Makasih vote & komennya :* :"
Selamat Membaca (◍•ᴗ•◍)❤
Jay mengetuk pintu ruang kerja Jungwon dengan pelan. Ia memiliki alasan untuk bertemu Jungwon-membahas kerja sama antar divisi yang sedang mereka rencanakan.
"Masuk." Suara Jungwon terdengar dari dalam, terdengar tenang namun ada nada kelelahan yang tidak bisa disembunyikan.
Jay membuka pintu dan masuk, membawa berkas-berkas proposal di tangannya. "Pagi, Jungwon." Sapanya dengan senyum tipis.
Jungwon mengangkat kepalanya dan mencoba tersenyum meski jelas terlihat ada beban yang ia tanggung. "Oh, Jay? Ada yang bisa kubantu?"
Jay mengambil tempat duduk di seberang meja Jungwon. "Aku ingin membahas proposal kerja sama antar divisi yang kita diskusikan minggu lalu," katanya sambil membuka map di tangannya. "Ada beberapa poin yang ingin aku tambahkan sebelum kita ajukan ke direksi."
Jungwon mengangguk, mencoba fokus pada topik pembicaraan. "Baik, aku dengarkan," jawabnya. Jay mulai menjelaskan beberapa perubahan yang diusulkan, sambil menunjukkan beberapa data pendukung. Namun, di tengah penjelasan, Jungwon tampak melamun, pandangannya menerawang sejenak, kemudian menghela napas panjang.
Jay berhenti berbicara, alisnya terangkat melihat perubahan ekspresi Jungwon. "Kau baik-baik saja?" tanyanya, sedikit khawatir.
Jay melirik jam di pergelangan tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum kecil. "Kau terlihat tegang, bagaimana kalau kita membicarakan ini sambil minum kopi di kafe terdekat? Suasananya pasti lebih santai daripada di sini." Ajaknya dengan nada ringan.
Jungwon tampak ragu sejenak, lalu mengangguk pelan. "Ya, sepertinya itu ide bagus. Aku juga butuh udara segar." Jawabnya sambil merapikan beberapa berkas di mejanya sebelum berdiri.
Mereka keluar dari ruang kerja, berjalan menyusuri koridor kantor yang sepi. Namun, Jay merasakan sesuatu yang ganjil. Beberapa orang di sepanjang koridor tampak memperhatikan mereka dengan tatapan mencurigakan. Bisikan-bisikan kecil terdengar, membuat Jay merasa tidak nyaman. Dari sudut matanya, ia melihat ekspresi gugup di wajah Jungwon yang tampaknya juga menyadari tatapan dan bisikan tersebut.
Saat mereka melangkah keluar gedung dan menuju kafe terdekat, suasana mulai terasa sedikit lebih santai. Namun, meskipun udara luar lebih segar, Jay bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Jungwon. Ketika mereka sudah duduk di kafe dan membicarakan poin-poin dalam proposal, perhatian Jungwon beberapa kali terlihat teralihkan. Matanya sering melamun, dan tangannya sesekali mengusap lehernya, seperti sedang memikirkan sesuatu yang lebih besar dari sekadar proposal.
Jay menghentikan penjelasannya, memandangi Jungwon dengan alis terangkat. "Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir. "Kau kelihatan tidak fokus sejak kita keluar dari kantor tadi."
Jungwon tersentak, menatap Jay sejenak sebelum menghela napas panjang. "Maaf, Jay. Aku... aku hanya sedikit terganggu dengan beberapa hal."
Jay menyandarkan tubuhnya ke kursi, melipat tangannya di depan dada. "Ini tentang tatapan aneh yang kita dapatkan di koridor tadi, bukan? Apa mereka sedang membicarakan kita?" tanyanya dengan serius.
Jungwon mengangguk pelan, menatap secangkir kopi di depannya.
"Jay, kau sungguh tidak tahu? Atau pura-pura tidak tahu?"
Jay memiringkan kepala, satu alisnya terangkat tanda tak paham.
"Tunggu, aku benar-benar tak mengerti. Ada apa sebenarnya? Sebelum ini, aku juga sempat merasa suasana di kantor agak janggal, beberapa karyawan seperti sedang menggosipkan sesuatu, tapi aku belum tahu siapa, dan jujur aku tidak tertarik juga. Mungkin karena proposal ini terlalu menyita perhatianku." Jelas Jay panjang lebar meski dengan ekspresi santai dan tak ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing The Sun [JAYWON X JUNGKOOK]
FanfictionSeperti bunga matahari yang selalu menghadap cahaya, meski tahu ada awan yang bisa menutupinya kapan saja. Mopkiemaw | 2024