Dalam ruangan Ekslusif Class pria rupawan berwajah oriental terlihat memagut dua dagu menatap malas pada lembaran berkas di atas meja kerjanya.
“Ini pasti pekerjaan Sekretaris bodoh itu?” gumamnya berdecak heran.
Kemudian meraih telepon di sampingnya, lalu menghubungi Willy asisten pribadi yang sudah tahunan bekerja padanya.
[Tolong ke Ruangan saya sekarang!] sentaknya terlihat murka.
Tanpa berbasa-basi pria tampan bernama Mario itu melemparkan berkas-berkas tepat di hadapan Willy yang sudah ada dalam ruangan.
“Panggil Sekretaris bodoh itu ke Ruangan saya!” nada membentak sekaligus memerintah itu terdengar mengerikan bagi Willy.
“Maksud Bapak Sekretaris Er?” tanya Willy memastikan.
Mario menatap asistennya, kesal. “Ya! Memangnya siapa lagi Sekretarisku, kalau bukan Eriska!” bentaknya lagi.
Dengan lutut gemetar Willy segera pergi menuju ruangan Eriska, ia tahu bos besarnya benar-benar marah kali ini.KLEK!
Suara pintu mengalihkan perempuan cantik, yaitu Sekretaris Eriska yang tengah di sibukkan dengan berbagai pekerjaannya.
“Ada apa Will? Kenapa kamu terlihat gemetar seperti itu, apa Bos sedang marah lagi?”
Willy menelan salivanya saat melihat dua buah bening mengkilap, di terpa Kilauan cahaya mentari. ‘Aish ... dasar Orang ini, di tanya malah diam saja!’ dengus Eriska dalam hati sambil mengancingkan kemeja yang mengekspos bagian terindah itu.
Eriska sudah tahu maksud kedatangan Willy ke ruangannya, sudah dapat di pastikan kalau bos besar mereka sedang teramat murka, lantaran dengan beraninya Eriska menyelipkan surat cinta di antara berkas-berkas yang di setor pada bosnya.
“Bos, apakah Anda memanggil saya?” Eriska sudah berdiri di ambang pintu, tatapan Mario langsung beralih padanya.
“Ini apa maksudnya?” Mario mengacungkan selembar kertas di tangannya. “Tulisan sampah! Beraninya kau menyelipkan surat cinta ini di berkas yang akan di serahkan kepada Klien,” murka Mario pada tindakan Eriska.
Bukannya takut, Eriska malah menanyakan jawaban dari isi surat itu. “Jawaban Bos apa? Apakah saya diterima oleh Bos?” tanyanya kemudian.
“Astaga kau gila! Mana mungkin aku menerima cinta dari Sekretaris sepertimu!” Mario menatap remeh pada Eriska. “Seujung kukupun kau tak pantas untukku!”
Fiuhhh!
Embusan ucapan membuyarkan keteguhan hati Eriska, sejak dulu dia mengharapkan cinta dari Mario, kini harus menerima penolakan untuk ke sekian kalinya.
Namun, bukan Eriska namanya jika begitu saja menyerah.
Perlahan Eriska maju sedikit mendekat pada pria dingin bernama Mario itu, kini Eriska lebih memberanikan diri lagi.
Eriska mendongakkan wajahnya menatap sorot mata biru itu. “Saya tidak akan menyerah, saya yakin suatu saat Bos akan mencintai saya.
Bahkan Bos akan cemburu jika saya berjalan dengan Pria lian!” tegas Eriska dengan mata berkaca-kaca.
CIH!
“Gadis bodoh! Jangan menghalu, aku tidak akan pernah mencintaimu!” sentak Mario semakin geram.
“Terserah apa kata Bos, atau jangan-jangan Bos ini tidak suka Perempuan?” entah dari mana Eriska berpikir hingga sejauh itu, menduga bosnya memiliki kelainan.
Mario mengepalkan tangannya, kesal karena Eriska menuduhnya punya kelainan seksual.
“Kurang ajar sekali kamu ini! Itu bukan urusanmu, pergi dari ruangan saya atau kau akan di pecat hari ini juga!” usir Mario terhadap sekretarisnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJAR CINTA MAS DIREKTUR
RomansaEriska Nattusha selalu berusaha ingin menaklukkan CEO dingin bernama Mario Dewantara, pemimpin perusahaan di bidang advertising terkemuka multinasional. Eriska sampai rela menjadi sekretaris diperusahaan yang di pimpin Mario itu. Tindakan semena-men...