3. Horse Racing

9 1 0
                                    

Evander, Matthew, dan Raymond berjalan menuju ke kelas. Diperjalanan menuju kelas, murid perempuan kelas 10 selalu salah tingkah saat melihat Evander.

"Pangeran Evander." Sapa anak perempuan yang lewat, Evander yang melihat itu hanya tersenyum, mereka adik kelas tentu tidak tahu bahwa Evander memiliki sifat yang lumayan nakal, mereka hanya melihat ketampanan Evander saja.

"Kenapa hanya Evander saja yang disapa?" Raymond berbicara.

"Karena mereka menganggap Evander tampan, padahal aku disini yang paling tampan." Ucap Matthew dengan kepercayaan diri yang tinggi, Evander yang mendengar ucapan Matthew hanya tertawa.

Ketika mereka bertiga sampai di kelas, semua murid menatap ke arah mereka dengan tatapan yang kesal.

"Ada apa dengan kalian semua menatap kami seperti itu?, terpana melihat ketampanan kami." kata Matthew

"Menunggu kejahilan yang kalian buat selanjutnya." Ucap salah satu murid perempuan yang bernama Savira dialah kemarin yang berani berdebat dengan Evander dan kedua temannya.

"Oh, disini ada yang suka dijahili ya." kata Evander

"Sepatu mau dibuang atau rambutmu mau dipotong acak, atau yang lain gaunmu ditumpahkan lumpur." Kata Raymond melihat ke arah Savira.

"Kejahilan yang bagus Raymond." Matthew lalu tersenyum

"Jika kalian melakukan itu semua, aku tidak segan-segan melaporkan kalian bertiga ke kepala sekolah, biar kalian dikeluarkan dari sekolah ini." Savira sudah dipuncak marah, bukan hanya dia yang terganggu oleh kejahilan mereka tapi semua murid.

"Supaya tidak ada kejahilan lagi, dan kami semua bisa tenang tidak terganggu." kata teman Savira.

"Kami akan melaporkan kalian bertiga ke kepala sekolah, kata-kata yang sangat membosankan seribu kali sudah mendengar itu." ucap Matthew karena lelah selalu mendengar ancaman yang murahan.

"Ancaman yang basi, jelas kami tidak takut dengan itu." Kata Evander, mereka hanya berani mengancam saja tanpa benar-benar melakukannya.

"Itu benar." Raymond menimpali.

Yang tadinya mereka bertiga berdiri di hadapan semua murid lalu duduk di kursi, Evander, Matthew, dan Raymond duduk berdekatan tidak terlalu jauh agar bisa mengobrol, tempat duduk mereka bertiga tidak didepan atau dibelakang tapi ditengah-tengah.

Melihat Evander, Matthew, dan Raymond mengobrol sambil tertawa, semua murid yang melihat itu agak kesal karena pasti dibalik semua itu ada kejahilan yang akan mereka lakukan, entah itu kejahilan yang kecil atau yang besar.

"Bagaimana kalau setelah pulang sekolah kita main ke desa lagi?" Ucap Matthew, ada rencana yang dia mau lakukan.

"Sepertinya aku tidak bisa." Karena Evander ingat ada janji dengan Edward.

"Aku tebak, kamu pasti ingin melukis atau belajar." Matthew berpikir apa yang dilakukan Evander sangat lah membosankan.

"Bukan, aku ada janji dengan Edward, sore ini kami ingin balapan kuda siapa yang cepat itu yang menang, kalau kalah akan jadi pelayan selama satu minggu penuh, aku pasti akan menang." Evander sangat percaya diri akan memenangkan pertandingan ini.

"Sepertinya seru, apakah kami boleh ikut melihat." Kata Raymond.

"Boleh, sekalian bawa kuda kalian ke istana ku, jadi setelah aku balapan dengan Edward kita bisa pergi sebentar ke desa."

"Baiklah." Ucap Matthew sambil mengangguk.

Kelas sudah berakhir, Evander pulang ke istana sementara Matthew dan Raymond akan menyusul menggunakan kuda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RebornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang