Beberapa bulan kemudian,Vanya duduk di ruang tamunya, menyetel ponsel di atas meja kopi. Senja, Gisell, dan Lexxa sudah terhubung dalam video call, layar ponsel menampilkan wajah-wajah mereka yang ceria meski terpisah jarak ribuan kilometer. Senja tersenyum, sambil menyusun rambutnya yang sedikit berantakan setelah berjam-jam belajar.
"Hey, semua! Gimana kabarnya?" tanya Vanya, mengangkat gelas kopi sambil melambaikan tangan.
Gisell yang berada di kota yang dingin, mengenakan sweater tebal, menjawab dengan semangat, "Kuliah di sini berjalan lancar. Aku baru saja menyelesaikan proyek besar dan sekarang bisa sedikit istirahat. Bagaimana dengan kalian?"
Lexxa, yang duduk di sebuah kafe dengan latar belakang yang lebih tropis, mengangguk. "Kuliah juga seru. Aku baru saja memulai penelitian baru dan rasanya sangat menantang. Tapi di luar kuliah, segalanya berjalan baik."
Senja menyeringai. "Kalian berdua selalu sibuk, ya. Di sini juga sama, padat dengan tugas dan kegiatan kampus. Tapi semuanya terasa lebih menyenangkan dengan dukungan kalian."
Vanya mengangguk setuju. "Memang, meskipun kita jauh, rasanya seperti tidak ada jarak saat kita bisa ngobrol seperti ini. Ada rencana khusus untuk akhir pekan nanti, atau hanya istirahat?"
Gisell menghela napas, "Aku rencananya akan pergi ke sebuah pameran seni. Penasaran banget dengan karya-karya terbaru di sini. Ada beberapa seniman lokal yang karyanya sangat terkenal."
Lexxa tersenyum. "Aku berencana menghadiri seminar tentang teknologi terbaru. Mungkin bisa memberikan inspirasi baru untuk penelitian ku. Dan aku juga ingin mencoba beberapa restoran baru yang ada di sini."
Senja memandang layar dengan penuh rasa ingin tahu. "Kedengarannya menyenangkan! Aku sendiri belum punya rencana khusus, mungkin hanya akan bersantai di kampus dan menikmati waktu luang."
Vanya mengedipkan mata, "Oh, jangan lupakan rencana untuk nonton film bareng kita, ya! Kita bisa tentukan waktu dan film yang mau kita tonton. Apa pendapat kalian?"
Gisell tertawa kecil. "Kedengarannya seru! Aku akan mencari film-film terbaru yang mungkin kita semua suka. Kita bisa buat voting atau sesuatu untuk memilih filmnya."
Lexxa menambahkan, "Setuju! Dan mungkin kita bisa bikin popcorn virtual juga, hahaha. Walaupun hanya lewat layar, rasanya pasti seru."
Percakapan mereka berlanjut dengan penuh antusiasme. Senja menceritakan beberapa kejadian lucu dari kampus, sementara Gisell berbagi tentang pengalaman menarik di pameran seni. Lexxa juga berbagi kisah menarik dari seminar teknologi yang baru saja dihadirinya.
Ketika percakapan mulai mereda, Senja bertanya, "Bagaimana dengan rencana liburan? Ada rencana khusus untuk tahun depan?"
Gisell menjawab dengan penuh semangat, "Aku berencana mengunjungi beberapa negara Eropa. Aku sudah mulai merencanakan itinerary-nya."
Lexxa menyahut, "Kalau aku masih belum memutuskan. Mungkin akan mempertimbangkan beberapa pilihan berdasarkan proyek-proyek yang akan datang."
Vanya tersenyum, "Aku juga berharap bisa ikut dalam salah satu perjalanan kalian. Momen-momen seperti ini selalu bikin aku semangat."
Saat video call hampir berakhir, Vanya dengan hangat berkata, "Senang banget bisa ngobrol dengan kalian. Semoga kita bisa ketemu langsung segera. Rindunya sudah tidak tertahan lagi!"
Semua sepakat, dan mereka mengucapkan selamat tinggal dengan penuh semangat. Senja, Gisell, dan Lexxa melambaikan tangan ke kamera, sebelum masing-masing kembali ke aktivitas mereka dengan hati yang penuh energi dan motivasi baru.
Setelah video call berakhir, Vanya menatap ponselnya dengan senyum. Meski terpisah jarak, persahabatan mereka tetap kuat dan saling mendukung. Dengan penuh semangat, Vanya melanjutkan harinya, merasa terinspirasi oleh obrolan hangat bersama teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Untuk Angkasa ( END✅ )
RomanceAriana Senja Alexander. cewek yang periang, cantik dan baik hati. Seorang Senja mampu memikat semua orang dengan ketulusan hatinya. Akankah seorang Ariana Senja Alexander mampu meluluhkan bongkahan es yang ada dalam diri seoarang Angkasa Lavendra Bi...