Jeon Wonwoo X Choi Seungcheol
••••
Lilin-lilin berwarna biru, dengan susunan rapi dan jumlah yang spesifik, sembilan buah. Mengirimkan pesan yang tak mampu dicerna oleh logika. Pesan dari kegelapan yang selalu mengintai. Pesan Sang Pembunuh kepada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✤𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔✤
_______
Malam itu Seungcheol merasakan jemari itu menyentuh samping lehernya, engan lembut dan terasa hangat. Dan sentuhan itu terasa familiar, sefamiliar rasa yang ditimbulkannya. Seungcheol menggelenyar langsung dari ujung kaki hingga ujung kepala, erasakan perasaan bergairah yang menggelitikinya tanpa ampun.
Dia masih memejamkan mata ketika tubuh yang hangat itu melingkupinya, terasa begitu pas dengan tubuhnya. Seungcheol merasa dirinya setengah tidur, dia lalu merabakan jemarinya ke permukaan tubuh hangat yang menindihnya, menelusu otot-ototnya yang lia, dibungkus kulit halus dan licin, menggoda, terasa begitu keras dan begitu pas dalam remasan jemarinya.
Yang menindihnya adalah lelaki yang sangat dominan. Seungcheol menyesap aroma lelaki yang khas. Aroma kayu-kayuan yang menggoda berpadu melingkupi seluruh inderanya. Lalu bibir lelaki itu menyusul jemarinya, menyentuh sisi lehernya, terasa begitu panas dan amat membara, mengirimkannya sinyal-sinyal gairah yang tak terduga.
Seungcheol pun mengerang, dan ciuman lelaki beraroma musk itu semakin merambat, ke dagunya, ke rahangnya, ketulang pipinya, dan kemudian sedetik sebelum dia merasakan napas hangat itu menerpa dirinya, bibir itu kemudian melumat bibirnya.
Oh.... sungguh ciuman yang sangat menggoda.
Bibir itu terasa tipis namun keras dan jantan, tetapi menyentuh bibirnya dengan lembut dan hati-hati. Menempel sempurna seolah-olah ingin menyesap rasa bibir Seungcheol penuh, bibir itu menyelip di antara bibir Seungcheol yang setengah terbuka, kemudian menyesapnya lembut, semakin lembut, semakin dalam, dan kemudian lidahnya yang panas itu menyeruak masuk, membuat Shouzin mulai terengah, napas mereka yang panas pun beradu, ketika lidah lelaki itu berjalinan dengan lidah Seungcheol, menikmatinya.
Kemudian lidah itu mencecap seluruh rasa diri Seungcheol, ke seluruh bagian mulutnya. Seungcheol mengerang dalam pagutan lelaki itu, jemarinya meremas punggung telanjang lelaki itu ketika tubuh mereka bergesekan dengan liar dan bergairah. Ketika rasa panas tubuh mereka berpadu.
Seungcheol menyadari bahwa dia telanjang bulat... Sama halnya dengan lelaki yang menindihnya itu. Miliknya terasa sangat keras. Menyentuh perut Seungcheol, sengaja menggesekannya dengan menggoda, membuat Seungcheol otomatis membuka pahanya.
Kemudian Seungcheol membuka matanya dan mendongakkan kepalanya untuk menatap lelaki beraroma musk yang menggairahkan yang sedang mencumbunya itu. Seungcheol langsung terkesiap ketika berhadapan dengan mata hitam gelap yang dalam itu.
Mata seorang Jeon Wonwoo!
─────────ೋღ 🌺
Seungcheol langsung tersentak dan terduduk, terbangun paksa dari mimpi kotornya. Napasnya terengah-engah dan tubuhnya penuh keringat. Benaknya pun berkecamuk kebingungan.
