Chapter 2: Batas Suci
***
Sakura menatap bangunan yang ada di depannya, menyamakan kembali nama di yang tertulis di depan bangunan itu dengan informasi yang dia dapatkan dari teman sekelasnya. Setelah yakin, ia menekan bel dan menunggu hingga seseorang keluar dari sana. Cukup lama ia menunggu, namun tidak ada yang datang.
Akhirnya, ia mencoba mendorong gerbang yang ternyata tidak terkunci. Ia pun masuk dan melihat pintu kos dalam keadaan terbuka. Hati-hati ia mengintip ke dalam dan mendapati beberapa pemuda sedang duduk di karpet sambil fokus dengan game konsol yang mereka mainkan di layar TV.
"Permisi," panggilnya agak keras, supaya bisa di notice.
Para pemuda itu pun menoleh ke arahnya, yang dibalasnya senyum sopan. Salah satu dari mereka mendekat menghampirinya.
"Cari siapa ya mbak?"
"Mingyu... ada?"
"Ada di kamar. Mbak siapanya? Ada keperluan apa?"
Pemuda di depannya menatap Sakura menyelidik. Tidak biasanya ada gadis yang mencari Mingyu selain Lisa. Mingyu itu tipikal cowok setia terhadap orang yang dicintainya, dalam hal ini Lisa. Jadi, ketika mendadak ada seorang gadis yang mencari Mingyu sampai ke kosan membuat mereka bertanya-tanya.
"Saya Sakura, pacarnya Mingyu."
"Oh, Sakura yang itu?"
Pemuda itu membelalakkan mata. Sikapnya langsung berubah antusias, begitu pula dengan pemuda lain yang ada di ruangan itu. Mereka sampai menjeda permainan dan mendekatinya.
Hal itu bukan tanpa alasan. Semua teman kosan Mingyu tahu kalau pemuda itu menyukai Lisa sejak awal maba. Jadi, mereka terkejut saat mendengar kabar Mingyu menembak Sakura dan bertanya-tanya secantik apa gadis itu hingga berhasil membuat Mingyu mengubah haluan?
Mereka memperhatikan gadis itu lekat dari atas sampai bawah. Dia tipe kecantikan yang manis. Kacamata besar itu membuat penampilannya lebih polos, terlihat seperti kutu buku dengan kepribadian introvert. Jika dibandingkan dengan Lisa, tentu berbeda. Meski begitu mereka masih sama-sama cantik. Diam-diam mereka memuji selera Mingyu.
"Iya... kayaknya. Sorry langsung masuk, soalnya aku udah mencet bel berulang kali tapi tetep ga ada yang bukain pintu."
"Gapapa-gapapa, belnya memang lagi rusak. Biasalah, kosan lapuk. Masuk dulu sini, Sakura mau minum apa?"
"Ga usah mas. Ini kamarnya Mingyu yang mana ya?"
Si gadis terlihat canggung dikelilingi para penghuni kosan. Gesturnya seperti ingin segera pergi dari sana. Wajar saja, siapa yang betah dihujani tatapan penasaran seperti itu?
"Gue anter aja. Kenalin, gue Sungcheol, temannya pacar lo."
Pemuda yang pertama mengajaknya bicara mengulurkan tangan, Sakura menyambutnya dengan baik. Saat ini, dia adalah Sakura si anak baik. Ia harus berhati-hati dan memasang topengnya dengan rapi, jangan sampai ada yang bisa membongkarnya.
"Sakura."
Sungcheol lalu meminta Sakura mengikutinya. Gadis itu menurut dan berjalan selangkah di belakangnya, dengan yang lain mengekor sembunyi-sembunyi di belakangnya.
"Semalam Mingyu udah cerita sih soal kalian. Congrats ya."
Meski tidak yakin dengan apa yang diceritakan pacar barunya itu, Sakura tetap tersenyum. Mingyu bisa mengatakan apapun, tapi gadis itu pastikan topengnya tidak akan terluka.
"Makasih."
Sakura tertunduk malu mendengarnya. Tentu semua hanya bagian dari akting, namun ia harap mereka akan tertipu dan berpikir begitu.
YOU ARE READING
VILLAINESS
Fanfiction"Diantara semua protagonis yang ada di sini, lo malah milih gue untuk dijadikan kambing hitam? Fine. I'll be your villain, just for you~" #villainess