08

575 36 2
                                    


Setelah pertemuan tak terduga di ruangan Vernon, akhirnya Xavier kembali pulang bersama Rosaline sebab ibunya yang tidak masih ingin berbincang dengan sahabat lamanya.

Di dalam kereta, baik Xavier maupun Rosaline tak ada yang membuka percakapan hingga akhirnya Rosaline memulai percakapan.

"Jadi, jika ibumu ada disini apa ayahmu juga akan datang?" tanya Rosaline penasaran.

Xavier mengangkat bahunya acuh, "Aku belum mendengar kabar apapun dari ibuku, aku rasa ada kemungkinan dia datang atau mungkin tidak."

"Kau mengizinkan ayah dan ibumu untuk tinggal bersama kita?" tanya Rosaline menatap Xavier penasaran.

"Aku tidak bisa egois hanya karena ingin ibu tetap berada di sampingku. Ibu, sudah banyak melewati penderitaan selama ini. Aku yakin bahwa ayah tidak bisa tenang tanpa melihat ibu apalagi adikku pasti akan merengek merindukan ibu."

Rosaline menatap Xavier, entah mengapa pria yang selama ini menjadi menyebalkan dimatanya itu saat ini, menjadi pria yang menyedihkan karena hanya menginginkan ibunya berada didekatnya.

"Kau tidak perlu memberikan tatapan kasihan padaku. Aku saat ini tau bahwa kau sedang memikirkan perilakuku yang terlihat kekanak-kanakan. " Ujar Xavier datar membuat Rosaline mengalihkan pandangannya.

"Aku tidak tau bahwa kau sangat jauh dari yang dirumorkan, dibandingkan menyeramkan kau jauh lebih menyebalkan di mataku." Ujar Rosaline menggerutu kesal.

Xavier tersenyum tipis melihat reaksi dari istrinya hingga tiba-tiba kereta kuda yang mereka naiki itu berhenti secara mendadak membuat Rosaline hampir terjatuh jika saja Xavier tidak membantunya.

"Kau diam disini, jangan keluar jika kau belum kembali ke dalam." Pesan Xavier kemudian mengambil pedangnya dan turun meninggalkan Rosaline yang tinggal di dalam kereta.

Rosaline menutup kedua matanya ketakutan saat mendengar suara pedang yang bertubrukan dan suara teriakan yang menyeramkan berasal dari luar hingga untuk beberapa saat kemudian keadaan menjadi hening, membuat Rosaline membuka kedua matanya dan mengintip dari jendela kereta. Ia menutup kedua mulutnya sendiri saat melihat banyak mayat berceceran disana.

"Tunggu, bagaimana dengan Xavier?"

Dengan cepat Rosaline turun dari kereta untuk mencari keberadaan Xavier yang tak kunjung ia temukan, hanya darah yang berceceran dimana-mana membuat Rosaline mual.

Rosaline melanjutkan langkahnya untuk mencari keberadaan suaminya hingga akhirnya menemukan Xavier yang baru keluar dari semak-semak dengan bercak darah yang menempel pada pakaiannya.

Rosaline pun berlari dan mendekati suaminya memeriksa keadaannya,

"Apakah ini darahmu? Mengapa banyak sekali?" ujar Rosaline khawatir.

Xavier menatap istrinya yang terlihat khawatir dengan senyuman tipis miliknya,

"Kenapa? Kau takut menjadi janda huh?" godanya membuat Rosaline memukul lengannya kuat.
Rosaline menatapnya kesal,

"Memang tidak baik aku mengkhawatirkan dirimu, dasar pria yang menyebalkan."

Xavier mendekat kearahnya dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah istrinya yang memerah. Satu sentilan ia berikan pada Rosaline dengan kuat membuat Rosaline terkejut dan kesakitan.

"Wah, kau memang sudah gila!!"


Xavier tertawa melihat bagaimana raut wajah Rosaline yang tampak kesal dan itu menyenangkan baginya.

"Kau tidak ingin pulang huh?" tanya Xavier yang sudah menaiki kuda kereta tadi.

Melihat itu Rosaline pun segera berlari mendekati Xavier.

"Bagaimana caraku untuk naik?" tanya Rosaline kebingungan. Xavier menghela nafas kemudian turun dari kuda yang ia tunggangi dan tanpa aba-aba mengangkat istrinyna.
Rosaline yang terkejut dengan tindakan suaminya itu lantas terdiam, Ketika Xavier yang berada dibelakangnya.

"Pegang dengan erat agar tidak terjatuh." Ujar Xavier tepat di telinga Rosaline mampu membuat Rosaline berdebar.

Keduanya pun menikmati perjalanan mereka dengan tenang hingga akhirnya sampai di kediaman mereka, tentu saja orang-orang yang berada disana terkejut dengan penampilan tuan mereka.

Kian yang pertama kali melihat keadaan tuannya itu lantas berlari mendekat kearah Xavier yang membantu Rosaline turun dari kuda.

"Apa yang terjadi? Mengapa anda mengeluarkan darah yang sangat banyak seperti ini?" tanya Kian khawatir.

"Kereta kami diserang saat ditengah jalan, sepertinya ada yang mengirim pembunuh bayaran lagi." Jawab Xavier sembari melepaskan jubahnya.

"Kian, tolong  bantu suamiku untuk membersihkan diri dan juga periksa apakah ada luka yang dalam atau tidak." Pinta Rosaline yang mendekati mereka.

Xavier menatap Rosaline ngeri dan menutup kedua dadanya dengan kedua tangannya.

"Kau mengapa menyuruhnya untuk melakukan itu? Aku tidak memiliki ketertarikan seksual yang menyimpang." Tolak Xavier yang mendapat pukulan telak dari Rosaline.

"Dasar menyebalkan." Ujar Rosaline penuh emosi kemudian meniggalkan mereka berdua.

Xavier memandang punggung istrinya dengan penuh kebingungan sedangkan Kian hanya mampu menggelengkan kepalanya merasa heran pada pasangan suami istri yang selalu bertengkar itu.

"Inilah sebabnya aku tidak ingin menikah." Gumam Kian.

" Gumam Kian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RED ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang