[chapter 10]

795 74 18
                                    

Warning!

-Tidak disarankan untuk yg belum cukup umur (16+)
-Mengandung hal yg dapat membuat ketidak nyamanan.
-Mengandung hal sensitif, terutama menyangkut ruang pribadi seseorang.
-Cerita hanya fiksi.
-Tidak untuk ditiru.
-Harsh words

















Don't forget to vote, thanks a lot ᰔᩚ

Happy reading ૮ ˶ˆ꒳ˆ˵ ა

ノ*.✧。゚+

























Mulutnya ternganga melihat kumpulan wajahnya di dinding, ada yang sedang melamun, bermain futsal, mengerjakan tugas, makan, membaca buku di perpustakaan, mengobrol dengan temannya, bahkan aktifitas vulgar lainnya.

Cakep juga gue, benak Rin.

[Name] tidak terganggu sama sekali dengan suara derit pintu tadi, ia masih terbaring lemas, kalah dengan sakit kepala yang menyerangnya.

Mengharuskan Rin membangunkan gadis itu. "[Fake Name], bangun, gue udah dateng" panggilnya.

[Name] merasa suara barusan itu hanyalah bagian dari mimpinya. Ia berguling ke arah berlawanan, menghadap Rin.

Rin seketika menjentikkan jarinya ke dahi [Name] karena kaget. [Name] sontak bangun karena merasa sakit di jidatnya. Ia segera memegang tempat yang Rin jentik lalu merengut, ia mengedipkan matanya, menyesuaikan cahaya di ruangan.

Maniknya menangkap sesosok pria yang kini juga terkejut di hadapannya, ia mencoba duduk di kasurnya lalu menyapu rambut yang menghalangi wajah ngantuknya.

"Rin...?" Lenguhnya pelan, merasa tak percaya.

Rin tak menjawab, melainkan memberikan sebuah kantung berwarna coklat. Keduanya menjadi bingung, terutama [Name].

Ia menerima kantung itu tanpa berkata apa-apa, membukanya dengan linglung. Gadis itu masih tak bereaksi ketika melihat isinya, berisikan makanan, buah-buahan, dilengkapi segelas minuman.

Tak lama kemudian, ia mulai mencerna apa yang terjadi. Secercah senyum terlukis di wajahnya yang masih mengantuk.

Sedangkan Rin masih merasa canggung dan membeku di tempat, ini pertama kalinya ia melihat sosok asli [Fake Name] yang ia tau.

Sosok yang selama ini ia benci memiliki wajah ngantuk yang berseri, bibir merah muda cerah mendekati pucat, dan... Kissable.

Rin segera teringat dengan kejadian dihari ia mabuk, jiwanya seakan melayang, ia merasa merinding dan segera mengesampingkan pemikiran itu.

Beberapa waktu berlalu, [Name] akhirnya bersuara "makasih"

Suara Rin tersengal sejenak mendengar suaranya gadis itu, "santai aja" Rin balas tersenyum.

[Name] beralih mencapai ponselnya yang tergeletak di nakasnya, mengambil beberapa foto makanan yang Rin berikan untuk di posting di akun pribadinya.

Selagi membuka makanannya ia mencoba bernegosiasi "besok gue boleh nebeng ke kampus ga? Motor gue lagi di bengkel, kemaren kecelakaan." Tanyanya, padahal ia hanya berniat modus.

Rin hanya terkekeh "lo sih ngestalk gue mulu, kena karma kan"

[Name] mencemooh, sebuah cemberut terukir tipis di bibirnya seraya menjawab "jadi boleh atau ngga?"

Rin merenung sesaat, ia hanya ada kelas siang esok. [Name] pun mengangguki ucapan Rin, sebab ia juga hanya ada mata kuliah di jam terakhir.

[Name] terlihat bersemangat di ranjangnya itu, tetapi disisi lain Rin bingung dengan dirinya sendiri "kok gue iyain anjir" gerutunya dalam hati.

****

Ting Ting Ting Ting

Bunyi ponsel ring yang daritadi menampilkan notif dari WhatsApp-nya, tepatnya dari teman satu circle-nya itu.

Mereka bertanya-tanya bagaimana seorang Rin bisa datang ke kampus sambil membonceng seorang perempuan?

Adalah hal yang langkah namun tidak mengherankan.

Tetapi salah satu pesan mencuri mata Rin, ialah pesan dari Shidou yang berisikan "cantik cuy"

Semburan listrik melanda benaknya, tangannya tanpa sadar mengakui [Name] adalah miliknya, lagi.

Ia dengan cepat meludah ke samping "anjing otak gue udah di cuci apa ya"

Grup itupun seketika heboh, ramai seketika.

"spill" pesan dari Otoya.

"no bukti hoax" pesan dari Karasu.

"oh yg di twt kemaren ya?" pesan dari Aiku.

oh yg di take down ya?" pesan dari Shidou.

Membaca itu, Rin dapat mengingat dengan jelas foto itu. Pipinya dengan cepat tersurat kemerahan.

[Name] masih memperhatikan Rin dari ponselnya, ia tersenyum sambil menatap pemandangan indah itu melalui ponselnya sebelum mengirim pesan pada Rin.

"main hp kok sampe blushing, nonton bokep ya?" ketiknya langsung.

Rin dapat merasakan pipinya semakin merah membaca notifikasi mengejutkan itu. Ia dengan cepat menyela dan membela diri.

[Name] hanya bisa tersenyum semakin lebar, ia tahu betul semuanya. "Dikira gue udah berhenti nyadap hp dia apa"


****












long time no see, how's ur day u guys?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stalker || Itoshi Rin x readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang