Bab 1

26 5 0
                                    

"Kak, lo mau sampai kapan gini terus?"

Icha tidak bergeming meskipun mendengar adiknya mengetuk pintu berkali-kali di depan kamarnya. Dia hanya ingin menenangkan diri setelah apa yang dia alami kemarin.

Kemarin, icha memergoki pacarnya berselingkuh dan membuatnya langsung meminta putus di waktu itu juga. Memang menyakitkan tapi lebih menyakitkan lagi jika tetap terus bertahan dengan laki-laki yang tidak pernah menghargai dan mencintainya.

Selama pacaran, icha yang selalu antusias sendiri sedangkan sang mantan sibuk dengan urusannya sendiri. Mantannya itu datang ketika membutuhkannya saja, diluar itu sang mantan lebih memilih bersenang-senang dengan dunianya.

Hatinya sudah dipatahkan berkali-kali oleh laki-laki itu menyisakan luka dan kebencian. Mengingat apa yang dia lakukan selama pacaran membuatnya ingin menangis lagi dan merutuki kebodohannya yang sudah rela menyia-nyiakan waktu berharganya demi sang mantan.

Meremas dadanya yang kembali sakit karena mengingat seberapa bodohnya ia mencintai sang mantan, membuat ia bertekat untuk segera memulihkan keadaan. Ia tidak ingin berlarut-larut dengan kesedihannya hanya demi laki-laki itu.

Hal pertama yang harus ia lakukan sekarang adalah mandi dan kemudian mempercantik diri. Matanya yang bengkak berusaha ia tutupi dengan make up agar tidak terlalu kelihatan lalu setelah selesai ia keluar kamar dan mencari sang adik.

"BINTANG" teriak icha memanggil sang adik.

Bintang yang dari semalam kuatir dengan sang kakak buru-buru menghampiri icha lalu memeriksa icha takut-takut kakaknya itu berbuat macam-macam setelah putus dengan Jaevan.

"Apaan sih lo?"

"Lo baik-baik aja kan kak?"

"ANTARIN GUE KE INDOAPRIL"

"Mau ngapain ke sana?"

"Ya belanja lah masa mau nonton film, buruan!!"

"Kak" Bintang memberikan kode lewat mata pada icha. Icha yang paham langsung menoleh ke arah yang di maksut dan ternyata dirumah itu tidak hanya ada dirinya dan Bintang.

Teman-teman Bintang yang sedang berkumpul menatap Icha semua, membuat dirinya malu tapi karena sudah terlanjur akhirnya dia memilih menebalkan muka.

"Halo kak" sapa beberapa teman Bintang.

"Hai" icha tersenyum terpaksa.

"Anterin gue ke indoapril sekarang" bisik icha pada Bintang.

"Gue mau mabar loh ini kak, Han tolong anterin kakak gue dong. Lo kan yang gak ikutan mabar sendiri entar"

Icha menoleh ke arah laki-laki yang di perintahkan Bintang. Icha sedikit terpesona ketika laki-laki yang bernama Hanan itu mendongak kearah Bintang dan Icha. Ketika teman-teman Bintang menatapnya tadi hanya Hanan yang fokus dengan HP nya.

"Kemana?"

Mendengar suara Hanan, icha kembali terpesona. Selain wajah dan postur tubuh, suara berat Hanan menambahkan poin plusnya dan minusnya hanya masalah perbedaan usia. Icha tidak mungkin menyukai brondong kan?. Lagi pula dia juga baru saja putus meskipun dia ingin segera bangkit tapi tidak secepat ini juga pikirnya.

"Indoapril" jawab Bintang pada Hanan.

Hanan menaruh Hp nya ke saku celananya. Lalu mengambil kunci dan berjalan keluar. Icha mengamati setiap gerak gerik Hanan.

"Dia emang kayak gitu kak, gak usah di ambil hati"

Icha menoleh ke arah Bintang, ia tahu apa yang di maksut adiknya soal Hanan. Hanan terlihat cuek, dingin, pendiam dan keras kepala di matanya. Tipe-tipe laki-laki yang susah didekati perempuan.

Ma BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang