8

110 15 11
                                    

"Apa yang kau lakukan?". Tanya plan menatap mean dengan tatapan sangat bingung ketika mean sudah berada di depan rumahnya pagi pagi.

Tak datang seorang diri, dia datang bersama sekitar sepuluh orang alpha yang terdiri lima alpha pria dan lima alpha perempuan.

Para alpha pria membawa beberapa tas dan barang barang mean masuk ke dalam rumah. Sedangkan yang perempuan masuk membawa bahan bahan makanan dan alat alat untuk membersihkan rumah.

Plan yang tak merasa memberi ijin para alpha itu masuk ke rumah yang dia tinggali hanya bisa terdiam dengan tatapan matanya yang melotot tak paham.

"Apa apaan ini mean?". Tanyanya butuh penjelasan.

"Aku akan tinggal disini sampai kau mau pindah ke rumahku". Ucap santai mean dia mengarahkan para alpha pria itu untuk mengeluarkan sofa dirumah itu untuk diganti dengan yang lebih nyaman dan lembut yang sebelumnya sudah dia bawa.

"Ah...., ini jauh lebih baik". Mean mendudukkan dirinya disofa baru itu.

"Aw mengapa hanya diam?. Mari duduk dan rasakan bedanya". Mean menarik plan untuk duduk disebelahnya dan merasakan sofa baru itu.

"Mean...".

"Nyamam bukan?. Kau pasti suka bukan?. Ada lagi yang ingin kau ganti?. Mungkin ....ah!. Interior ruangan ini mungkin?.  Kita bisa merenovasinya jika kau mau!". Ucap mean tak membiarkan plan bicara.

"Mean!". Plan tak lagi tahan. "Apa apaan semua ini? Mengapa kau tiba tiba merasa kita butuh tinggal bersama?. Dan apa yang membuatmu begitu yakin aku akan setuju begitu saja dengan semua ini?!".

Mean sejenak diam namun ekspresi wajahnya nampak jelas dia sangat percaya diri.

"Aku hanya ingin melindungi omega k....". Mean kembali diam ketika dia sadar apa yang akan dia katakan.

Mean sadar plan pasti akan menatapnya dengan tatapan aneh jika dia menyebutnya sebagai omeganya.

"Aku hanya ingin melindungi omega yang membutuhkan perlindunganku. Terlebih kita ini teman masa kecil plan. Aku sangat khawatir. Dan jangan lupa p'mile masih keluargaku. Aku .... hanya mencoba melindungi nama keluargaku".

Plan melipat tangannya didepan dadanya dan menatap mean dengan tatapan tajam.

"Omong kosong macam apa itu huh?". Ucap plan tak percaya begitu saja.

"Aku serius plan. Aku tak bisa meninggalkanmu seorang diri. Dan, bukankah kita ini memang teman masa kecil?. Ada yang salah dengan ucapanku?. Jika kita ini bukan teman masa kecil harus seperti apa aku menganggapmu?. Kau sungguh ingin ku anggap sebagai mantan omegaku selamanya begitu?. Tidakkah itu terdengar tak baik?. Aku ingin memperbaiki hubungan kita. Dan mulai hari ini kita adalah teman masa kecil yang harus saling menjaga!".  Mean tersenyum  setelah bicara panjang lebar dan sekali tarikan napas.

Plan yang merasa telinganya sakit mendengar ucapan mean akhirnya menyerah.

"Huft....., Terserah kau saja".

Dia menghela napasnya panjang dan menyenderkan tubuhnya disofa baru itu.

"Sofa ini memang sangat nyaman". Pikir plan sembari dia menatap para alpha itu mulai membereskan rumah itu menjadi lebih bersih dan rapi seperti standart keluarga piravich.

Para alpha perempuan juga memasak untuk mereka.

"Aku tau kau tak suka memasak. Jadi aku menyiapkan mereka untuk memasak setiap hari". Ucap mean dia menyadari arah tatapan plan.

"Hmn....". Respon plan singkat.

Mean menatap wajah plan. Terdapat lingkar hitam tepat dibawah matanya. Nampaknya plan kurang tidur.

The Brother's loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang