Setelah lampu di ruangan mati. Hanya panggung yang tetap terang, menarik perhatian semua orang. Beberapa lembar kertas kemudian mulai dibagikan kepada tiap peserta menggunakan robot.
"Seperti yang diharapkan dari Yuuei, semuanya di sini canggih," gumam seseorang didekat Haruka, yang tidak dikenalnya.
Haruka menoleh dan melihat sekeliling hingga maniknya menemukan seorang anak yang tampak pemarah yang duduk disisinya. Haruka berfikir untuk tidak mengganggu dam memilih membaca kertas yang dibagikan hingga suara pemandu acara terdengar dari panggung.
"Para peserta! Selamat datang di seminarku!" Suara itu penuh semangat, membuat Haruka terkekeh.
"Everybody say Hey!" teriaknya, dan Haruka tanpa sadar mengikutinya dengan tangan kanan diangkat ke atas.
"Hey!"
Ketika sadar, Haruka melihat semua orang diam memperhatikannya. Hanya dia yang menjawab. Bahkan anak yang terlihat pemarah tadi memandang Haruka dengan tatapan aneh. Merasa malu, Haruka menurunkan tangan dan menyembunyikan wajahnya. Untungnya, ruangan gelap membuat wajahnya tidak terlalu terlihat jelas. Beberapa peserta memandangnya dengan berbagai ekspresi; aneh, memalukan, dan penasaran.
"Bagus! Aku suka semangatmu untuk mendengarkan seminarku tentang ujian masuk tahun ini!" Teriak pemandu acara bersemangat semakin membuat Haruka menunduk malu.
"Baiklah, aku akan menjelaskan bagaimana ujian ini berlangsung," ujar pemandu acara yang dikenal sebagai Present Mic.
Para peserta memperhatikan dengan baik semua yang dijelaskan oleh Present Mic. Haruka tetap fokus pada penjelasan tentang ujian praktek. Terutama cara untuk mendapatkan poin terbanyak.
"Inti dari ujian praktek, kalian akan melakukan sebuah uji coba di daerah perkotaan selama sepuluh menit. Kalian boleh membawa apa pun yang kalian mau. Setelah seminar ini, kalian akan melakukan ujian tertulis di sini dan setelahnya ujian praktek di tempat yang telah ditentukan," jelas Present Mic.
"Kalian mengerti, peserta?!" Tanya Present Mic, tetapi kali ini tidak ada yang menjawab. Dan Haruka telah belajar untuk tidak gegabah dalam melakukan apapun.
Peserta di sebelah Haruka tadi menggumam, "Berisik sekali," saat mendengar seseorang terus berbicara. Haruka tersenyum memahami keluhan peserta itu. Dia juga cukup merasa tak nyaman.
Saat Present Mic menjelaskan lebih lanjut, seorang peserta mengangkat tangan untuk bertanya. Membuat seluruh perhatian semua orang tertuju padanya.
"Dalam kertas yang dibagikan terdapat empat jenis musuh. Jika ini kesalahan dalam pencetakan, sekolah Yuuei yang merupakan sekolah kebanggaan Jepang akan sangat malu. Kami para peserta datang ke tempat ini demi menjadi pahlawan yang membanggakan," ujar penanya berkacamata yang duduk beberapa baris di depan Haruka.
"Dan lagi, kau rambut keriting!" Teriak penanya itu kepada seorang anak yang terus berbicara, membuatnya tersentak. "Kau mengoceh dan tidak fokus sejak tadi. Jika ingin bermain-main, sebaiknya pulang saja."
Haruka merasa tak enak pada anak itu. Meski begitu, penanya itu juga tidak salah. Karena hampir semua orang yang duduk diseitar Haruka mengangguk membenarkan.
Present Mic, melihat suasana menjadi ricuh, akhirnya berbicara.
"Baiklah, hentikan semuanya. Terima kasih untuk peserta 7111. Tidak ada kesalahan dalam percetakan. Robot keempat tidak dimaksudkan sebagai poin. Namun robot keempat dimaksudkan sebagai penghalang. Aku menyarankan kalian untuk lari saja jika melihatnya, karena robot ini hanya bernilai 0."
Mendengar poin yang berjumlah nol, Haruka yang tadinya akan memburunya juga memilih untuk tidak. Karena itu akan percuma untuknya yang ingin mengambil semua poin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission?
FanfictionSebuah misi yang membuatnya harus pergi ke Dunia Lain. Tapi sepertinya ini lebih rumit dari yang dia pikirkan. BoboiboyxBnHA Maaf untuk Typo. Update hari minggu (Kalau gak lupa) *Bahasa Indonesia bukan bahasa pertama aku, jadi aku minta maaf kalau s...