Membingungkan

62 7 0
                                    

Setelah kejadian kemarin yang penuh dengan keterkejutan karena sikap sang Raja yang tiba-tiba saja berubah. Kini Abel telah resmi menjadi pengawal pribadi Raja Filbert. Meskipun bukan karena hasil dari memenangkan pertandingan. Melainkan dari perintah sang Raja yang tiba-tiba saja memberikan perintah kalau harus dirinya lah yang menjadi pengawal pribadinya.

Sesungguhnya Abel merasa tidak enak dengan peserta yang lain. Ia yakin mereka juga telah berlatih dengan sangat keras agar berada di posisinya kini. Namun Abel malah mendapatkannya tanpa pertarungan yang adil sama sekali.

Mengenai keadaan sang Raja. Ia telah siuman sedari semalam, namun ia baru bisa menemuinya di pagi hari ini dan ia juga hendak meminta maaf kepada beliau karena ia telah bersikap lancang kemarin. Ya meskipun sebenarnya sang Raja lah yang memulai terlebih dahulu dengan hendak menerkamnya. Tapi tetap saja, Abel yang harus meminta maaf, karena bagaimana pun ia hanyalah seorang bawahan yang sampai kapanpun tidak akan pernah bisa setara dengan tuannya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Yang mulia?, saya Abel Carolyn izin memasuki ruangan anda"

"Ah, iya Abel, silahkan masuk"

Setelah mendapatkan persetujuan dari tuan empunya kamar. Abel pun memasuki ruangan. Di sana terlihat Rajanya tengah bersiap-siap. Dengan makai stelan berkuda ala bangsawan yang sangat mewah, ia berdiri di hadapan cermin yang cukup besar sambil membenarkan kancing bajunya.

"Abel, selamat kamu sudah resmi menjadi pengawal pribadi saya" ucapnya sambil membalikan badan dan menatap Abel.

Abel menunduk 90° memohon maaf pada Filbert.

"Ampuni saya yang mulia, kemarin saya tidak sengaja me__"

"Eh apa yang kamu lakukan?, Abel saya tidak suka kamu bersikap seperti ini. Berdirilah dengan tegak" Perintah sang Raja tanpa ingin mendengarkan perkataan dari pengawal pribadinya.

"Tapi yang mulia, saya sud_"

"Ini perintah!!"

Mendengar itu sontak saja Abel langsung menegakkan tubuhnya seperti semula. Namun dengan pandangan yang masih tertunduk ke bawah tanda hormatnya pada sang Raja abel tak berani menatap wajah tuannya secara langsung.

"Sudah lama sekali kita tidak berjumpa. Kamu tidak banyak berubah ya Abel" ucap Filbert sambil tersenyum ke arah Abel yang masih setia berdiri di hadapannya.

Namun Filbert merasa tidak senang saat sahabat masa kecilnya itu hanya merespon perkataannya dengan mengangguk tanpa melihat ke arahnya.

"Abel, tatap mata lawan bicara kamu!!"

"Maaf yang mulia, saya lebih nyaman seperti ini"

"Itu bukan permintaan, melainkan sebuah perintah. Mulai saat ini. Saya ingin kamu berprilaku selayaknya sahabat, saat kita sedang berdua seperti ini" ucapnya mutlak.

"Ah baik yang mulia" mau tak mau, lagi-lagi Abel hanya dapat menuruti perintah dari tuannya.

'Astaga, dagu yang mulia sampai lebam__ duh, bagaimana ini?, bisa di hukum Ayah aku kalau beliau tau aku memukul Raja' ucap Abel dalam hati.

"Ada apa Abel?" Tanya Filbert saat melihat sahabat sekaligus pengawal pribadinya itu menatapnya dengan raut wajah yang tak dapat di artikan.

"A'ah tidak yang mulia, semuanya baik-baik saja" Filbert pun mengangguk setelah mendengar jawaban dari Abel.

"A'anu, yang mulia_Eumm_ i'itu dagu anda lebam"

"Ohh ini, sepertinya saya terantuk sesuatu saat sedang tertidur semalam"

The Thorne In a Love Story (Nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang