7

123 16 11
                                    


Melaporkan apa yang telah terjadi pada kakeknya, malam itu mean diminta khusus oleh kakek piravich untuk menemani dan memastikan plan baik baik saja hingga dia tiba dirumahnya.

Namun karena kondisi liu yang tak memungkinkan dan telah berada dirumah sakit bersama dengan pegawai toko lainnya, mean berpikir untuk membawa plan pulang bersamanya ke rumah keluarga piravich.

Tapi.....

Tatapan mata mean menatap tajam ke arah meja di ujung toko. Ada plan dan seorang omega perempuan disana, mereka sedang berbicara sangat serius seakan tak ingin diganggu siapapun.

Hal yang membuat mean mengkerutkan dahinya dan menatap tak suka ke arah mereka ketika plan memeluk wanita itu dan membelai kepalanya dengan lembut.

"Siapa wanita itu?. Mengapa mereka terlihat begitu dekat?". Pikir mean semakin tak suka dengan hal itu.

"Bagaimana ini nong?. Karena aku, kalian kini tak bisa hidup dengan tenang". Ucap eye air matanya menetes.

Eye panik setelah mendengar apa alasan dibalik dicarinya dia dan siapa sosok menakutkan yang mencari apo.

Dia sungguh tak mengira sosok yang begitu menakutkan pernah menjadi bagian dari kehidupan orang yang sangat dia cintai.

"P' eye, ini bukan karena p', p'mile memang sudah bergerak bahkan sebelum mereka menemukan p'. Dan jika memang harus ada yang disalahkan, maka ini salahku. Aku yang pertama muncul dihadapan p' mile". Plan juga terlihat menyesali eye ikut terseret dalam masalah ini.

"Plan, kita harus kembali". Ucap mean.

Plan mendengar apa yang mean katakan tapi dia berpura pura tak paham.

"P' liu telah memberikanku kunci mobil. Aku akan pulang bersama p' eye". Ucapan plan membuat ekspresi mean menjadi masam.

"Kau lupa beberapa waktu lalu siapa yang kau hadapi?. Lalu siapa wanita ini?. Mengapa tiba tiba dia muncul dan bertingkah seperti butuh perlindunganmu?". Ucapan mean membuat eye tak enak.

Bahasa tubuh eye menjadi canggung dan dia menjaga jarak dari plan.

"Tsk!". Plan mendelik kesal menatap mean. "Bukan urusanmu!. Kau pulang saja sana. Jangan khawatirkan perihal p' mile, dia tak akan bisa menyentuhku".

Mean tertawa geli mendengar ucapan plan. "Plan, kau sungguh belum sadar seberbahaya apa dia?. Kau kira dia tipe orang yang akan berhenti hanya karena kau tak bersedia?. Dia adalah tipe yang akan memotong beberapa jarimu hanya untuk hiburan siangnya. Kau paham arti mafia?. Mereka menak.....".

"Aw berisik sekali!". Potong plan. "Aku tau dan aku sadar seberbahaya apa dia!. Jika dia tak berbahaya kau kira untuk apa p'ku membawaku pergi jauh dari kota?".

Mean diam dan menghela napasnya panjang.

"Aku hanya mengkhawatirkanmu plan. Kau tak bisa bergerak seorang diri. Dia pasti akan kembali. Untuk sementara waktu sebaiknya kau ikut aku pulang ke kediaman piravich".

Plan sungguh malas berdebat. Dia hanya diam melirik tajam pada mean yang berarti dia menolak usulan bodoh itu.

Plan lebih suka tidur ditoko kue itu seorabg diri dari pada kembali ke rumah itu.

"Plan plis....".

"Jujur saja mean, apa misi yang kau bawa saat ini?. Mengapa kau tiba tiba begitu perduli padaku?".

Pertanyaan plan membuat mean terdiam tak tau menjawab apa. Mulutnya terbuka tapi tak ada kata yang keluar dari sana.

"Huft.....". Plan menghela.

The Brother's loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang