2

207 30 3
                                    

Mata haechan terbuka, tatapan mata itu berubah. “Noona berteriak padaku?” haechan menegakkan tubuhnya

Lisa mengantupkan bibirnya, merasa menyesal sudah berteriak.

“okay fine, kita ke apartku" ucap lisa.

Lisa mengambil kunci mobil yang masih ada di tangan haechan, dan segera melajukan mobilnya ke apartemen.

Haechan tersenyum manis, merasa senang.

Setelah sampai haechan langsung merebahkan dirinya di kamar sang pemilik apartemen itu.

“tidak bisakah kau keluar? ini bukan kamarmu haechan!” lisa menatap haechan jengkel.

“bukankah ini sangat nyaman? kemari noona” haechan memposisikan dirinya menyamping sembari tangannya menopang kepalanya.

“tidak!”

“oh ayolah! terakhir kita tidur bersama saat tahun lalu bukan? aku sangat merindukan itu”

“kita sudah tidak ada hubungan lagi” lisa memutar bola matanya.

“ouh noona aku tidak suka ekspresi itu” nadanya biasa saja tapi kata-katanya menyatakan sesuatu.

Lisa terdiam menyadari apa yang dilakukannya tapi ia mencoba untuk tidak memperdulikannya. Lisa memilih keluar dari kamarnya, dan membuat makan untuk dirinya sendiri.

Lisa benar-benar memasak ramyeon untuk dirinya sendiri, seolah di apartnya hanya ada dirinya.

“aku juga mau”

Lisa terkejut ketika seseorang memeluknya dari belakang tanpa aba-aba.

“lepas!” ucap lisa ketus.

Haechan tidak menghiraukan tubuh lisa yang memberontak, ia justru memeluk erat dan menghirup dalam leher lisa.

Akhh..

Haechan tanpa sadar mengigit leher putih wangi itu, lisa langsung mengeluarkan tenaganya dengan menyikut kuat perut haechan.

Haechan mundur beberapa langkah, dirinya sedikit melenguh kesakitan karena lisa memang menyikutnya begitu kuat.

“kau sungguh bajingan lee haechan, ingat kita tidak ada hubungan apa-apa lagi setelah hari itu.”

“kalau kau lupa, kita dalam waktu dua minggu akan mempunyai hubungan lagi noona” ucap haechan.

Lisa mengeraskan rahangnya, “bahkan aku tidak menyetujuinya.”

Haechan mengedikan bahunya dengan wajah tengilnya, “hanya kau yang tidak setuju. ibarat lima banding satu, satu itu akan kalah.”

Lisa diam dan menatap haechan dengan penuh kebencian, dirinya benar-benar tidak bisa berkutik karena ia takut haechan melakukan hal diluar batas.

••

“ini sudah malam, sana pulang” ucap lisa saat melihat haechan memasuki kamarnya.

“kau mengusirku?”

“iya”

Lisa menjawab dengan cuek, setelahnya lisa merebahkan dirinya untuk tidur karena esok hari ia harus bekerja.

Saat lisa sudah hampir masuk ke dalam mimpi, lisa merasakan kasurnya bergerak menandakan seseorang sedang merebahkan tubuhnya di kasurnya.

Lisa diam, selagi orang di belakangnya ini tidak menganggunya ia akan tetap pada posisinya.

Beberapa menit lisa tidak mendapat gangguan dari belakang, ia memutuskan untuk tidur.

Haechan sedari tadi diam melihat punggung lisa dengan senyuman yang entah apa artinya.

Haechan mendekat, mencoba memeluknya dari belakang. Menelusupkan wajahnya pada leher lisa.

“hmmm, aku sangat merindukan wangi ini noona.” Haechan menghirup dalam-dalam wangi perempuannya itu.

“aku juga merindukan tubuhmu. bolehkah aku mencoba lagi?”

Tangan haechan mulai merambat kemana-mana, terutama pada dua buah kembar lisa.

Haechan meremas-remas kecil, sampai tidak sadar ia sedikit meremasnya dengan kencang dan membuat sang empu terbangun kaget.

Awh..

Lisa reflek menengok kesampingnya, tanpa aba-aba haechan langsung membungkam bibir lisa seakan tidak mengizinkan lisa berbicara. Melumatnya dengan kasar, menyesapnya dengan penuh nafsu.

Lisa memberontak, ini benar-benar menjijikan. Tangan lisa mencoba mendorong tubuh haechan yang semakin menekan tubuhnya.

Haechan mencekal tangan lisa di atas kepala lisa.

Haechan melepaskan ciuman tersebut sebentar, “tidak bisakah noona diam sebentar? aku sedang merindukan tubuh noona.”

“tidak, aku tidak sudi. lep—”

Ucapan lisa terputus karena haechan menciumnya kembali. Haechan menurunkan ciumannya pada leher lisa, menggigit kecil meinggalkan jejak kemerahan.

Lisa menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya saat tangan haechan mulai meremas payudaranya.

Mulai lelah memberontak sana-sini, lisapun pasrah karena sekuat apapun dirinya memberontak itu tidak akan berarti bagi lelaki di atasnya.

Lisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

••

[TBC]

0097 [Haechan & lisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang