Bab 1

1.7K 85 4
                                    

Uchiha Sasuke, seorang pria berusia 35 tahun, dikenal sebagai sosok yang tampan dan mapan. Dengan postur tegap dan aura dingin, ia memiliki mata hitam yang tajam dan rambut hitam pekat yang sedikit acak-acakan, memberikan kesan misterius. Meskipun sudah berkeluarga dan memiliki dua anak, Sasuke lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor. Dia sering kali terjebak dalam rutinitas pekerjaan, tenggelam dalam tumpukan berkas dan dokumen yang harus diselesaikan.

Saat ini, seperti biasa, Sasuke sedang berada di kantornya. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 1 siang, seharusnya waktu makan siang. Namun, pria tampan ini masih saja duduk di meja kerjanya, sibuk dengan lembaran kertas yang tersebar di hadapannya. Ruangan Sasuke adalah ruangan yang rapi dan minimalis, dengan perabotan kayu gelap dan jendela besar yang memberikan pemandangan kota di luar. Meja kerjanya tertata dengan baik, hanya ada beberapa alat tulis dan sebuah komputer, serta tumpukan berkas yang tertata rapi di sudut meja. Di salah satu sudut ruangan, terdapat rak buku dengan beberapa buku tebal dan beberapa penghargaan yang ia terima selama kariernya.

"Hah~"

Sasuke menghela napas lelah sambil membuka kacamatanya. Dia mengusap matanya yang terasa sakit setelah terlalu lama menatap layar komputer, merasa sedikit pusing dan pandangannya mulai kabur.

Tok! Tok! Tok!

Tidak lama kemudian terdengar ketukan dari pintu, menarik perhatian Sasuke untuk melirik ke arah sumber suara.

"Masuk," ucapnya datar.

Ceklek!

Pintu terbuka, menampilkan seorang wanita dengan rambut putih panjang yang memasuki ruangan. Itu adalah Uchiha Shion, istrinya, yang datang sambil menggendong anak kedua mereka yang masih balita, Uchiha Kenji.

"Sayang," sapa Shion dengan senyum kecil. Sasuke menyambut kedatangan istrinya dengan sebuah anggukan, namun tidak beranjak dari kursinya. Keletihan yang dirasakannya membuatnya enggan bergerak.

"Apa kau sudah makan siang?" tanya Shion sambil mendekati meja kerja Sasuke. Dia berhenti tepat di depannya, menatap suaminya dengan cemas. Sasuke menggeleng, lalu mengulurkan tangannya sebagai isyarat agar Shion memberikan Kenji kepadanya.

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama?" Shion menyarankan sambil menyerahkan Kenji kepada Sasuke. Dia kemudian memutari meja kerja suaminya, meletakkan tangannya dengan lembut di pundak Sasuke dan mulai memijatnya pelan. Sentuhan lembut itu membuat Sasuke sedikit rileks, memberikan sedikit kelegaan dari rasa lelah yang mendera.

"Kalian mau ke mana?" Bukannya menjawab, Sasuke malah balik bertanya, pria itu tersenyum tipis saat Kenji memainkan tangannya.

"Aku tadinya hendak bertemu Hinata," jawab Shion, masih fokus memijat pundak lebar suaminya. "Tapi aku mampir ke sini dulu, siapa tahu Sasuke-kun juga ingin makan siang," lanjut Shion sambil tersenyum lembut.

Shion menatap Sasuke dengan penuh perhatian, berharap suaminya akan mengambil jeda sejenak dari pekerjaannya yang menumpuk. Suara Kenji yang lembut dan tawa kecilnya membuat suasana di ruangan itu terasa lebih hangat dan ringan. Shion mengenakan dress sederhana namun anggun berwarna putih, kontras dengan rambutnya yang juga putih. Kenji, yang digendongnya tadi, mengenakan pakaian bayi berwarna biru muda, tampak ceria meskipun wajahnya tampak sedikit mengantuk.

"Apa Naruto juga datang?" tanya Sasuke, berharap setidaknya ada seseorang yang dikenalnya di antara para wanita yang mungkin akan sibuk bergosip.

LOLITA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang