06.

102 9 1
                                    

Di tengah keramaian sekolah, Wonwoo mendengar bisik-bisik gosip yang semakin ramai. Desas-desus menyebar dengan cepat: Kim Mingyu, si Alpha populer, terlibat perkelahian sengit dengan Jung Seojin, salah satu Alpha paling berpengaruh di sekolah. Dua Alpha yang dominan beradu di area sekolah, bukan hal yang aneh untuk Mingyu, mengingat rekam jejaknya yang penuh dengan kasus pertengkaran setiap tahun.

Ketika gosip itu sampai ke telinga Wonwoo, ia hanya mendengus. Seolah tidak ada hal yang lebih membosankan dari mendengar nama Kim Mingyu lagi.

"Pentiiing banget ya rumor pertengkaran itu? Ga penting banget. Alay," kata Wonwoo sambil menghela napas, menutup bukunya dan menatap kosong ke luar jendela.

Hong Jisoo, yang duduk di dekatnya, menatap Wonwoo dengan terkejut. Ia tidak menyangka reaksi sedingin itu dari temannya. "Serius, Woo? Lu sama sekali seenggak tertarik itu sama yang berhubungan dengan Kim Mingyu?" tanya Jisoo, suaranya sedikit naik karena terkejut.

Wonwoo mendesah pelan, lalu menatap Jisoo dengan tatapan datar. "Entah. Bukan urusan gua juga."

Bagi Wonwoo, Kim Mingyu hanyalah seorang Alpha lain yang gemar mencari perhatian. Semua orang di sekolah, terutama Omega dan sebagian Beta, seakan terpaku pada Mingyu. Setiap gerak-geriknya diawasi, setiap ucapannya ditiru, seolah-olah ia adalah pusat gravitasi di sekolah ini. Bagi Wonwoo, itu semua hanya omong kosong. Apa pentingnya terlibat atau memikirkan seseorang seperti Mingyu? Ia tidak peduli.

Jisoo, yang melihat betapa tenangnya Wonwoo menanggapi rumor yang menggemparkan itu, semakin bingung. "Tapi Woo, Mingyu itu... yah, lu tahu kan dia itu Alpha yang terkenal. Biasanya, orang-orang kayak kita, yang Omega, pasti ngerasa ada tekanan atau bahkan ketertarikan. Gak sedikit yang baper sama dia, lho."

Wonwoo tertawa kecil mendengar ucapan Jisoo. "Baper? Sama cowok sok keren kayak dia? Yang bener aja."

Hong Jisoo menatap Wonwoo lebih serius. "Gua gak ngerti, Woo. Banyak orang yang pengin banget deket sama Mingyu. Bahkan beberapa Alpha lain juga pengen jadi kayak dia. Tapi elu? Lo sama sekali gak tertarik?"

Wonwoo menggeleng. "Gua gak ngerti kenapa semua orang terobsesi sama dia. Jadi Alpha populer di sekolah? Buat apa? Akhirnya apa? Cuma buat tebar pesona? Hidup tuh bukan cuma soal bikin orang lain kagum, Jisoo. Apalagi kalo harus ngerusak reputasi orang lain cuma biar kelihatan keren. Gua benci orang yang kayak gitu."

Jisoo terdiam. Ia paham bahwa Wonwoo bukan tipe orang yang gampang kagum pada siapa pun, apalagi pada seseorang seperti Mingyu. Tapi tetap saja, reaksi Wonwoo yang begitu dingin membuatnya sedikit kaget. "Lu nggak ngerasa iri, Woo?"

Wonwoo menatap Jisoo sejenak, berpikir sebelum menjawab. "Iri? Sama dia? Nggak sama sekali. Gua lebih milih hidup tenang, gak perlu drama dan gak perlu tebar pesona."

Jisoo hanya mengangguk pelan, mencoba memahami sudut pandang Wonwoo. Tapi di dalam hatinya, ia tetap merasa heran. Wonwoo, yang biasanya sangat sensitif terhadap Alpha, terutama yang dominan seperti Mingyu, benar-benar tidak terpengaruh oleh semua ini. Bagi Jisoo, itu adalah sesuatu yang langka.

Suasana di sekitar mereka tetap ramai dengan gosip perkelahian Mingyu dan Seojin. Namun, Wonwoo memilih untuk mengabaikannya. Baginya, ini hanyalah drama tak berarti yang mengalihkan perhatian orang-orang dari hal-hal yang lebih penting dalam hidup. Pertengkaran dua Alpha yang memperebutkan dominasi di sekolah mungkin menarik bagi sebagian besar siswa, tapi bagi Wonwoo, itu hanya pertunjukan kosong yang tidak layak dipikirkan.

Jisoo pun akhirnya menyerah untuk membahas lebih jauh. Mungkin memang Wonwoo berbeda.

***

Siang itu, kantin sekolah dipenuhi dengan obrolan riuh dan suara senda gurau siswa-siswa yang menikmati waktu istirahat mereka. Di salah satu sudut kantin, Jeon Wonwoo, Lee Chan, dan Hong Jisoo duduk bersama di satu meja. Mereka baru saja memesan makanan dan kini terlibat dalam percakapan santai yang sesekali diselingi lelucon konyol dari Chan.

TSUNDERE || MinWonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang