Ayura melangkahkan kakinya dengan berusaha fokus menutup tutup botol minumnya yang baru saja di isi di pantry.
Istirahat makan siang masih dua jam lagi dan entah kenapa hari ini Ayura sangat merasa kehausan. Alhasil botol minumnya lebih cepat habis dan membuatnya harus mengisi minuman di pantry.
Lorong perusahaan masih terlihat sepi karena memang semua orang masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Ayura harus cukup bersyukur karena pekerjaannya teratasi dengan baik. Setidaknya ia tidak harus lembur ataupun berangkat lebih pagi untuk menyelesaikan semua tugasnya.
Decakan kesal keluar dari mulut Ayura ketika tutup botolnya sulit sekali untuk di tutup. Padahal biasanya Ayura tidak sesulit itu.
"Butuh bantuan ?" Suara dari depannya membuat Ayura seketika menghentikan langkahnya dan mendongak.
Jordan.
Pria yang hampir setahun ini tak pernah ditemuinya lagi. Yang tak lain dan tak bukan adalah mantan kekasihnya.
Mantan sekaligus kekasih pertamanya.
"Jordan..." Panggil Ayura tanpa sadar dan pria itu tersenyum mendengarnya sebelum berjalan mendekatinya.
Tangan Jordan terulur dan mengambil alih botol minum yang tengah di pegang Ayura.
Dengan mudah pria itu menutup botol minumnya dan membuat Ayura merasa malu sendiri.
Ayura menerima botolnya kembali dengan kedua pipi yang terasa memerah.
"Terima kasih" ucap Ayura dan pria di depannya ini tertawa.
Menunjukkan tawa yang merupakan tawa yang dari dulu Ayura suka. Mungkin itu juga yang menjadi alasan menerima pria itu dulu.
Mereka berdua pernah berada di satu projek yang sama. Dari sanalah mereka dekat dan Ayura mulai menaruh hati pada Jordan.
"Lama tak bertemu" ucap Jordan yang membuat Ayura menganggukkan kepalanya.
Mereka berdua layaknya dua orang aneh yang berdiri berhadap di tengah lorong sepi dan hanya saling tersenyum satu sama lain.
Tapi ya tuhan! Ayura sendiri juga tidak tau harus mengatakan apa pada pria di depannya ini.
"Ya... Lama sekali" jawab Ayura kaku dan Jordan menganggukkan kepalanya beberapa kali.
"Kau terlihat cantik, Ay"
Brengsek! Bagaimana bisa pria itu menyebut nama panggilannya saat mereka pacaran dengan santai. Seolah-olah pria itu tak pernah mematahkan hatinya.
"Haha... Kau suka membual" ucap Ayura dan Jordan ikut tertawa mendengarnya.
Ingatkan Ayura jika itu adalah pesan dari hatinya.
Pria itu suka membual.
Jordan tampan dan bahkan jelas sangat tampan untuk pegawai biasa seperti dirinya dulu. Mungkin hal itu jugalah yang membuat Ayura menyukai pria itu.
Namun sialnya ketampanan itu juga yang membuat Ayura patah hati. Satu tahun setelah hubungan mereka berjalan. Ayura baru mengetahui jika pria itu juga mengencani perempuan lain.
Hal itu membuat Ayura patah hati dan memutuskan ingin berpisah. Namun sialnya pria itu lebih dulu memutuskannya dan membuat Ayura merasa jauh lebih sakit hati.
Dan lihatlah sekarang.
Pria itu memujinya cantik seolah-olah tak pernah menorehkan luka di wajahnya.
"Kudengar kau akan menikah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By Mr. Gay
Romance"Kau menyelidiki diriku ?" Bisikan itu terdengar begitu pelan dan membuat sosok pria di depannya tersenyum kecil. Senyuman yang membuat jantung Ayura berdebar kencang. Devan terlihat berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekatinya. Posisi Ayura yan...