11.Lelah dengan takdirnya.
Para murid kini tengah melakukan pembelajaran dikelasnya masing-masing begitupun dengan Asya, namun sayangnya gadis itu tak bisa fokus untuk sekedar memperhatikan gurunya yang tengah berdiri didepan sana.
Ia menepuk dadanya berkali-kali ketika rasa sesak di dadanya terus menyiksa, matanya terus menoleh kearah ponselnya namun waktu pembelajaran masih berlaku lama.
Semua orang tengah fokus dengan pikirannya masing-masing sehingga tak memperhatikannya sama sekali tetapi tidak dengan Abi yang sejak tadi mengamatinya penuh kebingungan.
Asya meletakkan kepalanya diatas tumpukan kedua lipatan tangannya yang ia gunakan sebagai bantal lalu menghadap kearah jendela, berharap waktu akan berjalan dengan cepat.
Sesuai dengan apa yang ia harapkan, bel pertanda istirahat berdering keras, para guru mengakhiri pembelajarannya dan pergi meninggalkan kelas di ikuti oleh beberapa murid. Kania dan Dhea kini tengah berjalan menghampirinya.
"Mau ke kantin?."
Gadis itu mendongakkan kepalanya lalu mengangguk lesu.
"Yuk!."ajak keduanya.
Sebisa mungkin ia mencoba untuk berdiri namun karena tubuhnya yang begitu lemah, alhasil ia tumbang diatas lantai dingin begitu saja.
Brukkk!.
Kedua gadis yang menyaksikannya sempat bingung dan cemas sedangkan Abi dengan sigap berlari kearah mereka dan segera melepas jaket yang tengah ia pakai, bersiap untuk menggendongnya.
"Lo berdua bantu gue!."
Keduanya mengangguk, mereka membantu Asya naik ke punggung Abi yang sudah siaga di posisinya lalu menutupi kaki Asya dengan jaket miliknya.
Tanpa ragu sedikitpun ia berlari meninggalkan kelas, disepanjang koridor kelas para murid menatapnya intens namun Abi sama sekali tak mempedulikannya karena saat ini prioritas utamanya adalah pergi menuju UKS.
Disisi lain Wildan yang menyaksikan kejadian itupun segera menepuk bahu Genta yang kebetulan ada disampingnya.
"Bukannya itu si Abi sama murid baru kan?."tunjuk nya pada Abi yang tengah berlari terburu-buru.
"Udah mulai pendekatan aja tuh orang."kekeh Bima.
"Jadi sebenarnya dia lagi pura-pura, apa panik beneran?."tanya Wildan.
"Jangan tanya gue, gue aja nggak tau!."ketus Genta lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda disusul kedua temannya.
"Tungguin gue Woy!."
***
Perlahan mata itu terbuka,mengamati dinding atap UKS bingung sambil mengerjapkan matanya berkali-kali hingga pandangannya tertuju pada seorang pemuda yang tengah berdiri sambil menatapnya cemas.
"K-kak Devan?."
"Kak Devan ngapain disini?."tanya Asya beranjak dari tidurnya.
"Ayo pulang!."ajak Devano sambil meraih ransel miliknya yang ada disana. Dengan terburu-buru gadis itu beranjak dari duduknya dan memakai sepatunya lalu menyusul Devano yang baru saja keluar dari ruang itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/375429201-288-k718865.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
S E R E N D I P I T Y S
Romance❗No plagiat❗ Bagaimana jika hal yang tak terduga tiba-tiba saja mendatangimu? Seperti yang gadis itu alami? KAFASYA AUZURA CAESA, dimana ia harus terjerat hubungan rumit dengan dua pemuda yang sama-sama ia sayangi?. ⚠️Do not copy my story. ⚠️Hope ap...