02 : Sk(cr)y

654 53 2
                                    

⚠️ ---  ini cerita femdom ( female dominan ), kalau ga suka langsung tinggalin aja, jangan tinggalin komen sampah. makasih.

-----

Sarah terkesiap melihat pintu mobil sudah terbuka lebar bahkan sebelum ia membukanya. Sarah menengok kearah samping, memberi tatapan bertanya pada penjaga disana.

"Miss sudah masuk, Nona."

Sarah tanpa sadar mendengus. "Dia itu seperti cheetah saja."

---

Evara menghentikan langkah ketika kaki jenjangnya menapaki undakan anak tangga terakhir. Mata hitam Evara terpaku. Seperti tidak bisa berpaling kendati objek yang ia tatap sudah siap melarikan diri.

Didepan sebuah kamar dengan pintu bercat putih itu, Evara kembali melihatnya. Pria manis yang membuatnya berada disini. Sedang berdiri dengan piyama biru cerah berlengan panjang. Si Manis itu nampaknya terkejut dengan kehadiran Evara disana.

Terbukti Ia langsung memasang gestur waspada. "Siapa lo?!"

Oh, wow. Evara tidak menyangka akan mendapat sapaan se-akrab itu. Evara rasa dia tidak seperti ini saat Evara pertama kali menemuinya. Seingatnya, malam tadi pria ini masih merengek-rengek layaknya kucing yang kehilangan induk, tapi sekarang dia malah berubah layaknya kucing garong yang siap bertengkar dengan kucing lain.

"Kau melupakanku?"

"Cih. Jangan sok kenal!" Kedua tangan putihnya terlipat diatas dada dengan mata menatap Evara sinis.

"Baiklah. Kalau begitu," Evara melangkah mendekatinya. Berdiri menjulang dihadapan si pria kemudian menunduk. Ia sedikit tersenyum miring ketika melihat pria itu ketakutan dalam kungkungannya. "Mari berkenalan." bisiknya.

"PEDOFIL!"

"I'm not."

"YOU ARE!" dia mendongak penuh emosi pada Evara. Entah kenapa, rasanya ia sangat kesal pada wanita ini padahal mereka baru berbincang sedikit dan mereka tidak saling mengenal.

Evara mengangguk saja. Tidak ingin memperpanjang masalah sepele ini. Evara berdeham sebentar kemudian menarik diri. "Siapa namamu?"

"Kepo!"

"Siapa namamu?"

"Kepo banget sih lo?! Gak usah tanya-tanya!"

"Ku tanya, siapa namamu?"

"Lo budeg apa gimana, sih?! Gue bilang gak usah kepo! Gak usah banyak tanya!"

Evara menggeram rendah. Tolong beritahu pria ini bahwa Evara bukanlah orang dengan kesabaran yang banyak. "Aku tidak se-sabar itu, Pria Kecil."

Merasakan aura tak mengenakan dari wanita dihadapannya, pria itu mendongak. Mendapati raut wajah si wanita yang mengeras serta tatapan tajam yang menghunusnya dengan seram, mendadak membuat nyalinya ciut hingga kembali menunduk dalam. Tak berani menatap Evara.

"Mulutmu mendadak bisu?"

Bibirnya mencebik tanpa sadar. "Sky! My name is Sky Aizen Nathabiru... "

Evara menghela napas ketika melihat pundak pria itu bergetar samar. "Jangan menangis."

Sky menggeleng ribut hingga rambutnya bergerak kesana-kemari. "Gue gak nangis!"

Evara berdecak. Sudah jelas pria itu menangis. Pipinya basah, telinga, hidung dan lehernya merah. Juga tetesan air mata yang menetes ke lantai sudah menjadi bukti kuat bahwa pria itu menangis.

"Ku bilang jangan menangis."

"GUE NGGAK NANGIS! DENGER GAK, SIH?!"

"Pelankan suaramu." Evara berujar datar. Ia tidak suka mendengar orang yang berbicara dengan nada tinggi seperti itu.

Dua detik setelahnya, Evara menghela napas ketika isak tangisnya terdengar meskipun tidak keras.

Padahal di awal, ia terlihat sangat angkuh dan sombong. Tapi baru sedikit Evara beri penekanan, bahkan Evara tidak menaikkan nada suaranya sedikitpun, pria ini sudah menangis sesenggukan seperti ini.

Evara tidak menyangka dia akan se-cengeng ini.

Saat isakannya semakin terdengar, Evara akhirnya menyelipkan kedua tangannya diantara ketiak pria itu dan menggendongnya seperti koala. Evara bisa merasakan tubuh pria ini menegang dalam gendongannya. Ia kemudian menjulurkan tangan untuk membuka knop pintu kamar dan melangkah masuk.

"Hiks... hmp---" Untuk yang ketiga kalinya dalam waktu berdekatan, Evara menghela napas.

Tangan Evara terangkat menepuk bokong pria itu pelan. "Berhenti menangis, Sky."

"IH!" Bahu Evara ia pukul dengan kuat. "Gak boleh tepuk-tepuk pantat! Hiks... "

Evara diam saja selagi dia melangkah menuju balkon kamar.

"Denger gak?!"

Bahu Evara kembali dipukulnya. "DENGAR NGGAK, KAKAK?!"

"Dengar, Cutie..."


------
TBC.

nama = sky
sifat = sesuai mood

Evara ; Loving youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang