya. Memiliki kepribadian sering melamun namun tidak pernah kesurupan sekali pun. Suatu hari, di sekolahnya, terdengar kabar terjadinya pembunuhan. Terdapat du...