Chapter Dua

10 2 0
                                    

Saint Pov

"Sepertinya kisah cinta dokter sangat menyedihkan", sahut phi Billy

"Memang tuan Billy tetapi semua itu adalah salah aku sendiri yang sudah melukai hati kekasih aku dulu", sahut phi Peak sambil melihat ke arahku tetapi aku langsung buang muka karena jujur aku belum sanggup bertemu dengan phi Peak.

"Oh gitu dok. Memang kesalahan apa yang sudah anda lakukan dok? Maaf bukan maksud aku ikut campur tetapi dokter yang pintar, kaya dan tampan seperti ini punya kisah cinta yang nenyedihkan", ujar phi Billy. Jujur aku kesal sama phi Billy. Buat apa sih phi Billy penasaran dengan kisah cintanya phi Peak tetapi phi Billy tidak salah juga sih khan phi Billy tidak tahu kalau akulah mantan pacar phi Peak yang sudah disakiti.

"Dulu aku memiliki pacar cowok yang cantik, baik dan perhatian sama aku tetapi aku menyia-nyiakannya tuan Billy dengan selingkuh sama seorang cewek. Setelah kepergiannya aku baru sadar kalau sangat mencintainya tetapi sepertinya aku sudah terlambat", sahut phi Peak

"Aku kaget kalau dokter Peak ternyata gay tetapi kalau dokter selingkuh sama cewek berarti dokter Peak cowok bi dong", ujar phi Billy

"Aku adalah cowok straight tuan Billy. Awalnya aku berpacaran dengan dia karena taruhan teman-teman aku saat itu", sahut phi Peak. Aku tidak menyangka kalau phi Peak akan bicara jujur sama phi Billy.

"Astaga, jelas dia marahlah dok. Kamu hanya mempermainkannya saja. Maaf nih kalau aku jadi mantan pacar dokter sudah pasti bakal marah dan tidak akan bisa memaafkan dokter. Siapa yang tidak marah dan kecewa kalau hanya dijadikan taruhan saja", sahut phi Billy

"Aarghh. Itulah yang aku sesalkan tuan Billy. Seandainya saja waktu bisa diputar kembali maka aku tidak akan pernah menyakiti dia", sahut phi Peak

"Maaf nih daritadi perasaan membahas masa lalu anda terus ya dok. Bagaimana kondisi mae saya", sahutku dengan nada dan wajah ketus

"Nong, kamu tidak boleh ketus seperti itu", sahut phi Billy

"Wajar dong phi kalau aku menanyakan kondisi mae. Kita bukan mau mendengar curhatan hatinya nih dokter. Gini saja nih dok kalau selama dua sampai tiga hari mae aku tidak sembuh maka tidak menutup kemungkinan aku akan memindahkannya ke rumah sakit yang dokternya jauh lebih hebat dan peralatan rumah sakitnya juga jauh lebih canggih", sahutku masih dengan nada dan wajah ketus

"Jangan gitu nong. Mae dari awal sudah sama dokter Peak dan dokter Peak yang tahu bagaimana riwayat penyakit mae. Kalau mae kita pindahkan maka mae harus diperiksa dari awal", sahut phi Billy

"Tidak masalah khan kalau dokter memeriksanya dari awal phi. Pokoknya aku beri anda kesempatan menyembuhkan mae aku dua sampai tiga hari. Aku jadi meragukan kredibilitas anda sebagai dokter!!", sahutku dengan nada menyindir phi Peak

"Nong!!! Kamu tidak seharusnya bicara seperti itu nong. Maafkan nong aku ya dokter Peak", sahut phi Billy

"Tidak apa-apa tuan Billy wajar kalau nong anda marah sama aku", sahut dokter Peak

"Nong, minta maaf sama dokter Peak", sahut phi Billy

"Aku? Minta maaf sama dokter ini phi Tidak akan pernah phi", sahutku sambil berlalu keluar dari kamar inap mae

"Aah, lebih baik aku pergi ke kantin. Sepertinya ice americano enak untuk mendinginkan otakku", sahutku

"Nong Saint!!!", teriak sebuah suara dan saat aku menoleh ternyata phi Peak. Langsung saja aku mempercepat jalanku karena tidak mungkin juga aku lari karena ini lagi di area rumah sakit tetapi phi Peak berhasil mengejarku dengan memegang tanganku.

"Lepasin tangan kamu dokter Peak!!", sahutku dengan nada dan wajah emosi

"Tidak akan!! Ijinkan aku bicara sama kamu nong", sahut phi Peak

"Dokter mau ngomong apalagi? Bukannya dokter sudah banyak bicara tadi di dalam kamar. Untung saja mae sedang tidur jadi tidak mendengar apa yang dokter bilang", sahutku

"Aku mau minta maaf nong dengan apa yang aku lakukan di masa lalu. Aku betul-betul menyesal nong sudah menyakiti hati kamu bahkan membiarkan kamu pergi jauh. Ternyata Mayda bukan cewek baik nong. Mayda mendekati aku hanya ingin harta aku saja", sahut phi Peak

"Hahahahahaha, baguslah phi sudah mendapatkan karmanya. Aku yakin kalau phi Mayda tidak berbuat jahat sama phi maka phi masih tetap bersamanya dan tidak merasa bersalah sama aku. Ternyata Tuhan sangat sayang dan baik sama aku hingga dijauhi sama dokter", sahutku dengan nada dan wajah ketus

"Jadi kamu tidak mau memaafkan aku nong dan bisakah panggil aku phi seperti dulu bukan dokter", sahut phi Peak

"Hahahahaha, aku sudah memaafkan dokter dari dulu karena aku hanya manusia saja. Tuhan saja memaafkan manusia yang bertobat masa aku yang manusia biasa tidak memaafkan orang yang sudah minta maaf. Aku tidak bisa memanggil anda phi lagi melainkan dokter karena anda sekarang adalah dokter yang menangani mae aku. Satu lagi aku serius dengan kata-kata aku tadi. Jika anda tidak bisa menyembuhkan mae aku maka aku tidak segan-segan memindahkan mae ke rumah sakit bagus", sahutku

"Kamu berubah nong. Apakah kamu sekarang sudah kaya hingga bisa memindahkan mae kamu ke rumah sakit yang lebih bagus", sahut phi Peak

"Tuhan mendengarkan doa aku dokter Peak. Sekarang aku sudah menjadi orang sukses. Selain itu ini semua juga atas dukungan istri aku yang selalu menemani aku dari dulu dari jaman kami berdua masih pacaran. Aku masih ingat bagaimana anda menghina aku saat iti dokter Peak", sahutku

"Istri? Jadi beneran kamu sudah menikah dan memiliki istri nong? Kok bisa nong?", tanya phi Peak

"Tentu saja bisalah dokter Peak. Aku ini cowok kenapa aku tidak bisa menikah. Bahkan aku juga sudah memiliki anak cowok yang bernama Win. Mereka berdua adalah harta berharga yang aku miliki dokter Peak. Jadi anda jangan bermimpi kalau aku bakal bersedih atau menderita dengan apa yang dulu anda lakukan. Justru hinaan dan perbuatan selingkuh anda dulu yang menyadarkan aku kalau harus kuat dan tetap menjalani hidup", sahutku

"Maaf dokter Peak kalau saya menggangu pembicaraan anda tetapi anda harus memeriksa pasien yang lain", sahut seorang perawat yang menghampiri kami berdua

"Pergilah dokter Peak lagipula pembicaraan kita berdua sudah selesai", sahutku

"Tapi....", sahut phi Peak

"Kita harus cepat dok karena pasien ini sudah lama menunggu anda", sahut perawat itu lagi

"Nong, aku pergi dulu tapi jangan harap ini sebagai pembicaraan kita terakhir karena aku akan terus mendekati kamu sampai kamu kembali seperti dulu", sahut phi Peak dan kemudian phi Peak pergi meninggalkan aku bersama perawat tersebut

"Tuhan, kenapa aku harus bertemu dia lagi di saat aku sudah bahagia dengan keluarga kecilku", sahutku dalam hati

You're My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang