Bab 23 : Akhirnya

851 81 11
                                    

Selamat membaca.

**********

"Eum Andreas, kau melihat Venom?" tanya Althea menatap Andreas yang lebih tinggi darinya.

Andreas tersenyum, "kenapa kau mencarinya?"

Althea menggelengkan kepala, "ini sudah hampir malam dia tidak terlihat, aku takut dia terluka," ungkapnya dengan ekspresi penuh kekhawatiran.

Andreas menghela napas pelan, ia lalu berkata, "dia itu iblis, tidak mungkin seseorang akan melukainya."

Althea mengangguk, itu memang benar. Akan tetapi, dirinya merasa khawatir. Venom tidak mengatakan apapun padanya.

"Sudahlah jangan khawatir, dia pasti baik-baik saja," ucap Andreas menenangkan, ia menarik lembut tangan Althea, berteleportasi agar cepat sampai lantai atas menara.

Althea melihat langit dengan satu cahaya menarik perhatiannya. Dia sedang memperhatikanku, batin Althea mengetahui Dewa Perlindungan memerhatikannya.

"Lihat, ini indah bukan?" Andreas menunjuk arah barat di mana sebuah danau besar terbentang begitu indah.

Danau itu ... Kemarin aku bernyanyi di sana, ternyata terlihat dari sini ya, batin Althea, matanya berbinar melihat keindahan di bawah sana.

"Gerald!" Teriak Althea kencang ketika melihat pria itu tengah menaiki naga. "Uwahh naga!"

Althea memekik senang membuat Andreas yang berdiri di sampingnya tersenyum hangat. Aku akan melakukan apapun agar kau bahagia, batin Andreas dengan tulus.

Gerald menatap Althea, ia mendekati si empu dan meloncat ke sampingnya, "ngomong-ngomong Hydra, hewan itu ke mana?"

Althea menatap Gerald yang nampak ingin mengobrol dengannya tetapi ada rasa ragu dari gerak-geriknya. "Entahlah, Hydra pergi begtu saja tanpa memberitahu tujuannya."

Gerald mengangguk canggung lalu menatap arah lain. "Ah begitu," gumamnya.

Andreas menarik tangan Althea, "ingin melihat sesuatu yang lebih indah?" tawarnya.

"Berdua?" Althea memiringkan kepalanya sedikit lalu melirik Gerald. "Kau mau ikut?"

Andreas menatap Gerald yang segera menolak ajakan Althea. "T-tidak, aku akan menjaga menara ini saja ...."

"Baiklah, jaga dirimu!" Althea melambaikan tangannya, segera memegang tangan Andreas yang sudah mengulurkan tangan lalu berteleportasi dalam waktu singkat.

Melihat keduanya telah pergi, Gerald menghela napas, ia menatap naga miliknya yang tahu akan suasana hatinya.

"Aku tidak apa-apa, asal dia bahagia dengan Kakakku, aku senang," ujar Gerald menenangkan ketika naga itu menggeram.

Kilatan cahaya dengan asap mengelilingi naga itu membuat wujudnya berubah menjadi manusia, berdiri di samping Gerald yang masih murung.

"Kau tahu kau bodoh?"

Gerald tersenyum tipis, merasa perkataan yang naga itu lontarkan benar adanya. "Terkadang seseorang harus mengorbankan apa yang ia cintai, Ladon." Ia menyebut nama naga itu di akhir kalimat.

Ladon mendengus, "itu artinya seseorang akan bodoh jika menyangkut soal cinta."

"Terkadang."

"Selalu."

"Terkadang saja, tidak semua seperti itu."

"Tetapi kebanyakan selalu bodoh jika menyangkut soal cinta."

Am I the Reincarnation of a Goddess? (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang