Hana menyadari bahwa dirinya mulai jatuh cinta pada Haruki, namun ada sesuatu tentang dirinya yang terasa jauh dan sulit untuk dijangkau. Di setiap pertemuan mereka, dia melihat ke dalam mata Haruki dan merasakan ada kesedihan yang dalam, tapi dia tak pernah menanyakannya.
Di sisi lain, Haruki merasa bersalah karena menyembunyikan kebenaran tentang penyakitnya. Dia ingin memberi Hana kebahagiaan, namun tahu bahwa waktunya bersama gadis itu semakin terbatas. Meski demikian, mereka terus berbagi momen di bawah pohon sakura, menikmati setiap detik yang tersisa.
Suatu sore, saat kelopak bunga sakura beterbangan di sekeliling mereka, Haruki memberanikan diri untuk menggenggam tangan Hana lebih lama dari biasanya. “Aku senang bisa mengenalmu,” katanya perlahan. “Dan meski suatu hari aku harus pergi, aku ingin kamu tetap ingat hari-hari ini.”
Hana merasakan jantungnya berdebar kencang. “Apa maksudmu? Kau tak akan pergi, kan?”
Namun Haruki hanya tersenyum, menyembunyikan kesedihannya di balik senja yang memudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja yang Tak Pernah Berlalu
Ficção AdolescenteDua remaja berdiri berhadapan di bawah langit senja, dikelilingi oleh kelopak bunga sakura yang berterbangan. Cahaya matahari yang hampir terbenam menyinari wajah mereka dengan lembut, menciptakan siluet indah. Mereka saling memegang tangan, seolah...