Hana adalah gadis berusia 17 tahun yang pendiam dan senang menghabiskan waktunya sendiri. Setiap hari, dia berjalan pulang dari sekolah melewati taman sakura yang sepi, yang terletak di pinggiran kota. Meski jarang ada orang yang mengunjungi taman itu, bagi Hana, taman sakura adalah tempat perlindungan dari hiruk-pikuk dunia. Di sana, dia bisa mendengar hembusan angin, melihat kelopak bunga jatuh, dan merenungkan segala hal.Suatu hari, di tengah perjalanannya melewati taman, dia melihat seorang pemuda berdiri di bawah pohon sakura terbesar di taman itu. Sosoknya tampak seperti bagian dari lukisan, dengan sinar matahari senja yang memancar lembut di balik siluetnya. Pemuda itu terlihat kesepian, sama seperti dirinya. Tertarik oleh kehadirannya, Hana perlahan menghampirinya.
“Apa kamu sering datang ke sini?” tanya Hana dengan suara pelan.
Pemuda itu, yang bernama Haruki, tersenyum tipis tanpa mengalihkan pandangannya dari bunga-bunga sakura di atas mereka. “Baru pertama kali,” jawabnya. “Tapi rasanya seperti sudah lama aku mencari tempat ini.”
Hana mengangguk pelan, merasa anehnya ada seseorang yang merasakan hal yang sama dengannya. Sejak hari itu, mereka mulai bertemu setiap sore di taman sakura. Percakapan ringan tentang sekolah, tentang impian, dan tentang perasaan mereka yang sulit dijelaskan pun mengalir seiring dengan waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja yang Tak Pernah Berlalu
Novela JuvenilDua remaja berdiri berhadapan di bawah langit senja, dikelilingi oleh kelopak bunga sakura yang berterbangan. Cahaya matahari yang hampir terbenam menyinari wajah mereka dengan lembut, menciptakan siluet indah. Mereka saling memegang tangan, seolah...