Jejak Dalam Kegelapan

4 1 0
                                    

Malam kembali turun di desa, membawa angin dingin yang berembus melalui celah-celah gunung di sekitarnya. Meskipun tampak tenang, ketiga petualang kita — Astra, Vyn, dan Zyn — tidak bisa menghilangkan perasaan gelisah yang terus menghantui mereka. Mereka telah menemukan Rune misterius yang terkait dengan elemen air Astra, tetapi maknanya masih tersembunyi dalam bayangan. Vyn, yang sudah berpengalaman dalam petualangan semacam ini, mengusulkan langkah selanjutnya.

Vyn: (Mengamati Rune yang dipegang Astra) "Kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Rune ini mungkin lebih dari sekadar petunjuk tentang elemen air. Bisa jadi ini adalah kunci untuk sesuatu yang lebih besar."

Zyn: (Memikirkan ancaman yang terus mendekat) "Dan kita tidak punya banyak waktu. Desa ini semakin diperhatikan oleh pihak luar. Jika kita terlalu lambat, mereka mungkin menemukannya lebih dulu."

Astra: (Melihat Rune dengan penuh rasa ingin tahu) "Tapi aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan ini. Jika benar ini kunci untuk sesuatu, kita harus tahu ke mana membawanya."

Mereka bertiga setuju bahwa langkah berikutnya adalah mencari tahu lebih banyak tentang Rune tersebut. Vyn mengingat bahwa di puncak pegunungan yang mengelilingi desa, terdapat seorang Pertapa yang dikenal karena pengetahuannya yang luas tentang benda-benda kuno dan kekuatan magis yang tersembunyi.

---

(Di Keesokan Harinya)
Mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke puncak gunung, tempat di mana Pertapa tinggal. Perjalanan ke sana tidak mudah, karena jalan setapak penuh dengan tebing curam dan angin yang bisa menyingkirkan pendaki yang kurang berpengalaman. Saat mereka mulai mendaki, suasana menjadi lebih tegang, dengan bayang-bayang gelap dari masa lalu yang mulai menghantui mereka.

Vyn: (Memandang jalan curam di depan) "Pertapa itu mungkin tidak akan langsung membantu kita. Dia dikenal sangat selektif dalam memberikan nasihat, dan kita harus bisa meyakinkannya."

Zyn: (Dengan tegas) "Kita akan menemukan caranya. Jika Rune ini seberharga yang kita duga, maka ini adalah kunci untuk menyelamatkan desa."

Astra: (Dengan ragu) "Apa kita benar-benar bisa mempercayai seseorang yang hidup menyendiri? Bagaimana jika dia menyembunyikan niat lain?"

Vyn: "Itu risiko yang harus kita ambil. Tapi aku pernah mendengar tentang orang ini sebelumnya. Dia tahu banyak tentang kekuatan magis yang terhubung dengan tempat-tempat seperti ini."

Setelah perjalanan yang melelahkan, mereka akhirnya tiba di tempat tinggal Pertapa, sebuah gua yang tersembunyi di lereng gunung. Di depan gua, seorang pria tua duduk di atas batu, matanya tertutup seperti sedang bermeditasi. Mereka mendekat dengan hati-hati.

Zyn: (Dengan hormat) "Kami mencari jawaban tentang benda ini." (Dia memberi isyarat kepada Astra untuk menunjukkan Rune).

Pertapa: (Membuka mata perlahan, suaranya rendah dan dalam) "Banyak yang datang ke sini mencari jawaban. Tetapi jawaban hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar memahami pertanyaannya."

Astra: (Mengulurkan Rune dengan sedikit gugup) "Kami tidak tahu maknanya. Tapi aku merasa terhubung dengan ini... seolah-olah ini memanggilku."

Pertapa memeriksa Rune dengan teliti, matanya menyipit seolah mencoba membaca rahasia yang tersembunyi di balik simbol tersebut. Setelah beberapa saat, dia berdiri dan masuk ke dalam gua, mengisyaratkan agar mereka mengikutinya. Di dalam gua, terdapat banyak sekali ukiran kuno di dinding, sebagian besar menggambarkan dewa-dewa kuno dan kekuatan elemen.

Pertapa: (Menunjuk ukiran di dinding) "Rune yang kalian temukan adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ini bukan hanya tentang kekuatan elemenmu, anak muda." (Dia menatap Astra) "Ini adalah kunci. Sebuah kunci yang akan membuka rahasia yang telah tersembunyi selama ribuan tahun."

Vyn: (Mengangguk, merasa hal itu mulai masuk akal) "Kunci... untuk apa?"

Pertapa: (Dengan nada misterius) "Gunung ini menyimpan sesuatu yang sangat kuat. Sebuah pintu yang hanya bisa dibuka dengan Rune seperti ini. Di baliknya, ada sesuatu yang tidak bisa kalian bayangkan."

Zyn: (Cemas) "Dan apa itu? Apa yang disembunyikan di dalam gunung ini?"

Pertapa: (Sambil tersenyum samar) "Itu bukan sesuatu yang bisa kuberitahu sekarang. Kalian akan menemukannya ketika waktunya tiba. Tapi hati-hati. Banyak yang telah mencoba membuka pintu itu, dan mereka tidak pernah kembali."

Astra merasakan detak jantungnya semakin cepat. Meski tidak sepenuhnya memahami apa yang terjadi, dia tahu bahwa perjalanannya baru saja dimulai. Pintu di dalam gunung, Rune yang dia temukan, dan ancaman dari luar desa semuanya terasa saling terhubung, membentuk teka-teki besar yang harus dia pecahkan.

Keturunan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang