(2)

120 9 0
                                    

Novel Pinellia

Bab 50 Putri asli yang menjadi umpan meriam (2)

Matikan lampu kecil sedang besar

Bab sebelumnya: Bab 49 Putri asli yang menjadi umpan meriam (1)

Bab selanjutnya: Bab 51 Putri asli yang menjadi umpan meriam (3)

Babak 50: Putri Sejati yang Menjadi Umpan Meriam (2)

Tubuh ini berusia dua belas tahun tahun ini, selama liburan musim dingin kelas enam sekolah dasar.

Malnutrisi jangka panjang membuatnya tampak kurus dan kecil, dengan kulit kering dan kuning. Meskipun usianya dua belas tahun, ia terlihat kurus seperti anak berusia sembilan tahun dan tubuhnya sangat lemah.

Lu Xi berjuang membawa baskom kayu yang penuh dengan pakaian. Setiap langkah yang diambilnya, dia merasa sangat berat, seolah kakinya menginjak kapas.

Setelah berusaha keras, dia membawa pulang pakaian itu dan menaruhnya di tiang bambu untuk dikeringkan. Lu Xi masuk ke kamar dan mengganti pakaian basahnya.

Dia tidak memiliki kamar sendiri dan tinggal bersama kakaknya.

Selimutnya compang-camping dan hanya ada sedikit kapas di dalamnya. Lu Xi meletakkan selimut itu di tubuhnya dan mendapati bahwa selimut itu dingin dan keras. Entah sudah berapa tahun kapas di dalamnya digunakan, tidak lembut sama sekali, tentu saja kemampuannya menahan dingin menurun drastis.

Lu Xi mengertakkan gigi, meletakkan selimutnya, dan tanpa basa-basi membuka selimut baru saudaranya dan menutupi dirinya dengan selimut itu.

Setelah terbaring tak bergerak selama beberapa saat, tubuhnya berangsur-angsur sadar kembali. Lu Xi menggerakkan tangan dan kakinya sedikit dan mendapati bahwa cuaca jauh lebih hangat.

Saat ini, rasa lapar di perut saya semakin kuat.

Tubuh ini belum makan tadi malam.

Adik laki-lakinya bersikeras membuat masalah ketika pemilik aslinya sedang mengerjakan pekerjaan rumah liburan musim dinginnya. Pemilik aslinya mengusir adik laki-lakinya, dan dia digugat oleh adik laki-lakinya. Perilakunya yang memberontak sungguh keterlaluan di mata orang dewasa. Jadi kemarin saya menghukumnya dengan tidak makan dan memintanya untuk merenungkannya.

Seharusnya sekitar jam tiga atau empat sore. Makan siang sudah lewat, tapi makan malam masih terlalu dini. Secara umum, tidak ada yang mau memasak makanan untuknya di rumah.

Saya tidak punya cukup makanan, jadi saya hanya bisa menahannya sampai waktu makan.

Terlepas dari semua peraturan, Lu Xi tidak tahan merasa lapar, jadi dia segera berdiri dan pergi ke dapur untuk melihatnya.

Ada kayu bakar, tapi tong berasnya kosong.

Baru pada saat itulah Lu Xi teringat bahwa neneknya, Nyonya Chen, sama waspadanya terhadap dirinya seperti halnya terhadap pencuri, dan dengan gugup mengunci semua makanan di kamar tidurnya. Tong beras hanya akan dibuka jika nasi sudah siap. Ambil mangkuk dan takar, lalu ambil sebanyak yang ingin dimasak.

...Sungguh menakjubkan bisa melakukan ini.

Mata Lu Xi sedikit suram.

Tidak mudah baginya sebagai seorang anak.

Tidak masuk akal kalau level dunia ini hanya B.

Baik itu lingkungan tempat tinggal atau tekanan psikologis, tekanannya sangat tinggi. Lu Xi berpikir dengan marah.

[ END ] Pasangan Wanitanya Cantik Sendirian [Quick Wear]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang