already gone

762 133 46
                                    

Lorong rumah sakit malam itu sangat sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lorong rumah sakit malam itu sangat sepi. Sunghoon duduk bersandar di kursi dengan surai berantakan,tatapannya kosong dengan wajah sembab. Operasi sudah berlanjut satu jam yang lalu, tapi sunoo masih belum boleh di kunjungi.

Sunghoon duduk sendirian disini setelah menyuruh papanya pulang kerumah. Jungwon pasti mencari, ditambah harua yang perlu di urus. Mamanya bakalan kewalahan kalau sendirian. Biar sunoo dia yang jaga walaupun hanya di balik pintu.

Di benaknya Sunghoon mengingat kembali ucapan dokter kala dia di bawa kedalam ruangannya.

Beliau bilang kondisi sunoo sudah memprihatinkan. Benturan di kepala serta perutnya mengakibatkan sunoo kehilangan banyak darah Kesadarannya pun ikut terenggut . beruntung sekali darah sunoo termasuk mudah untuk di cari.

Tapi yang membuat Sunghoon terpukul adalah, ketika dokter bilang bayinya gak bisa selamat. Bayinya meninggal didalam kandungan sunoo. Penyebabnya tentu tekanan keras yang di Terima. Ketika di perlihatkan hasil pemeriksaan, kepala bayinya mengalami retak di tulang tengkorak cukup parah dan itu mengakibatkan pendarahan didalam. Sunghoon gak tahu seperti apa sunoo terjatuh. Yang pasti itu sangat kuat sampai-sampai dia gak sadarkan diri dan kritis.

Sebelumnya papanya cerita beliau denger benturan dari arah tangga.ketika di lihat sunoo sudah tergeletak disana. Kemungkinan kakinya tergelincir dari undakan tangga yang Sunghoon sediri gak tahu seberapa tinggi sunoo terjatuh. Menyesal Sunghoon karena gak sempet pindah kamar ketika tahu usia kandungan sunoo sudah termasuk hamil tua. Pasti pergerakannya kesulitan.

Dokter bilang harus menunggu sunoo sadar. Jika dalam 24 jam sunoo masih belum sadar,maka sunoo dinyatakan koma. Sunghoon hanya bisa menunggu sunoo siuman . Hanya itu yang dia mau saat ini, jika sunoo koma dia gak tahu kapan sunoo akan sadar dan mungkin hari-harinya akan semakin berat.

Jenazah bayinya di kamar mayat, Sunghoon masih belum mempersiapkan apa-apa untuk pemakaman putra bungsunya. Dia bahkan belum lihat kondisi bayinya.

Dalam lamunan Sunghoon, telinganya mendengar derap kaki melangkah. Ketika menoleh, orang tua sunoo Sedang berjalan menghampirinya. Sunghoon reflek berdiri menyambut mereka dalam diam.

"Ibu.." Entah kenapa suaranya bergetar, lehernya seperti tercekik kawat berduri yang melingkari.sangat sulit untuk mengucapkan kalimat berikutnya. Tiba-tiba Tubuh Sunghoon di peluk begitu erat. Punggungnya di usap dengan lembut, seolah menguatkan Sunghoon di kondisinya yang sekarang.

"Gak papa nak, nangis aja.. Ada ibu disini.. " Air mata gak bisa di bendung lagi.Sunghoon menumpahkannya detik itu juga, membalas pelukan hangat dari ibu mertuanya. Begitu juga dengan ayah sunoo, pria tua itu mengusap pundak Sunghoon. Dia ikut merasakan apa yang Sunghoon rasakan.

"Maaf Bu.. Sunghoon minta maaf gak bisa jaga sunoo.. " Tangisannya semakin jelas terdengar. Keduanya menangis bersama-sama, menumpahkan emosi mereka dan saling menguatkan. Mencoba untuk ikhlas dengan keadaan.

Dream Launch (series 2 END) || sunsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang