"Eh giliran gue coy" Ucap cowok kribo, yang seragam sekolahnya rapi tapi tidak menggunakan sepatu.
"Buseet! Belum juga gue nyodok bola" Kesal belum mendapat giliran main biliard cowo itu merengek dan seketika ruang biliard itu diisi suara gelak tawa teman-temannya.
Suara berisik, kepulan asap rokok itu berasal dari ruangan biliard. Pagi hari tongkrongan depan sekolah SMA Prima pasti sudah ramai cowok-cowok yang sengaja parkir diarea tempat tongkrongan itu. Panggil saja Pak De, penjaga alias pemilik warung tersebut.
Terlihat dipojok ruangan ada dua cowo yang tidak ikut tertawa, mereka sudah tidak heran dengan kelakuan teman temannya yang aneh, menurutnya.
"Bolos atau ikut kelas?" Tanya Hendra kepada Danial.
"Bolos dulu, gue ada urusan sama Fauzi dan keknya tu anak bolos hari ini" Jelas Danial.
Seperti itulah kegiatan mereka, berangkat dari rumah, duduk di tongkrongan, pulang. Jarang sekali mereka terlihat di halaman sekolah. Terlihat kalo lagi olahraga, itupun mereka hanya main futsal.
Saat Danial ingin pergi ke belakang, ia berpapasan dengan Femas. Kemudian Danial memberhentikannya.
"Btw lo pacaran sama Citra ngapain aja?"
"Wow santai, cuma cium bibir manisnya aja bro ga lebih" Jawab Femas agak kaget, karena dihadang tiba-tiba. Setelah itu Femas pergi dengan senyum miring.
Setelah kepergian Femas, Danial kembali melangkahkan kakinya menuju tempat yang ditujunya. Melihat Fauzi dan teman temannya sedang asik, Danial menunda langkah kakinya sejenak.
Ia tampak berfikir, mungkin nanti saja ketika Fauzi sendirian.
Selanjutnya Danial berbalik melangkah keluar dari tempat itu menuju kursi kayu di tongkrongan itu, kemudian duduk dan memesan kopi dengan menyalakan rokok dari dalam sakunya. Katanya sih begitu sudah nikmat.
--------
Tak lama Danial duduk menikmati kopinya, terlihat Fauzi melangkah keluar dari ruang biliard.
"Ji Ji, sini bentar!" Teriak Danial.
"Bikin kaget aja, kenapa?" Jawab Fauzi memegangi dadanya.
"Sini dulu Jiii!"
Fauzi melangkah mendekati Danial, dan duduk di seberangnya. Mencomot keripik pisang diatas meja dan memakannya.
"Ada apa?"
"Kenalin gue sama Citra Jii!" Kata Danial langsung intinya.
"Hah? Lo kan tau sendiri Citra cewe yg ramah banget sama siapa aja, kenapa jd minta dikenalin" Jawab Fauzi heran.
"Atau lo suka sama Citra?"
"Jangan aneh aneh deh, dia cewek baek baek asal lo tau!"
Danial tampak berpikir "Yaelah santaaii aja kali, minta nomornya deh!"
"Euum oke" Ucap Fauzi sambil mencari nomor telepon Citra untuk dikirim ke Danial. Setelah selesai Fauzi berdiri,asih mengunyah keripik pisang "Tuh udah, ada lagi gak?" Tanya Fauzi sebelum benar benar meninggalkan Danial.
"Udah udah, thanks ya Jii" Jawab Danial dengan senyum sumringah.
Tampak dari kejauhan, Hendra dibuat bingung dengan ekspresi Danial yang sedari tadi senyum senyum sendiri.
Hendra mendekati Danial, lalu bertanya.
"Lo kenapa sih? Gue lihat dari jauh bahagia banget kayaknya." Sudah di depan Danial Hendra langsung duduk disampingnya menepuk pundak Danial."Lo abis ngapain sih sama Fauzi? Kenapa jadi bego gini?" Kata Hendra lagi, sambil ikut tertawa.
___________
12 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
VIVERE
FanfictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA ________________________________ "Selama 4 tahun hubungan kita, gue juga udah tau kelakuan bejat lo dibelakang gue Danial" "Gue disini tetep mau nerima lo, tapi apa balesannya?" "Emang harus mati dulu ya si Bella? biar lo bisa...