"Taksi!" Aku berseru sambil melambai-lambaikan tanganku ke jalanan, menghentikan sebuah mobil berwarna kuning neon dengan penanda holografik bertuliskan cab di atasnya.
Aku mengetuk pelan pintu mobil, membukanya dengan sentuhan. Mesin pintar di dalam mobil itu—bukan sopir—mendesing pelan seolah menyambutku.
"Selamat datang. Harap ucapkan tujuan Anda."
Aku menelan ludah. "Rumah Sakit Tokarta."
Terlihat layar di mesin itu berkedip hijau, telah mengkonfirmasi destinasiku selanjutnya. Pintu mobil menutup secara otomatis, dan tak lama kemudian kendaraan roda empat itu melaju ke depan.
"Semoga aku belum terlambat..."
***
"Shirogane-kun! Ohayō!" Salah satu dokter di lobi rumah sakit—Dr. Kohane Yoshida yang juga merupakan kenalanku—langsung menyambutku sesampainya aku disana, aksen Jepangnya terdengar kental. "Anda pasti disini untuk bertemu dengan Yuri-chan?"
Aku mengangguk.
"Silahkan lewat sini."
Aku mengikuti dokter itu hingga sampai ke ruangan kantor kepala ahli bedah. Aku tidak heran mengapa dia membawaku kesini daripada langsung ke kamar tempat kakakku dirawat, Sayuri pasti ingin bicara denganku lebih dulu.
Dokter itu berbalik badan tepat setelah kami sampai, hendak berjalan kembali ke tempatnya.
"Tunggu." Aku berseru.
Kohane menoleh. "Ada apa?"
Aku memegang pelan lengannnya, tatapanku melembut sejenak. "Ikut denganku. Ada sesuatu yang hendak kutanyakan kepada kalian berdua."
Untungnya, dia mau saja menurut.
Aku mengetuk pintu kantor—atau lebih tepatnya, menekan-nekan pelan pintunya, yang akan memicu gelombang suara mirip seperti bel.
"Masuk," terdengar suara seorang wanita dari balik pintu. Suara yang sangat aku kenali.
Aku meraih sesuatu dari balik mantelku, yang adalah keycard untuk ruangan ini. Mengapa aku memilikinya? Oh, jangankan untuk rumah sakit, aku satu dari sedikit orang yang memiliki akses ke hampir semua tempat di Neo Tokarta, bahkan Elysium sekalipun.
Aku menggesekkan keycard itu pada tempatnya, terdengar suara klik setelahnya, menandakan bahwa pintunya sudah bisa dimasuki.
Aku mendorong pelan pintunya, memperlihatkan interior kantor dokter yang nyaman dan futuristik. Seorang gadis muda terlihat cekatan bekerja di hadapan layar komputer plasmanya, mengetikkan banyak sekali kata dengan keyboard transparan dalam waktu sekejap.
Sayuri Nakamura, kepala ahli bedah Rumah Sakit Tokarta. Jangan salah fokus dengan penampilannya yang lebih mirip anak kecil usia sepuluh tahun, dia hebat dalam pekerjaannya. Walau dia hanya memiliki satu hal yang sangat disayangkan, sering sakit-sakitan.
"Ryo-san, ohayō." Dokter itu mendongak, mata biru kristalnya yang cantik menatap seolah menyambut kedatanganku.
Aku menunduk pelan, disusul oleh Kohane—sepertinya Sayuri belum menyadari keberadaannya.
"Maaf aku tidak bisa datang mememui kalian semua di Elysium kemarin. Aku sibuk sekali sampai lupa waktu."
"Oh, Ayu mengira sakitmu kambuh lagi."
Sayuri batuk. "Tidak sama sekali. Tapi aku mengerti kenapa dia berpikir seperti itu."
"Kondisimu membuat kami semua khawatir, Sayu."
![](https://img.wattpad.com/cover/376434113-288-k797262.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cybernetica: Embrace The Future [RE:IMAGINE]
Ficção Científica[WARNING: RECONSTRUCTION LINE. DO (NOT) CROSS.] [13+ | Science Fiction/Techno-Thriller/Action/Mystery/Detective Fiction] [Semua nama, tempat dan kejadian di cerita ini bersifat fiksi.] Tahun 2056, Jakarta semakin canggih saja. Sekarang bahkan berani...