1. Mahkota Autumn

9 1 0
                                    

Pagi telah menyapa setelah beberapa hari mereka didalam hutan untuk berlindung.

Edward memacu kudanya keluar dari hutan dan memasuki sebuah pasar.

Edward turun dari kudanya dan membiarkan Seraphine tetap duduk diatas kuda, ia menuntun kudanya berjalan kearah sebuah tokoh besi.

Ia mengikat kudanya ke batang kayu yang memang dirancang untuk mengikat kuda tamu.

Ia menurun kan Seraphine, membuka tas punggung dan mengambil beberapa ikat kain kecil berisikan koin emas.

Edward masuk kedalam toko besi yang sangat berisik dengan bunyi bunyi ketukan besi yang terdengar hingga keluar, Seraphine mengikuti nya dari belakang.

Edward masuk kedalam tokoh yang memiliki banyak pedang dan baju zirah buatan pemilik tokoh besi tersebut.

Menyadari ada yang datang, seorang pria tua berbadan kekar dengan rambut yang keseluruhannya berwarna putih berserta jenggot panjangnya menatap Edward sedikit terkejut.

Ia berhenti dari aktivitas nya yang sedang sibuk membuat sebuah pedang.

Ia lalu menundukkan sedikit kepala nya dan meletakan tangan kanannya ke dada.

"Salam untuk Jendral Agung Autumn. "

Edward tersenyum.

"Bahkan walaupun aku mengenakan jubah sebesar ini kau masih mengenaliku sobat"

"Aku tak akan pernah melupakan teman seperjuangan ku." katanya sambil tersenyum, Tiba-tiba ia menjadi salah fokus saat melihat ada sesuatu yang bersembunyi di balik kedua kaki Edward.

Edward mengerti tatapan dari pemilik tokoh, ia menundukkan badannya lalu berkata kepada Seraphine.

"Sera sayangg.. ucapkan salam pada paman Fredrick."

Edward menuntun Seraphine untuk keluar dari persembunyian nya dan menghadap kepada Fredrick.

"Hai gadis kecil.. siapa namamu?"
Fedrick bertanya sembari mengarahkan tangannya kepada Seraphine untuk bersalaman.

"Seraphine.. Seraphine Isabelle Autumn"

Senyum yang tadi begitu merekah sekarang berubah menjadi keterkejutan yang amat besar.

"Autumn?"
gumamnya yang masih dapat di dengar oleh Edward.

Matanya melotot dan menatap Edward, meminta sebuah penjelasan.

Edward menganggukkan kepalanya.

Melihat Edward menganggukkan kepalanya sontak Fredrick langsung berlutut didepan Seraphine.

"Salam kepada Mahkota Autumn."

Seraphine melihat ke arah Edward, wajahnya menunjukkan sebuah kebingungan.

Edward memegang bahu Seraphine.

"Ya, dia adalah Ratu Autumn yang akan berkuasa ketika waktunya tiba..-" Edward yang memegang bahu Sera dan melihat ke arah Sera kini menatap Fredrick.

"-Tapi haknya telah di ambil alih oleh bajingan gila" Edward menatap Frederick dengan tatapan yang sulit diartikan.

Fredrick tercengang mendengar penuturan yang Edward lontarkan.

"A-Apa.. bagaimana mungkin?.. a-aku kira berita tentang Autumn yang telah diambil alih adalah sebuah kebohongan.. Edward.. bagaimana mungkin?" Fredrick begitu tak percaya mendengar sebuah fakta yang telah ia ketahui.

"Kami di serang secara tiba-tiba, tepat dihari ulang tahun Raja Arkata dan Seraphine..dan-" Edward menggantungkan perkataannya lalu menundukkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAHTA SANG RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang