Bagian 4

11 2 0
                                    

Disclaimer! Seluruh latar tempat, waktu, sejarah, dan kejadian adalah fiksi.

Soonyoung pov














Gelap


















Oh ya mata ku masih tertutup rupanya..

Ahhh kepala ku sakit sekali

Dada ku terasa berat

Apa ini?  Rambut panjang siapa ini di leher ku?

Tapi  ini nyaman sekali... tapi kenapa kaki ku bersentuhan? Celana ku robek kah?

Tungggu dulu....


















INI ROK BUKAN CELANA

"Bagaimana tabib kim?"

"Nona Soonyoung baik-baik saja tuan putri. Luka-luka ringan ditubuhnya akan segera membaik. Tapi sepertinya Nona Soonyoung tergelincir saat berlari karna itu pergelangan kaki kanannya terkilir..."

"Lalu kepalanya? Baik-baik saja kan?"

"Soal kepalanya, sepertinya kepala Nona Soonyoung terbentur cukup keras. Tapi dilihat dari lukanya tidak ada masalah serius mengenai itu. Kita bisa memastikannya setelah Nona Soonyoung sadar"

"Baiklah, kau boleh pergi tabib kim. Kami akan memanggil mu lagi setelah Soonyoung sadar. Aku berharap kabar baik nanti"

"Baiklah tuan putri, kalau begitu saya permisi dulu"

Tunggu, itu seperti suara Kak Jeonghan tapi kenapa tabib? Siapa yang masih memakai jasa tabib dimasa ini? Tapi...tuan putri? Hah?

....

Mata sipit menggemaskan itu terbuka perlahan, seperti memberitahu yang ada disekitarnya bahwa ia telah siuman. Wajah pias dengan beberapa luka goresan dan perban di kepala itu pun menjadi sorotan beberapa orang disana. Mereka segera mendekat kepada sang empu tubuh yang terbaring lemah.

"Soonyoungie kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?"

Sahut-sahutan pertanyaan dan pernyataan kekhawatiran orang-orang disana memenuhi gendang telinga Soonyoung. Kesadaran yang masih belum penuh membuatnya terlihat bingung dan menyerengitkan dahinya.

"Aku dimana?", pertanyaan pertama keluar dari Soonyoung.

"Kau ada di Istana Yakgwa, kau jatuh di jurang. Syukurlah kami menemukan mu lebih dulu"

Gurat kebingungan terlukis di wajah Soonyoung. Seperti ia masih belum bisa mengerti apa yang dibicarakan. Terlihat seperti sedang memproses semua suara dan informasi yang masuk.

Saat matanya sudah terbuka sepenuhnya ia terdiam sebentar. Lalu mata sipitnya membola terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Soonyoungie ada apa? Kenapa terkejut sekali melihat wajah kakak?"

Ia masih membelakkan matanya saat pertanyaan itu keluar. Setelah tersadar ia berteriak terkjut dan memundurkan tubuhnya ke pojok ranjang seakan takut dengan orang-orang yang "sepertinya asing".

"HAHH"

"Ada apa Soonyoungie, kenapa begitu terkejut? Kau masih takut atas apa yang menimpamu ya? Maaf membuatmu terkejut"

"Hahahaha, ini apa? Ada apa dengan rambut menggunung itu? Kakak jangan bercanda"

"Bercanda apa yang kau maksudkan?", pertaayaan itu dijawab dengan pertanyaan lagi sembari berusaha mendekat pada Soonyoung dan meraih tangannya.

The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang