Bab 2

17 3 0
                                    



Setelah film selesai, mereka berdua memilih keluar paling akhir. Icha berjalan di depan Hanan. Diam-diam Hanan merekam icha dari belakang. Dirasa sudah cukup, Hanan memasukkan HPnya kedalam saku. Suatu saat akan ia pamerkan pada teman-temannya jika dia sekarang sudah punya pacar.

"Hanannn" panggil icha pada Hanan. Icha berhenti sejenak menunggu Hanan berjalan sejajar dengannya.

"Iya kak?"

"Belanja kebutuhan kakak terus pulang ya?"

Hanan mengangguk menanggapi ucapan dari icha. Selama berjalan sejajar, tangan Hanan diam-diam ingin merangkul icha tapi dirinya tidak berani. Ketika akan berhasil merangkul, ia urungkan lagi. Tangannya mengepal di udara ketika icha sudah berjalan cepat di depan supermarket mall.

"Padahal dikit lagi dah bisa ngerangkul kak icha" gumamnya.

"Lambat banget sih lo" lanjutnya sambil memukul tangannya yang hampir saja bisa merangkul icha.

Hanan berjalan menyusul icha. Icha sibuk memilih-milih cemilan yang ia inginkan lalu menoleh ke arah Hanan yang dari tadi sabar mengikutinya.

"Han, kamu mau apa? Ambil aja kalau kamu mau, entar kakak yang bayarin."

"Nggak kak, gak ada yang aku pinginin. Pengennya cuma deketan sama kakak aja" ucap Hanan sambil menyengir sedangkan icha pura-pura tidak mendengar ucapan Hanan. Sejujurnya ia senang mendengar gombalan dari Hanan tapi ia akan tetap mempertahankan ekspresinya agar tidak terlalu kentara jika dirinya menyukai ucapan Hanan barusan.

"Sini kak, aku yang dorongin"

"Gak usah han, ini udah selesai. Ayo kita ke kasir"

Hanan masih tetap ingin mengambil alih troli yang di dorong icha. Icha hanya pasrah lalu mengikuti Hanan yang menuju ke kasir.

"Yakin belanja segini udah cukup kak?"

"Udah segini cukup, entar bingung bawa pulangnya"

Laki-laki itu kemudian mengangguk menyetujui ucapan icha. Karena mereka memakai motor akan sulit membawanya nanti jadi Hanan setuju tanpa perotes.

Hanan menyerahkan kartu debitnya pada kasir, icha yang melihat itu langsung buru-buru ingin mencegah Hanan. Ia tidak ingin lagi-lagi Hanan yang membayarnya. Namun Hanan menggeleng melarang icha untuk tidak menolaknya.

"Kak nurut"

Tegas Hanan, icha mengerucutkan bibirnya  kemudian memasukkan debit card nya ke dompet. Melihat raut wajah Hanan yang tidak bisa ditolak membuatnya menurut apa kata Hanan.

Icha berjalan keluar duluan meninggalkan Hanan yang masih memasukkan pin debitcardnya. Rasa-rasanya ia ingin memarahi Hanan tapi ketika melihat wajah Hanan barusan dia tidak berani. Ia hanya bisa memendam kekesalannya.

"Icha sayang"

Icha menoleh ketika ada suara yang memanggilnya. Kekesalannya makin bertambah ketika melihat mantan pacarnya bergandengan tangan dengan perempuan yang icha tahu adalah selingkuhan laki-laki itu.

Jaevan buru-buru melepas rangkulan si pacar lalu mendekat kearah icha. Icha mundur sedikit ketika ia sadar jika tangan Jaevan ingin meraih tangannya. Jaevan hanya bisa tersenyum terpaksa karena penolakan icha.

"Sayang, aku minta maaf udah nyakitin kamu. Mama jodohin aku, dan aku gak bisa nolak sayang. Sayang aku cinta sama kamu, aku gak mau kita putus."

Icha mendengus sebal mendengarkan penjelasan Jaevan. Menurutnya ucapan Jaevan hanya sebuah alasan saja.

"Jaevan, kamu apa-apaan sih. Bisa-bisanya kamu ngomong kayak gitu didepan aku. Aku calon istri kamu loh"

Icha terkekeh, melihat perempuan yang bersama Jaevan itu marah. Melipat tangannya di dada, icha menikmati pertengkaran Jaevan dan sang perempuan yang bernama Nisa.

Ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang