Chapter Satu

25 2 0
                                    

Saint Pov

"Nong, akhirnya kamu kembali lagi ke Thailand", sahut phi Billy sambil memelukku dengan erat saat phi Billy menjemput aku di bandara. Memang ini adalah pertama kalinya aku menginjak kembali Thailand setelah kepergian aku selama sepuluh tahun. Aku memutuskan pergi ke Inggris untuk melanjutkan pendidikannya dan untuk menghapus kenangan buruk aku yang terjadi selama kuliah di Thailand.

Kalau bukan karena mae yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit tentu saja aku tidak akan pernah kembali lagi ke Thailand. Kali inipun aku datang tidak sendiri melainkan aku membawa istri aku tercinta yang bernama Creamy yang aku nikahi di Inggris dan putra kami berdua yang masih berusia satu tahun.

"Iya phi. Maaf aku baru bisa datang karena kesibukan aku mengurus restoran di Inggris. Bagaimana keadaan mae phi?", sahutku

"Keadaan mae belum membaik nong. Setiap hari mae selalu memanggil kamu makanya phi memaksa kamu untuk pulang dan maaf juga phi harus merepotkan kamu nong. Apalagi kamu sampai membawa nong Creamy dan Win putra kalian berdua yang masih bayi", sahut phi Billy dengan nada dan wajah merasa bersalah

"Tidak apa-apa phi. Justru aku sangat bahagia bisa menginjak Thailand untuk pertama kali. Padahal aku sendiri ada darah Thailandnya tapi lahir dan besar di Inggris tapi tidak pernah datang ke Thailand", sahut Creamy. Creamy istriku ini adalah blasteran Inggris dan Thailand. Maenya adalah asli orang Thailand sedangkan phonya adalah orang Inggris. Walaupun Creamy lahir dan besar di Inggris tapi bisa bahasa Thailand. Aku mengenal pertama kali dengan Creamy di kampus dan Creamy jugalah yang menerima aku apa adanya termasuk aku yang gay. Buktinya saja masa lalu aku yang gay bisa menikah dan memiliki seorang putra.

"Sama-sama Creamy. Ayo kita langsung ke rumah dulu biar kalian bisa istirahat dan menaruh koper-koper kalian baru kita langsung ke rumah sakit", sahut phi Billy

Kemudian kami berlima menuju ke rumah dengan driver yang disewa oleh phi Billy untuk satu hari saja. Sesampainya di rumah setelah mandi dan menaruh koper-koper aku dan phi Billy langsung menuju ke rumah sakit sedangkan Creamy tidak ikut ke rumah sakit karena harus menjaga Win di rumah. Maklum Win masih bayi jadi tidak boleh ikut ke rumah sakit.

Sesampainya di kamar inap rumah sakit betapa sedihnya aku melihat kondisi mae yang terbaring sakit di rumah sakit dengan kondisi infus dan alat pernafasan.

"Mae, aku datang", sahutku sambil memegang tangannya mae. Seketika jatuh air mata aku melihat kondisi mae seperti ini. Apalagi aku baru bisa datang sekarang.

"Nak Saint, kamukah itu", ujar mae dengan nada lirih

"Iya mae. Ini aku Saint. Maafkan aku mae yang baru bisa datang sekarang", ujarku dengan nada dan wajah merasa bersalah

"Tidak apa-apa nak. Istri dan putra kamu mana?", sahut mae

"Creamy dan Win ada di rumah mae. Mereka berdua tidak bisa ikut", sahutku

"Tidak apa-apa nak. Mae mengerti apalagi Win masih bayi", sahut mae

"Mae cepat sembuh ya biar bisa bertemu cucu", sahutku

"Tentu saja nak. Mae ingin cepat sembuh apalagi ingin bertemu menantu dan cucu", sahut mae

"Mae istirahat saja ya. Aku akan di sini menjaga mae", sahutku

"Iya nak", sahut mae

"Apa kata dokter phi soal penyakit mae", ujarku

"Dokter bilang mae terkena penyakit darah tinggi dan sesak nafas", sahut phi Billy

"Yakin phi? Apakah dokter sudah memeriksa dengan benar?", tanyaku

"Iya nong. Sebentar lagi dokternya juga datang untuk memeriksa keadaan mae", sahut phi Billy dan benar apa yang dikatakan phi Billy tidak lama kemudian dokterpun masuk ke dalam kamar inap mae dan betapa kagetnya aku dokter yang masuk dan aku langsung menundukkan kepala karena aku tidak siap bertemu dengan dia dan dia jugalah alasan aku pergi meninggalkan Thailand.

"Selamat siang tuan Billy", sahut dokter tersebut

"Selamat siang dokter Peak. Akhirnya dokter Peak datang juga", sahut phi Billy

"Kalau begitu saya akan memeriksa mae dulu", ujar dokter tersebut dan aku masih menundukkan kepala. Aku belum sanggup bertemu dengan dia.

"Gimana keadaan mae dok?", tanya phi Billy

"Ini sangat membaik tidak seperti kemarin. Sepertinya ada sesuatu hal yang membuat mae membaik", sahut dokter tersebut

"Beneran dok? Nong ini pasti karena kedatangan kamu sehingga mae berangsur pulih. Sepertinya keadaan mae membaik", sahut phi Billy dengan nada bahagia

"Nong?", tanya dokter tersebut

"Iya dok. Ini nong aku. Nong daritadi kamu menundukkan kepala terus. Bukannya katanya kamu ingi bertemu dokternya. Nong, kenalin ini dokter Peak dan dok kenalin ini nong aku namanya Saint. Dia baru datang dari Inggris", sahut phi Billy dan mau tidak mau aku mengangkat kepala aku

"Saint", sahutku sambil mengulurkan tanganku dan tampak raut kaget di wajah dokter tersebut. Dokter tersebut bernama Peak Yuttapichai atau aku memanggilnya phi Peak. Seorang cowok yang sangat aku cintai saat kuliah dulu dan juga orang yang sangat aku benci sampai saat ini yang sudah menorehkan luka begitu dalam dan membuat aku pergi ke Inggris dan baru kembali ke Thailand lagi.

"Peak", ujarnya sambil menerima uluran tanganku

"Nong, ini dokter Peak yang menangani mae selama ini", sahut phi Billy

"Makasih sudah menangani mae aku dok", sahut phi Peak

"Sama-sama. Jadi ini alasan mae berangsur pulih. Kenapa kamu baru datang sekarang nong disaat mae kamu dirawat di rumah sakit? Haruskah selama itu kamu pergi nong?", ujar phi Peak sambil menatap mataku. Entah mengapa saat aku menatap matanya phi Peak ada kesedihan di dalamnya atau itu hanya perasaan aku saja.

"Aku sibuk dok. Di Inggris aku harus bekerja untuk bertahan hidup dan tidak mengandalkan uang pemberian keluarga", sahutku dengan nada dan wajah dingin. Kali ini aku tidak akan masuk ke lubang yang sama. Sudah cukup aku dulu tertipu dengan semua apa yang dilakukan oleh phi Peak.

"Nong aku memiliki beberapa restoran di Inggris dok selepas dia menyelesaikan kuliahnya. Makanya nong aku ini baru bisa datang ke Thailand. Selain itu nong aku ini sudah menikah dan memiliki putra yang masih bayi jadi itu juga alasannya baru bisa datang ke Thailand", sahut phi Billy

"Kamu....Kamu....Kamu sudah menikah?", tanya phi Peak dengan nada dan wajah kaget

"Tentu saja dok tapi istri aku tidak bisa ikut karena harus menjaga bayi kami berdua", sahutku sambil tersenyum

"Tidak mungkin!!", sahut phi Peak

"Kenapa tidak mungkin dok. Pasti dokter sendiri juga sudah menikah khan", sahutku

"Aku belum menikah sampai sekarang", ujar phi Peak dan itu membuat aku kaget

"Hahahahaha, tidak mungkin orang seperti dokter belum menikah", sahutku

"Aku hanya menikah dengan orang yang aku cintai dan sepertinya hal itu tidak akan pernah terjadi sampai kapanpun", sahut phi Peak

You're My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang