00

8.7K 632 10
                                    

Hi hi! Tolong vote, Follow, dan Support selalu author yaa. Satu vote aja dah bisa bikin author comel ini senang 🫂

Happy Reading

Hari yang lelah lagi. Aku menaruh beberapa kotak yang berisi banyak botol ke dalam suatu ruangan yang lumayan dingin. Setelah menaruh box terakhir aku keluar dan mengunci pintu. Aku bekerja sebagai pegawai di supermarket, hari ini shift ku memang malam. Aku menaruh kedua tangan ku di saku celana lalu bergegas pergi ke rumah.

Sekarang sudah jam 3 pagi. Aku menghela nafas, kapan aku bisa bebas dari hutang ini dan bertemu dengan kaka ku lagi? Sial, ayah bajingan itu.

Namaku Rafael Pangestu, bisa dibilang aku adalah orang miskin yang bercita-cita untuk menjadi orang kaya tanpa bekerja. Yah, sayangnya aku mungkin tidak ditakdirkan untuk hal hal semacam itu.

Aku akhirnya sampai di rumah yang terlihat sangat lusuh. Itu adalah rumah ku. Aku mengambil kunci lalu bergegas masuk kedalam, aku ingin cepat cepat berbaring dan tidur seraya mendengarkan musik yang tenang.

Saat aku mau memasuki kamarku, terlihat bayangan seorang pria yang sedang memegang pisau dapur ku yang berkarat. Aku yang melihat itu mundur, sayangnya dewi Fortuna tidak berpihak padaku sekarang. Aku tak sengaja menyenggol meja yang membuat foto yang ada di atasnya terjatuh.

'Sial ...'

Aku bergegas lari menuju pintu, tapi sayangnya pintu itu tak bisa dibuka. Agh, padahal aku sudah membayar orang untuk memperbaiki pintu ini!!

"Rafael ..." Suara berat yang disertai dengan suara tawa itu membuat ku bergidik ngeri. Aku kembali berusaha untuk mendobrak pintu, sayangnya aku tak punya banyak tenaga untuk itu.

"Pergilah!! Bukankah kau bilang jika aku dan kaka membayar semua hutangmu maka kau takkan datang lagi?" Ucap ku sedikit berteriak.

Terlihat seorang pria dengan badan berisi yang masih menggenggam sebilah pisau. Ia yang tadinya tersenyum langsung menunjukkan wajah tak senangnya.

"Apa yang salah?" Ucap bajingan itu.

Aku menggenggam pecahan besar dari bingkai foto itu. Aku mengerutkan keningku.

"JANGAN MENDEKAT! AKU AKAN-" dengan cepat pria itu berlari. Sebelum berhasil menghindar, sayangnya kaki ku keram dan alhasil aku terjatuh. Seakan menunggu momentum itu, saat aku mendongak ayahku dengan cepat menusuk leherku.

Sakit ... Ketika besi itu memasuki diriku, yang aku tahu hanyalah rasa sakit. Darahku bercucuran kemana mana.

'Aku ... Tidak mau mati.' aku menutup mataku perlahan. Hal yang aku dengar hanyalah suara pria yang sedang tertawa tanpa merasa bersalah telah membunuh anaknya.

Aku menghela nafas untuk terakhir kalinya. Tapi ... Tunggu kenapa jadi sesunyi ini? Dan kenapa aku tak merasa sakit lagi?

Aku membuka mataku perlahan lahan. Tempat macam apa ini? Kenapa ruangan ini seperti kamar untuk bangsawan di masa lalu? Apa apaan ini?

Aku berusaha untuk bangun sayangnya badan ini tak bisa, rasanya seperti ada batu besar yang menindih tubuhku.

Aku menatap ke samping tempat tidur ku, cahaya matahari pagi dengan beberapa pohon yang sedikit menutupi. Sejujurnya itu pemandangan sesederhana ini bahkan tak pernah ku lihat saat aku masih hidup.

"Silau ..." Ucap ku tanpa sadar.

"Cass?" Terdengar suara wanita yang rasanya seperti ada di sampingku. Aku akhirnya menatap ke sebelah kiri ku. Terlihat seorang wanita dengan rambut coklat, mata coklat, dan wajah imut. Siapa dia? Apakah bidadari di surga?

Ah, itu tidak mungkin. Lebih baik aku diam saja dulu sebelum bertindak.

"Ehm ... Ya?" Aku mengangkat satu alisku tanpa sadar.

"Pelayan, tutup tirai nya SEKARANG!" Ucap wanita itu tiba-tiba. Beberapa pelayan masuk dan menutup tirai dengan cepat. Setelah menutup tirai para pelayan itu langsung pergi untuk menyalakan lampu dan bergegas pergi.

Aku hanya bisa melihat nya dengan tatapan bingung, sebenarnya kenapa dia terlihat sangat panik?

"Tenang saja Cass, tak ada yang perlu ditakutkan, ada ibu disini." Ucap nya dengan penuh kasih sayang yang tersirat.

Ah, jadi dia ibuku? Atau apakah ini yang dinamakan rengkarnasi? Aku mempertahankan ekspresi sedatar mungkin. Aku menatap tangan ku. Aku tak menyangka bahwa tubuh ku yang baru akan sepucat ini.

Wanita yang memanggil dirinya ibu itu menuangkan air ke gelas yang terlihat sudah habis.

Ada beberapa rambut putih yang rontok di samping tempat tidur ku.

Tunggu tunggu! Kulit putih pucat, rambut seputih salju, dengan badan yang lemah, dan ...

Aku dengan cepat duduk dan menggulingkan badanku agar jatuh. Saat akhirnya aku terjatuh, dengan susah payah aku berdiri dan berjalan menuju cermin yang berada di pojok ruangan.

Baru saja aku maju tiga langkah, aku langsung terjatuh karena terpeleset selimut ku sendiri.

'Sial, ada apa dengan badan ini?'

Aku tidak peduli! Aku harus setidaknya berkaca sekarang!!

Aku kembali berdiri, dengan cepat menuju ke cermin.

"Cass!" Wanita yang tadinya sedang sibuk mengisi air itu terlihat bingung dengan perilaku ku yang tiba tiba bercermin.

Sial! Gila gila! Mata merah seperti darah, dengan wajah yang yang polos, dan bulu mata yang lentik. Bagaimana bisa aku terlihat seperti Cassmire Mostrow? Agh ... Apa ini nyata? Masuk ke dalam satu satunya novel yang aku baca? Apa ini tidak terlampau gilanya.

Seharusnya aku langsung menyadari nya ketika orang yang menyebut dirinya ibu itu memanggilku dengan sebutan 'Cass'.

Cassmire Mostrow adalah salah satu karakter di novel 'Make Me King'. Di cerita aslinya Cass adalah teman dekat dari sang putra mahkota yang statusnya adalah kaka dari protagonis.

Cass adalah anak dari sword master terkuat sekaligus Duke yang pernah menyelamatkan kekaisaran yang berada di ambang kehancuran karena perang, ia bernama Leonard Mostrow, Cass berbeda dengan anak anaknya yang lain.

Semua anak nya dari anak pertama hingga ke tiga semuanya adalah sword master yang melindungi Barat, Selatan dan Utara. Ketiga kaka dari Cass juga termasuk karakter yang lumayan berpengaruh dalam cerita, berbeda dengan Cass yang hanya bisa menyandang setatus anak cacat Duke Leonard.

Cass lahir sebagai anak albino yang langka, itu membuat nya lemah ketika terpapar sinar matahari. Ditambah lagi ia memiliki tubuh yang lemah. Membuat nya diacuhkan oleh ayahnya. Cass juga mati dibunuh kaka laki lakinya yang bernama Wilhelm Mostrow dan dibantu putra mahkota.

Aku mengacak-acak rambut ku frustasi, bagaimana bisa hal ini terjadi? Kenapa aku tidak menjadi protagonis nya saja atau menjadi putra mahkota? Setidaknya mereka berakhir bahagia.

Sedangkan Cass? Dia mendapatkan hal yang tak adil dan berakhir tragis hanya karena dia cacat?

Aku tak bisa begini, walaupun aku adalah Cass si cacat, tapi aku harus mengubah takdir ku! Aku tidak akan mati lagi ditangan keluarga ku.

Tbc ...

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Became Duke's Disabled ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang