Astra terbaring di lantai gua, napasnya tersengal-sengal setelah pertarungan sengit melawan wyvern. Tubuhnya dipenuhi luka dan rasa sakit yang menyayat, tetapi dia berhasil bertahan. Wyvern yang tadinya buas kini telah menghilang, tubuhnya perlahan memudar menjadi kabut biru dan hilang sepenuhnya. Namun, ruangan di dalam gua itu masih terasa penuh dengan aura misterius.
Astra memandang ke sudut ruangan, tempat di mana sebuah artefak besar berdiri di atas altar. Di atas artefak itu tergeletak sebuah cincin yang memancarkan cahaya lembut. Meski tubuhnya lelah, rasa penasaran dan kekuatan tekad mendorongnya untuk bangkit. Dia tahu bahwa cincin itu adalah kunci dari misteri yang lebih besar, mungkin berhubungan dengan kekuatan besar yang selama ini tersembunyi di dalam gunung.
Namun, sebelum dia bisa meraih cincin itu, sebuah suara misterius bergema di dalam ruangan. Suara itu terdengar dalam dan menyeramkan, seakan berasal dari tempat yang jauh tetapi sekaligus sangat dekat.
Suara Misterius: "Hahahaha… akhirnya ada seseorang yang akan bertemu dengan naga itu."
Astra terhenti, merasakan darahnya berdesir mendengar suara itu. Jantungnya berdetak kencang, dan dia menyadari bahwa ada sesuatu yang jauh lebih besar dan berbahaya di balik semua ini. Namun, meski diliputi rasa takut, dia tetap melanjutkan langkahnya. Tangan Astra perlahan menggapai cincin itu, merasakan energi yang terpancar dari benda tersebut.
Begitu dia menyentuh cincin, pandangannya tiba-tiba kabur. Astra merasa seolah-olah ditarik keluar dari tubuhnya dan dilemparkan ke dalam dimensi lain. Dia sekarang berdiri di sebuah tempat yang sangat asing — tengah lautan luas yang berwarna ungu keemasan. Laut itu tampak tenang, namun di udara ada kekuatan besar yang bersembunyi.
Di kejauhan, Astra melihat sebuah pulau kecil di tengah lautan, dan di atas pulau itu, berbaring seekor naga raksasa berwarna putih. Naga itu terlihat seperti tertidur, tetapi dalam sekejap, matanya terbuka. Mata naga putih itu bersinar, memancarkan cahaya keemasan yang dalam, seolah-olah naga itu bisa melihat jauh ke dalam jiwa Astra.
Astra: (Terkejut dalam pikirannya) "Apa ini…?"
Tiba-tiba, dunia di sekelilingnya mulai berputar dengan cepat, dan sebelum Astra bisa berbuat apa-apa, dia kembali ke ruangan di dalam gunung. Tangannya masih memegang cincin, tetapi pandangannya sudah kembali normal. Keringat dingin membasahi dahinya, dan tubuhnya bergetar. Namun, di balik ketakutannya, Astra merasa bahwa dia telah menyaksikan sesuatu yang sangat penting.
Sesuatu yang lebih besar dari yang pernah dia bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keturunan Bintang
Fantasia"Aku akan tumbuh menjadi lebih kuat, setinggi bintang bintang angkasa" Sebuah petualangan Astra dengan kakak dan teman temannya untuk menuju tanah tertinggi.