02

15 1 0
                                    


07.20

Minggu pagi ini, Wonpil telah melakukan berbagai aktifitas untuk menjaga kebugaran dirinya. Walaupun tak berat, tapi cukup untuk membuat Wonpil mengeluarkan keringatnya.

Ia mulai dari lari pagi mengelilingi taman. Sungguh, berlari selama 10 menit sudah membuat kedua kakinya lemas sepenuhnya, ia sering kali berhenti untuk beristirahat lalu melanjutkan larinya kembali.

Kesehatan fisik Wonpil menurun semenjak ia berada di bangku sekolah SMA, karena sejak itulah kehidupannya semakin keras. Selain masalah sekolah, ia juga semakin bermasalah di mata sang ayah, pukulan dan kemarahan ayah selalu menyelimuti kegiatannya saat di rumah.

Wonpil selalu berusaha untuk mengembalikan kebugarannya.

Namun, mentalnya yang lemah, turut melemahkan sistem imunnya.

Wonpil berhenti disalah satu gazebo untuk sekedar merebahkan dirinya di sana. Bersyukurlah, taman ini memiliki beberapa gazebo untuknya berbaring, menyelaraskan nafasnya agar tetap hidup.

Ia mengelap peluh yang menetes di wajahnya dan sesekali menyibakkan rambutnya. Benar-benar melelahkan. Ia lupa membawa uang untuk membeli minum, sehingga ia hanya dapat menahan rasa haus sembari tetap mengambil nafas dalam-dalam.




"Kau butuh minum, tuan Kim?"

Wonpil mendongakkan kepalanya seketika mendengar namanya dipanggil.

"Eoh, kau? Mengapa kau ada di sini?" Wonpil beranjak dari tempatnya, mempersilahkan Sungjin duduk di sebelahnya.

Sungjin menurut, setelah ia memberikan sebotol air mineral pada pemuda Kim itu, ia duduk di sebelahnya.

Mereka berdua terlihat lebih dekat setelah kemarin berpapasan di dalam bus. Mereka banyak berbincang selama perjalanan kemarin, mereka memiliki beberapa hal yang sama-sama disukai. Contohnya,mengenai alat musik, Wonpil dan Sungjin mahir dalam bermain alat-alat musik seperti gitar, keyboard maupun bass. Candaan Sungjin juga masuk dalam logika Wonpil sehingga mereka dapat tertawa bersama.

Yang Wonpil ketahui, Sungjin adalah pemuda asal Busan yang merantau ke kota Seoul. Saat malam, dia mengambil pekerjaan part-time di sebuah restoran dan bila pagi sampai sore ia bersekolah. Fakta baru yang Wonpil dapat, Sungjin merupakan kakak kelasnya, dia berada di kelas 12.5, di mana sebelah kanan darinya merupakan kelas Jae yaitu 12.4

Kembali pada mereka,

Wonpil telah meminum habis sebotol air yang diberikan oleh pemuda Park tadi. Ia merasa segar sekali, jika tak da Sungjin mungkin ia sudah mati kehausan.

"Kau sendirian? Mengapa tak mengajak teman?" Tanya Sungjin.

Wonpil menggeleng, "teman dekatku hanya satu, dan dia sedang pergi dengan orang tuanya"

"Lantas? Mengapa kau tidak?"

"Di hari libur seperti ini, harusnya kalian menghabiskan-" Sungjin langsung tak melanjutkan ucapannya setelah menengok ke arah Wonpil dan mendapati pemuda Kim itu tengah terdiam dengan wajah sayu nya.

"Aku salah bicara?" Sungjin mendekatkan dirinya pada pemuda Kim itu, menatap wajah sang lawan bicara, kemudian mengelus pelan bahunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enough [SungPil] Sungjin X WonpilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang