Enjoy!
Di malam yang sunyi. Ada seorang gadis yang tengah berjalan tergesa-gesa membawa banyak tas belanjaan di tangannya karena sehabis membeli beberapa bahan dapur di supermarket. Dari raut wajahnya dia seperti ketakutan.
Ia melewati gang yang sepi. Terdengar suara sautan laki-laki yang sepertinya bukan hanya 1 orang mungkin lebih dari itu di saat ia melewati gang yang di kenal markas laki-laki pemabuk. Ia tidak berani menoleh.
"Seharusnya aku tidak pergi sendiri, jika begini mungkin aku tidak akan hidup lagi didunia ini" Gadis itu semakin takut ketika salah-satu orang di gang tersebut meneriakinya.
"Matilah aku" batin gadis tersebut mengigit bibir bawahnya.
"1..2..3... lari!" Dalam hitungan terakhir gadis itu berlari sekencang mungkin namun masih menggenggam tas belanjaannya se-erat tenaganya.
Namun saat ia berlari, tiba-tiba ia menabrak seseorang yang menyebabkannya terjatuh serta tas belanjaannya jatuh berserakan.
"Akhh" gadis itu merintih sembari memegang pantatnya yang sakit.
"Apa kau tidak punya mata? Sudah liat ada seseorang yang sedang berjalan kau tabrak!" Orang yang ia tabrak adalah seorang laki-laki. Dia tinggi tetapi sedikit kurus. Gadis itu tidak terlalu jelas melihat wajah orang yang ia tabrak namun suara laki-laki itu begitu candu ketika ia marah.
Gadis itu berdiri sembari membereskan tas belanjaannya yang berserakan. "Maafkan aku...aku terburu-buru hingga tidak melihat ada seseorang yang sedang berjalan. Lagian tempat ini sepi jadinya aku tidak melihatmu"
Tak mendengar jawaban orang tersebut, membuatnya semakin takut ketika orang tersebut berjalan mendekatinya. "Jangan mendekatiku! bukankah aku sudah minta maaf?!"
"Tidak semudah itu gadis konyol!' umpatan laki-laki tersebut membuat gadis itu menggeretakkan giginya. Ia menendang area tubuh negatif laki-laki tersebut, dan langsung berlari meninggalkannya.
"Kurang ajar!" Laki-laki itu merasakan dibawah pusarnya sakit karna tendangan gadis tersebut.
Laki-laki tersebut heran karena tubuh gadis itu sangatlah ramping tidak mungkin ia bisa lari secepat itu, tetapi dugaannya itu salah. Jika ia bisa melihat lebih jelas wajah gadis itu ia akan mengejar gadis itu dan memberinya pelajaran.
Sesampainya di apartemen miliknya yang tidak memiliki fasilitas lift. Gadis itu bernapas lega terlebih dahulu sebelum mengetuk karena lelah berlari. Setelah merasakan nafasnya mulai stabil, ia mengetuk pintu apartnya.
"Buka pintunya! Cepatan!" Gadis itu tidak berhenti mengetuk pintu sebelum seseorang membukakannya pintu.
"Sabar Martha!" Akhirnya seseorang membukakannya pintu.
Gadis yang bernama Martha itu kemudian berjalan masuk.
"Ada apa denganmu? Kau berkeringat dingin" Tanya yang membukakan pintu Martha barusan.
"Ini semua ulahmu, Mon! Andai kau menemaniku tadi berbelanja di supermarket".
"Apa salahku? Bukankah aku sudah bilang untuk menungguku tetapi kau keras kepala ingin secepatnya kesupermarket".
"Ya mau gimana lagi? Kau sangat lama, aku sudah lapar dari tadi karna tidak ada makanan di kulkas".
"Iya, maaf. Sekarang jelaskan kenapa kau berkeringat dingin setelah pergi berbelanja? apa kau melihat hantu?".
"Bukan. Tadinya aku melewati gang sepi lalu ada banyak laki-laki disana sedang mabuk, setelah aku berlari, aku bertemu dengan laki-laki lagi hanya seorang, tubuhnya besar tetapi aku tidak bisa melihat lebih jelas wajahnya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Mafia
Teen FictionKisah 4 gadis bersahabat yang bekerja di salah satu hotel besar kota New York. Mereka tidak tahu hotel tersebut milik Mafia- mafia kejam. Mereka ingin berhenti bekerja namun, mafia itu mengancam mereka jika berhenti atau mencoba melarikan diri merek...