.
Hallo Ravel come back...
Jangan lupa Followwww
Happy reading✨️
.
.
.
Setelah Ravel tertidur di dalam gendongan koala Vincent lalu menidurkan dengan hati-hati dalam posisi miring. Tidak lama kemudian terdengar pintu kamar di ketuk oleh seseorang lalu masuklah putri nya yaitu Zara.
"Sudah tidur?" Zara
"Hem"
"Aku inggin menanamkan alat pelacak di tubuh baby mom, dad"
"Mana bisa seperti itu Zara" Mommy, ia kaget mendengar perkataan anak nya sungguh karena mau menambah luka di badan anak bungsunya.
"Itu hukuman dari aku karena berani kabur mom, setelah nya kita tidak perlu khawatir lagi jika ia tiba-tiba berontak pergi tanpa sepengetahuan"
"T-tap-
"Ini demi kebaikannya itu tidak akan membuat luka serius kok"
"Kamu bisa memberinya di sebuah kalung Zara" Vincent
"Tidak ini sudah aku putuskan"
Vincent dan Megan menghela nafas kasar akhirnya mereka setuju karena Zara itu keras kepala. Mereka membiarkan nya yang disertai pengawasan.
Eughh..
"Aku tidak inggin melihatnya terluka, tetapi ini lebih baik dari pada ade kakak ini menghilang dari jangkauan kakak."
Mengambil suntikan yang sudah dipersiapkan lalu Zara menyuntikan suatu cairan pada pergelangan tangan Ravel. Hingga tidak lama kemudian cairan itu bereaksi membuat Ravel tertidur kembali yang awalnya meringis karena merasakan sesuatu menancap pada kulitnya dan melihat sang kakak yang melakukan nya.
Zara melakukan operasi kecil membelah kulit dan daging sang adik lalu memasukan chips kecil pada adiknya setelah itu menutup nya kembali dengan rapih. Dari awal hingga akhir tidak luput dari penglihatan orang tua yang ikut serta membantu sedikit demi sedikit.
Amara Zara Ananta dia mengambil kelas kedokteran serta selalu unggul dalam akademik disertai ia merupakan anak yang berkecukupan hingga salalu melakukan apapun yang diinginkan termasuk ber eksperimen di ruang khusus pribadinya berada di bawah tanah.
Cup
"Kakak sayang ade" ucapnya setelah menyelesaikan operasi kecil tadi. Ia keluar dari kamar beserta sang Mommy sedangkan Daddy nya akan tidur bersama Ravel.
.
.
.
.
Malam hari, saat ini kepala keluarga dari Victor berada dalam ruang kerja di mansion nya. Jon (Joanes) membuka berkas yang di berikan oleh kepercayaan nya hasil pencarian anak yang di inginkan Reas (Andreas).
1. Nama Lengkap: Ravel Prince Ananta.
2. Tempat dan Tanggal Lahir: Tidak diketahui pasti, 27 February 20**
3. Umur: 13 tahun
4. Jenis kelamin: Laki-laki
4. Orang tua: Vincent Kiran Ananta dan Megan Khaliq Ananta
5. Sekolah: Tidak tercatat
6. Golongan Darah: AB negatif (AB- )
Deskripsi: Seorang anak terakhir dari Ananta family. Dikenal kan ke publik hanya sekali saat berusia sekitar 4 tahun. Wajah tidak di perlihatkan sangat tertutup hanya menunjukkan dia bagian dari Ananta. Setelah pengenalan dari publik itu adalah terakhir kali nya terlihat."Keluarga Ananta ternyata, Apakah ada informasi spesifik lainnya?"
"Tidak tuan, karena keamanan dalam data tersebut tidak mudah di curi kami akan berusaha lagi untuk membuka nya."
"Golongan darah yang langka sama dengan ku, dapatkan foto nya aku inggin melihat wajah nya"
"Baik tuan"
.
.
.
.
"Ini data yang kau inggin kan tapi hanya itu dia dari Ananta" Jon (Joanes)
"Apa kau punya foto nya?" Lajut Jon kepada sang anak yang sedang melihat data yang di berikan tadi tidak tahu kenapa ia inggin melihatnya penasaran karna dia private di banding anak Vincent yang lain.
Ia tahu Ananta adalah bukan orang sembarangan, mereka suka di pertemukan dalam bisnis lain tanpa diketahui."Tidak tapi-dia mirip sama adik kecil ku dulu"
Deg
"Apa-apaan jadi itu alasan anaknya mencari tahu dia"
"Lupakan lebih baik kau jangan terus seperti itu Andreas!"
Reas acuh mendengar perkataan daddy nya itu ia sudah tahu siapa anak itu Kapan-kapan ia akan berusaha masuk ranah keluarga itu secara sengaja.
...
Pagi hari"Eugh..Au stss sakit sekali" ringis kesakitan.
Ravel membuka mata dari tidurnya, melihat sang daddy ada di samping masih tidur. Ah ini sangat tidak nyaman tidur posisi miring, tangan daddy berada di atas pinggang memeluknya dengan dekapan supaya ia tidak terlentang. Ia merasakan sakit pada bekas cambuk sang abang lalu bahunya tidak nyaman berdenyut sakit linu. Ia meraba bahunya lalu merasakan ada luka baru sangat sakit ia sentuh barusan.
"Daddy~""Dad?"
"Daddy! bangunn!!" Teriak El tepat di telinga Vincent.
"Ravel!" Suara bariton daddy nya dia menatap tajam anak nya karena teriak.
Ravel yang baru sadar dari kesalahannya buru-buru ia minta maaf dan memeluk daddy nya erat.
"Maaf Dad.... cicit suara El pelan,
"Soalnya tadi daddy susah di bangunin jadi El teriak takut arwah daddy pergi jauh kan nanti gak ada yang marahin El kalau El nakal "lanjut El
"Ouu benarkah bukannya kamu seneng jika daddy pergi lalu kamu bisa seenaknya "
Ravel mengangguk kecil tiba-tiba ia menggeleng kuat sambil bangun dari tidurnya tadi yang memeluk Vincent.
Ia panik menggelengkan kepala beberapa kali dengan cepat tatapi sambil memancarkan senyum cengegesan pagi nya, ia hanya becanda tadi.
Vincent tidak terima dari perkataan anaknya meski becanda ia pun menggelitiki Ravel hingga tertawa bahkan ia sampai turun dari kasur pergi keluar mencari perlindungan.
"Hahahahahaa...daddy sudah geli..
"Ahahahaha d-dad-dyy hahahaha"
"Arghh tolong Mommy! Ada monster jahat"
Ravel pergi dari kamar ia keluar memakai pakaian tanpa lengan celana tidur panjang, berhasil kabur dari daddy nya ia harus segera menemukan mommy atau yang lain untuk bersembunyi dari daddy.
"Baby jangan larii, astaga anak itu" Vincent ia bangkit dari tempat tidur menyusul si bungsu.
"Ade jangan lari-lari" ucap Ian
"Abang tolong daddy jadi monster pengelitik"
"Ade abang sudah ayo turun ke bawah bersama, pakai cardingan ini"
"Ish gak mau nanti sakit punggung luka ade di tambah ini juga" ucap El menolak Ian yang akan memakai kan cardingan karena ini masih pagi adek ny hanya memakai kaos tanpa lengan.
"Ya udah sini abang gendong kita ke bawah"
El mengangguk setuju, merentangkan tangan supaya sang abang langsung menggendong nya. Ia pun melakukan nya tidak lama kemudian menggendong ala koala.
"Eum abang Rico mana dari kemarin Ade gak lihat?" Bingung nya tumben sekali ia tidak ada biasa nya suka ngintil.
"Nanti saja sekarang makan dulu."
Mereka sampai langsung duduk tetapi Ravel tetap berada di gendongan Ian. Mommy yang sedang menyiapkan makan di bantu maid, daddy baru sampai turun di ikuti Liam sedangkan Zara ia sibuk dengan iPad.
Sekian, double up? Vote 120 🤍
Untuk visual nanti nyusul✨️
Terimakasih semuanya🤍
![](https://img.wattpad.com/cover/375793203-288-k909003.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
R A V E L
Ficción GeneralWelcome my story hanya di Wattpad. Jangan lupa Follow, Vote and Komen. ~R A V E L ~ 🐣on going🐣 Perkenalkan Ravel Prince Ananta, dia hidup di tengah keluarga yang selalu mengekang dirinya berupa aturan. Apapun itu untuk mempertahankan dia demi keb...