Chapter 16

2.5K 155 9
                                    

Ayura mengeluarkan ingusnya dengan nada suara yang jauh dari kata sopan. Bahkan saat ini Ayura sudah tidak mempedulikan kesopanan walaupun Devan tengah berada di depannya.

Sudah sangat terlambat jika Ayura mempedulikan penampilannya setelah menangis dan meraung di hadapan Devan seperti tadi.

Bahkan Ayura tidak yakin jika wajahnya terlihat baik-baik saja setelah menangis begitu lama di basement kantor.

Saat ini mereka baru saja sampai rumah dan Devan langsung membawanya menuju dapur. Pria itu menyodorkan segelas air putih dingin dan juga sebungkus es batu.

"Minumlah dulu dan es ini untuk mengompres matamu. Matamu terlihat bengkak, Ayura. Kau membuatku khawatir karena tangisanmu" ucap Devan dengan menyodorkan es batu tersebut pada Ayura.

Ayura memilih meneguk air itu terlebih dahulu sebelum mengompres matanya menggunakan es batu.

Sebenarnya Ayura terlalu malu untuk mengatakan sesuatu pada Devan. Walaupun itu hanya sebuah ucapan terima kasih.

Ayura sama sekali tak menyangka jika akan menangis sekeras itu hanya karena perasaan yang dipendamnya.

Sejak dulu Ayura selalu mampu menutupi perasaannya. Namun entah bagaimana kejadian hari ini membuatnya merasa begitu sedih dan tanpa sadar mengungkapkan semuanya secara gamblang.

"Maaf. Seharusnya aku berbicara denganmu terlebih dahulu" bisik Devan ketika Ayura tengah mengompres matanya dengan es batu.

Hal itu membuat Ayura menarik napas dan menurunkan kompres tersebut dari matanya.

Ayura menganggukkan kepalanya dan menatap Devan yang juga menatapnya dengan tatapan mata bersalahnya.

"Maaf karena aku menangis padamu" ucap Ayura pelan yang membuat Devan menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku yang salah disini. Seharusnya aku tidak gegabah hanya karena aku cemburu. Sial bukan begitu..."

Kernyitan di kening Ayura terlihat ketika mendengar ucapan Devan yang terbata-bata. Bahkan pria itu salah tingkah setelah mengatakannya.

Tapi sayangnya Ayura sudah mendengar ucapan pria itu secara jelas.

"Cemburu ? Apa maksudmu ?"

Devan terlihat memejamkan matanya dan menghela napas pelan. Seolah menyesali perkataan cerobohnya yang membuat dirinya harus menjelaskannya.

"Ya apalah itu. Aku kesal saat tau kau memiliki mantan kekasih di perusahaanku dan juga... Aku menemukanmu berbicara dengannya"

Ayura melongo mendengar jawaban tak masuk akal yang dilontarkan Devan. Sedangkan pria itu terlihat malu-malu saat mengatakannya.

Belum lagi Devan langsung berdehem pelan yang membuat Ayura semakin merasa terheran-heran.

"Jordan ? Kau cemburu pada Jordan ?" Ucap Ayura dengan suara tak menyangkanya.

"Itu tak masuk akal" lanjutnya yang membuat Devan menghela napas dan mengangguk.

"Aku juga tidak tau. Tapi aku jelas kesal saat tau kau memiliki mantan dan kau tak memberitahuku"

Ayura melongo mendengar hal itu dan ingin sekali tertawa mendengar alasan tak masuk akal yang diberikan Devan padanya.

"Hubunganku dan Jordan sudah lama berlalu dan kami tak memiliki hubungan apapun lagi" jelasnya langsung yang membuat Devan mendesah pelan.

"Aku juga tak tau oke. Aku hanya kesal dan berpikir mungkin saja kau akan kembali padanya. Bagaimanapun dia orang yang kau cintai"

"Aku tidak akan kembali padanya" jawab Ayura langsung seolah menampik prasangka Devan padanya.

Trapped By Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang