Chapter 7

289 41 0
                                    

Begitu Present Mic memperbolehkan para peserta pulang, Haruka segera berlari menuju tempat yang telah dijanjikan oleh Shoto. Sebuah minimarket terdekat dari Yuuei.

"Sho kun! Osokatta gomen." Ujar Haruka yang tiba sambil berlari.

"Iie, daijoubu." Ujar Shoto kemudian melemparkan sebuah botol minuman pada temannya itu. "Otsukare."

"Um, arigatou." Haruka segera membuka botol yang diterima Shoto. Meminumnya dan menghilangkan rasa hausnya. "Ingin pergi sekarang?" Tanya Haruka setelah mengambil nafas sejenak.

"Kau tidak lelah?" Tanya balik Shoto, membuat Haruka menggeleng.

"Bukan masalah. Aku hampir tidak berkeringat. Ayo pergi." Ujar Haruka, membuat Shoto berdiri.

Keduanya akan pergi menuju sebuah rumah sakit. Shoto bilang, dia ingin mengenalkan ibu dan kedua kakaknya pada Haruka. Berterimakasihlah pada Haruka yang membuat Shoto sadar untuk memperbaiki hubungan keluarganya kecuali dengan sang ayah.

Beberapa bulan lalu, perkataan Haruka terngiang di kepala Shoto.

"Bukankah lebih baik kau menjenguk ibumu?"

"Hmmm, kurasa tidak ada salahnya mencoba. Shoto punya seorang ibu. Berbeda denganku, sebaiknya kau memperbaiki hubungan kalian sebelum terlambat."

Shoto ingat seperti apa ekspresi yang Haruka tunjukan. Dia terlihat sedih dan rindu. Shoto tak bisa membantu satu-satunya temannya itu, tapi dirinya terus mendapat bantuan darinya.

Mereka berjalan bersama setelah menaiki kereta selama 20 menit.

"Sho kun, kau yakin tidak masalah aku ikut? Ini pertemuan keluargamu setelah beberapa tahun. Kau seharusnya menghabiskan waktumu dengan mereka." Ujar Haruka yang mendadak gugup untuk bertemu dengan keluarga temannya.

"Ini terlambat sekarang. Lagipula, berkatmu aku bisa kembali berbaikan dengan ibuku." Ujar Shoto berhenti di depan sebuah pintu, mengetuknya kemudian masuk.

"Ara, kalian sudah tiba rupanya." Ujar seorang wanita berusia 40-an namun masih terlihat cantik.

"Ah, shitsureishimasu." Ujar Haruka memasuki ruangan itu sambil mengikuti Shoto.

Wanita itu menghampiri Haruka dan mengambil tangan Haruka untuk digenggam erat juga lembut.

"Mungkinkah kamu Haruka? Seperti yang diceritakan Shoto. Kamu sangat tampan." Ujar wanita itu membuat pipi Haruka merah. Dia malu. Tidak menyangka akan langsung mendapatkan pujian tepat setelah keduanya bertemu.

"Ha-hajimemashite. Shimizu Haruka desu." Sapa Haruka, membuat wanita itu tersenyum.

"Aku Rei. Ibu Shoto. Shoto sering menceritakan tentangmu padaku. Aku benar-benar berterimakasih." Ujar Rei sedikit menundukkan kepalanya.

"Ah, Anda tidak perlu seperti itu. Lagipula Shoto itu temanku. Jadi tidak aneh jika aku membantunya." Ujar Haruka memberikan senyum tulus, membuat Rei benar-benar mengerti mengapa putranya yang dingin bisa begitu memamerkan temannya.

"Syukurlah Shoto memiliki teman yang baik sepertimu." Ujar Rei, diangguki Shoto. Temannya memang baik. Terlalu baik.

"Ah, benar." Seru Haruka kemudian mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Ini tidak seberapa, tapi tolong terimalah." Ujar Haruka menyerahkan sebuah paper bag kecil berisi toples kue yang dia buat.

"Ya ampun, aku membuatmu repot. Aku akan menerimanya. Terimakasih, Haruka." Ujar Rei menerima buah tangan dari Haruka. "Oh, benar. Kemari dan duduklah. Aku sangat senang bertemu dengan teman baik putraku hingga lupa mempersilahkanmu duduk." Ujar Rei menarik tangan Haruka untuk duduk di sofa yang disediakan ruangannya.

Mission?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang