1 Hari

1 0 0
                                    

Satu hari selepas kepergian mu, tempat-tempat yang biasa kita datangi tampak agak sedikit berbeda. Aku sangat menyadari bahwa kehidupan ini selalu bergerak, mereka yang datang suatu saat akan pergi. Tapi aku masih berharap kau tetap di sini, bersamaku. Bersama luasnya langit yang senantiasa menaungi kita, hujan yang memberi kehidupan, dan sinar mentari yang menghangatkan. Meskipun aku sadar bahwa, orang-orang yang pernah bertemu denganmu, pasti pernah jatuh cinta kepadamu. Bagaimana tidak, matamu yang begitu meneduhkan, senyummu yang begitu lembut bagi sesiapapun yang bertemu denganmu.

Orang-orang yang datang tak lagi bisa melihat senyum mu, mereka kini hanya bisa menatap kosong ke arah pohon kamboja yang ada di kubur mu. Dengan sedikit harap bahwa, kau akan kembali hidup dan tersenyum meski hanya sebentar saja. Dari banyaknya orang yang datang itu, aku yakin mereka memiliki keinginan yang sama yaitu, kau akan hidup bahagia di kehidupan selanjutnya.

kemarin, setelah prosesi pemakaman mu, aku berusaha untuk tetap melanjutkan hidup seperti biasa. Namun kenyataannya, seperti kau tahu, aku tidak bisa. Selalu saja aku merasakan seperti ada paku yang tertancap di dalam hatiku. Sangat pedih. Akan tetapi, aku tidak bisa menangis, hanya merasa kosong.

Memangnya, apa yang bisa ku lakukan terhadap kekasih yang sudah mati? Namun aku tetap berterimaksih kepadamu karena sudah mau menunggu lama di tempat perjanjian itu. Meskipun kau sendiri sudah tahu bahwa, aku takkan pernah bisa datang dan menemuimu. Padahal aku sudah tahu kalau hidup manusia itu sangat singkat, tapi kenapa kau tidak mencoba untuk lebih memahami dan mengenal mu.

Apa yang coba aku ungkapkan kepadamu adalah, tidaklah cukup hanya dengan menunggu kekasih di tempat yang sama selamanya. Kau juga sebenarnya butuh dimengerti supaya kau dapat dipahami sebagai seorang manusia biasa. Kau juga harus mengerti, bahwasannya kau juga sebagai manusia yang dapat bercerita dan ingin di dengar, menentukan sikap, mencintai, dan bahkan mengenal putus asa.

Aku sendiri tidak bisa mengklaim bahwa tindakan mu benar atau salah, karena tidak ada yang bisa menjelaskan apa sebenarnya kebenaran dan kesalahan itu. Tapi ku rasa, akan ada banyak orang akan mengatakan bahwa tindakan yang kau lakukan adalah sebuah kesalahan, namun mereka tidak bisa menjelaskan "mengapa begitu". Mereka hanya bisa berkata, "Sebagai manusia yang dituntun oleh hukum Alam, tidak sepatutnya mencederai takdir-Nya". Lalu pertanyaannya adalah, bukankah kematian itu sendiri adalah bagian dari hukum alam? Lantas apa yang mereka maksud dengan mencederai hukum alam?

Mereka yang berdosa hanya tidak bisa terbang lebih tinggi, karena uap panas dari dosa mereka membuatnya tak dapat menembus langit.

Oh iya, Dei. Apakah ada kehidupan setelah kematian itu? Jika ada, apakah ia serupa dengan kehidupan di alam dunia? Aku sendiri selalu berpikir dan meyakini bahwa, masih banyak kehidupan yang bahkan lebih daripada kehidupan dunia yang aku bayangkan ini. Atau mungkin kehidupan di dunia ini adalah satu-satunya kehidupan yang ada di alam semesta.

Bumi adalah satu-satunya dari 8 planet yang mengelilingi matahari yang memiliki kehidupan di dalamnya. Namun dari pengetahuan yang ku dapat, bahwa matahari yang menjadi pusat kedelapan planet itu adalah salah satu dari kurang lebih 400 miliar bintang yang ada di galaksi Bima Sakti, sedangkan ada kurang-lebih 100 miliar galaksi yang ada di alam semesta ini. Dan menurutku, mungkin saja ada kehidupan lain yang serupa di dunia ini. Dan mungkin juga, mereka yang hidupnya telah berakhir di dunia, akan dikirim ke salah satu dari triliunan planet yang ada alam semesta. Di kehidupan lain itu, manusia terus ada dan hidup abadi, bahkan menarik semua ingatan yang pernah manusia itu dapat dari kehidupan sebelumnya. Mereka yang telah mati di dunia sama sekali tidak pergi ke surga atau neraka, melainkan hidup kembali sebagai individu yang sama.

Kita tidak mungkin bisa menjangkau bagian terjauh atau ujung dari alam semesta, kendati kita itu hidup abadi dan mencoba menjangkaunya.

Surat dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang